Garis Dua

[2 Minggu Kemudian]

Diana berjalan gontai memasuki kelasnya,tak seperti biasa,gadis cantik itu tak bersemangat sama sekali.

"Hai Di!" sapa Angel,sahabatnya.

"Hai" balas Dinia pelan, sambil duduk di bagkunya,yang bersebelahan dengan Angel.

"Lu kenapa? kok lemas gitu?" tanya Angel heran,tak biasanya Diana seperti ini.

"Gapapa,gue cuma lagi malas ngapa-ngapain aja" jawab Diana.

"Lu ada masalah? cerita dong" tanya Angel lagi.

Diana menggelengkan kepala,meyakinkan sahabatnya jika dirinya baik-saja.

Tak berselang lama, Gaga masuk kelas,secara tak sengaja, Gaga melihat ke arah Diana yang duduk di bangku barisan tengah.

Gaga melihat Diana sangat lesu,bahkan menundukkan kepala sejak dirinya masuk.

Gaga pikir, mungkin Diana memang masih shock dengan kejadian itu antara mereka,kejadian itu telah membuat Diana kehilangan kesuciannya.

Mau bagaimana lagi?

Gaga pun tak mengingat kejadian malam itu dengan jelas,dia tak dapat mengingat apa yang dilakukannya bersama Diana.

Gaga melintasi bangku Diana,duduk di bangkunya yang berada tepat di belakang bangku Diana.

Gaga terus menatap ke arah punggung Diana,kepala gadis itu terus menunduk,seolah memang tak ada gairah hidup lagi.

"Sebenarnya,apa sih yang gue lakuin sama dia malam itu? gue gak ingat sama sekali, tau-tau udah bangun sama dia aja" Gumam Gaga dalam hati.

Gaga masih bingung,jika memang dia memperk*sa Diana, tentulah dia akan menyadarinya,tetapi dia tak sadar sama sekali,minuma itu membuatnya mab*k berat.

"Selamat Pagi anak-anak!" Guru kelas mereka masuk,dengan mendekap buku pelajaran di dadanya.

"Selamat pagi Bu!" jawab semuanya serempak.

"Untuk pelajaran hari ini,buka halaman 205 ya,jangan sampai ada yang terlewat,perhatikan ibu baik-baik" perintah Bu Guru.

"Baik!" jawan anak-anak.

Mereka mulai membuka buku pelajaran yang mereka bawa sesuai tema,membuka lembar demi lembar mencari halaman buku yang disebutkan.

Diana melakukannya juga,baru saja membuka beberapa halaman, Diana merasakan perutnya mual.

"Hufffttpph" Diana menutup mulutnya dengan tangan,ketika merasakan sesuatu ingin keluar dari mulutnya itu.

""Hmphhh" Lagi, Diana merasaka perutnya benar-benar tak enak,rasa mual membuatnya tak nyaman.

"Di,lu kenapa?" tanya Angel khawatir.

Diana menggeleng-gelengkan kepala,dia pun tak tahu dirinya kenapa.

Diana berlari keluar dari kelas menuju toilet sekolah, Angel meminta izin untuk menyusulnya.

Di dalam toilet, Diana memuntahkan semua isi perutnya,rasa mual itu tak dapat di hindari,gadis cantik itu terus menerus muntah.

Angel datang dan membantu Diana,dengan mengurut-urut bagian tengkuknya,agar Diana bisa memuntahkan semuanya,yang bisa membuatnya tak mual lagi.

"Lu kenapa sih? masuk angin ya?" tanya Angel.

"Gak tau Ngel,tapi rasanya perut gue mual banget,gak enak" jawab Diana.

"Ya udah,kita ke UKS aja yuk,mungkin aja lu sakit" ajak Diana.

"Nggal usah deh,gue mau balik ke kelas aja,perut gue udah enakan kok" Diana menolak dan memilih untuk kembali ke kelasnya.

Angel menuntun Diana untuk kembali ke kelasnya, Diana sungguh lemas.

Saat kembali ke kelas, Bu Guru langsung menanyakan apa yang terjadi pada Diana,tetapi Diana hanya mengatakan jika dirinya masuk angin saja.

Tentu, Diana tak tahu gejala apa yang dirasakannya,yang dia tahu hanya gejala masuk angin saja.

Jam Istirahat

Sebagian murid keluar untuk pergi ke kantin di jam istirahat,tetapi ada juga yang memilih untuk tetap di kelas,salah satunya adalah Diana.

Diana enggan kemana-mana, tubuhnya terasa lunglai,semangatnya redup.

Angel sedang ke kantin,sehingga Diana duduk sendirian.

Gaga yang baru masuk lagi ke kelas setelah dari kantin, menghampiri Diana.

"Lu sakit?" tanya Gaga.

Diana menoleh sekilas,lalu memalingkan muka, Diana masih benci pada Gaga.

"Mau ke Dokter?" tawar Gaga.

Diana tak menjawab,gadis itu tetap diam seribu bahasa.

Gaga yang merasa di acuhkan,kembali ke bangkunya,tak berani bertanya-tanya lagi.

Sejak kejadian itu, Diana tak pernah mau lagi bertegur sapa dengan Gaga,dia bahkan selalu menghindari pemuda itu.

Diana membenci Gaga,karena telah merenggut kesuciannya malam itu,meski Gaga terus mengaku tak ingat apapun,tapi tetap saja,bagi Diana Gaga bersalah.

Angel kembali dengan membawakan semangkuk bakmi kesukaan Diana,dia dengan sengaja membelikannya,agar Diana mau memakannya.

"Makan dulu Di,mumpung masih panas" Angel mengaduk-aduk bumbu dan kuah bakmi menjadi satu,dan menyajikannya untuk Diana.

"Gue gak laper Ngel" ucap Diana.

"Tadi kan lu udah muntahin semuanya,pasti perut lu kosong,makanya lu harus isi lagi perutnya biar gak laper" Angel berusaha membujuk.

"Gak ada selera makan,gue gak pengen makan apapun" jawab Diana,menolak.

"Di,nanti lu sakit,gimana kalo kita ke Dokter aja? mungkin Dokter bisa periksa kondisi lu lebih lanjut" ajak Angel.

"Iya,gue mau ke Dokter sepulang sekolah" jawab Diana.

"Mau gue anter?" tawar Angel.

"Nggak usah,gue sama sopir aja" tolak Diana.

"Oke deh, mudah-mudahan gak ada penyakit berbahaya ya, mudah-mudahan cuma masik angin doang" Angel berharap tak ada penyakit yang serius dari sahabatnya.

Diana menganggukkan kepala,mengaminkan harapan Angel untuknya.

*****

'teeeettttt'

'teeeettttt'

'teeeettttt'

Bel pulang sekolah berbunyi,pertanda bahwa jam kelas sudah berakhir,seluruh siswa siswi dan guru boleh pulang.

Diana berjalan cepat ke arah parkiran mobil,tanpa basa basi langsung masuk ke dalam mobil.

"Pak Asman,tolong antar ke Dokter ya" pinta Diana, kepada sopir pribadinya.

"Non Diana sakit?" tanya Pak Asman.

"Nggak tau,tapi badanku rasanya gak enak,mau periksa aja" jawab Diana.

"Baik Non" jawab Pak Asman patuh.

Mobil Diana melaju keluar dari halaman sekolah,berbelok arah dari tujuan ke rumah menjadi tujuan ke klinik.

Diana ingin memeriksakan kondisinya saat ini,mungkin saja memang dirinya sedang sakit, Diana ingin mencegah penyakit apapun menyebar dalam tubuhnya sejak dini.

Tak butuh waktu lama,mobil Diana telah masuk ke halaman klinik terdekat,dia berlari-lari pelan masuk ke dalam gedung klinik tersebut,meminta sopir untuk menunggunya di mobil saja.

Diana duduk di kursi tunggu,masih ada beberapa pasien yang mengantri bersamanya.

Satu per satu pasien telah di panggil, Diana sedikit lega, ketika antriannya berkurang,setidaknya dia takkan lama lagi menunggu gilirannya.

"Diana Riddick Wiratmaja!" panggilan dari dalam ruang pemeriksaan,memanggil namanya.

Diana beranjak masuk ke dalam ruangan itu.

"Silahkan duduk" Dokter wanita mempersilahkan Diana untuk duduk.

"Apa keluhannya?" tanya Dokter.

"Saya mual-mual terus Dok,perut saya rasanya kayak di obok-obok gitu" jawab Diana jujur.

"Hmmm... apa kamu masih rutin datang bulan?" tanya Dokter lagi.

Diana yang masih memakai seragam sekolahnya itu,membuat curiga sang Dokter,setelah mengatakan mual-mual gejala yang dirasakannya.

"Kayaknya,bulan ini belum Dok,udah telat" jawab Diana polos.

Dokter pun menjadi semakin curiga.

"Kamu pernah melakukan hubungan badan?" Dokter memastikan.

Diana terdiam,dia tak tahu apakah pernah atau tidak,tetapi saat itu dia dan Gaga bangun dalam keadaan memalukan,sedangkan Diana tak tahu apa yang terjadi malam sebelumnya.

"Kenapa diam?" tanya Dokter semakin curiga saja pada Diana.

"A,a,anu... sebenarnya... saya gak tau apa saya pernah berhubungan badan atau nggak,tapi saya pernah bangun dalam keadaan telan*jang bersama teman sekelas saya Dok" Diana dengan malu-malu menceritakan apa yang dialaminya.

"Bangun dalam keadaan telanj*ng dengan teman sekelas?" Dokter ingin yakin.

diana yang menganggukkan kepala.

"Kamu gak ingat apapun yang terjadi?" tanya nya lagi.

Diana menggelengkan kepala.

"Apa kamu merasakan sesuatu yang aneh di bagian intim kamu?" Dokter semakin ingin tahu lebih banyak.

"Sakit,perih,basah" jawab Diana polos.

Mendengarkan penjelasan Diana, Dokter semakin yakin dengan gejala yang dirasakan Diana itu.

"Kamu masuk ke kamar mandi,pipis,dan masukkan benda ini ke dalam air kencing kamu,setelah itu bawa pada saya" Dokter memberikan alat tes kehamilan pada Diana.

Diana dengan patuh menurutinya,dia pergi ke kamar mandi untuk melakukan apa yang Dokter perintahkan.

Tak berselang lama, Diana keluar dari toilet,dengan membawa alat tes kehamilan di tangannya,lalu memberikannya pada Dokter.

Dokter menghela nafas berat saat melihat hasilnya.

"Kenapa Dok?" tanya Diana.

"Kamu Hamil" jawab Dokter.

Seketika,mata Diana terbuka lebar,membulat sempuran,menunjukkan dua netra cokelatnya yang indah.

Diana tercengang,bagaikan tersambar petir di siang bolong.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!