Mengibarkan bendera perang

Sang Kakek mengedikkan bahunya, acuh. Pria tua bernama Batara Sbastian itu berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ke arah pintu keluar Villa itu. Namun baru satu langkah, Kakinya sudah tertahan ke empat tangan Cucunya.

"Kek!" rengek keduanya.

Kakek Batara Dian saja, Pria itu mengeluarkan ponsel dari tas kecil yang bergelayut di dadanya, dan langsung melakukan panggilan telepon.

“Sansos, depak kedua cucu luknatku dari perusahaan.“

Mendengar sang Kakek akan memecat mereka dari perusahaan, Lolita langsung beranjak dari lantai, berpindah ke arah sang Mama yang masih duduk di sofa.

"Ma, aku gak mau di pecat. Tolong bilangin sama Kakek, Ma" mohon Lolita. Berpikir kalau dia di pecat, itu artinya ia tidak akan punya kesempatan naik jawaban menjadi Direktur utama di perusahaan itu. Serakah memang, tapi itulah kenyataannya seorang Lolita.

Mendengar anaknya memohon, Ibu Aprilia langsung berdiri dari tempat duduknya, di ikuti sang suami yang duduk di sampingnya dari tadi. Wajah sepasang suami itu terlihat datar tanpa ekspresi.

“Mama, Papa" rengek Lolita lagi, namun tidak dihiraukan oleh kedua orang tuanya.

Malah kedua orang tuanya melangkahkan kaki bersama ke arah pintu tanpa mengatakan apa pun.

“Mama! Papa!" Lolita langsung mengikutinya.

Sedangkan Aron, yang belum melepas kaki sang Kakek, terus memohon kepada pria tua itu supaya tidak memecatnya dan tidak menikahkannya dengan Lolita, gadis yang paling menyebalkan di Dunia ini.

"Kakek, Aron janji akan lebih giat bekerja lagi memajukan perusahaan Kakek" bujuk pria berusia dua puluh lima Tahun itu sembari memijat mijat kaki sang Kakek.

Kakek Batara memutar mata jengah. Cucu luknatnya itu sangat pandai merayunya. Namun kali ini pria itu tidak akan luluh lagi.

"Kaki Kakek pasti lelah, Aron pijitin ya."

Begitulah seorang Aron, meski terlihat sangat berwibawa saat bekerja. Namun itu tidak berlaku di depan sang Kakek. Dia akan berubah menjadi bocah berusia lima Tahun. Karena semenjak lahir, sang Kakek sangat memanjakannya, terlebih Aron dan orang tuanya tinggal bersama di rumah sang Kakek. Dan berbeda lagi jika Aron bersama pacar pacarnya, Aron akan bertingkah menjadi pria yang sangat mesum.

Berbeda dengan Lolita, semenjak lahir gadis itu tinggal di rumah orang tua Ayahnya yang sudah lama tiada. Membuat Lolita cemburu pada Aron yang sangat dekat dengan Kakek Batara. Terlebih Kakek Barata sangat kaya, berbeda dengan Kakek dari Papanya yang memiliki harta tidak seberapa. Menurut Lolita, Kakek Batara lebih menyayangi Aron.

"Menikah atau di pecat" telak sang Kakek, menendang cucu kesayangannya itu supaya melepas kakinya.

Meski sempat kakinya terlepas, namun Aron yang pantang mundur kembali menangkap kakinya, sehingga langkahnya kembali terhenti.

“Kek, kami kan cuma tidur, gak ngapa ngapain. Masa gara gara itu harus di nikahkan. Dulu waktu kecil kan kami sering tidur bareng juga. Kakek gak kenapa kenapa, diam aja" oceh Aron masih berusaha merayu sang Kakek.

"Kalian tidur gak pakai baju, apa yang kalian lakukan?" geram sang Kakek, gemas ingin memukul kepala cucunya itu.

“Ya...aku kan sudah terbiasa tidur gak pake baju dari dulu. Kakek juga tau itu" jawab Aron apa adanya.

Begitulah kebiasaan Aron dari dulu, sering tidur tidak pakai baju dan celana, begitu juga dengan Lolita sepupunya. Bisa di bilang, keduanya memiliki karakter yang sama, dan memiliki kebiasaan yang sama.

“Tapi kenapa kamu masuk ke kamar Lolita? Ha!. Bukankah Kakek sudah bilang, kalau kamu tidur di luar.“

Aron mengerucutkan bibirnya mendengar ocehan sang Kakek." tadi malam aku kedinginan, makanya aku masuk ke kamar Lolita. Habis Kakek juga mengunci pintu kamar Kakek.“

"Siapa juga yang mau tidur dengan orang bau alkohol" cetus Kakek Batara, menendang sekali lagi dada Aron dan langsung pergi.

Ya tadi malam Aron mabuk, tapi itu faktor tidak di sengaja. Lolita lah penyebabnya. Saat dia tersedak makanan, Lolita yang duduk di sampingnya memberinya sebotol minuman yang ada gambar buahnya. Eh ternyata isinya beda, sehingga membuat Aron sedikit tidak waras tadi malam. Aron tau, Lolita memberinya minuman luknat itu, untuk membuat jati dirinya jelek di depan sang Kakek. Sehingga Aron pun membalas perbuatan gadis itu, dengan tidur di samping gadis itu, dan mengerjainya.

Hari sudah siang, mereka harus segera pulang. Jangan sampai mereka sampai di rumah kemalaman, karena besok mereka harus sudah kembali bekerja.

"Pa, Ma" Aron memanggil orang tuanya yang hanya diam dari tadi. Tidak membelanya sama sekali seolah olah dia bukanlah anak mereka.

Pak Lingga mengedikkan bahunya lantas merangkul pinggang sang istri keluar dari Villa meninggalkan Aron yang masih duduk di lantai.

Kalau sudah bersangkutan dengan Aron, pria itu akan selalu menyerahkannya kepada sang Kakek. Tidak ingin ambil pusing mengurus anaknya yang satu itu. Yang suka bermain perempuan dan memiliki otak sedikit tidak waras.

**

Saat ini, di sinilah Aron dan Lolita berada. Keduanya berdiri berdampingan di atas pelaminan setelah tadi pagi mereka melaksanakan ijab kabul. Keduanya terlihat tersenyum ramah pada tamu undangan yang mengucapkan selamat. Tapi setelah itu, senyum keduanya langsung hilang setelah tamu itu pergi. Keduanya akan kembali saling bertatapan mengibarkan bendera perang.

Pernikahan itu tidak bisa mereka hindari lagi. Karena Kakek Batara tidak main main dengan ancamannya.

Pernah Lolita dan Aron membantah, malah Keduanya di seret keluar dari perusahaan oleh security atas perintah sang Kakek. fasilitas mereka di sita dan semua kartu ATM mereka di bekukan, sehingga keduanya tidak bisa berbuat apa apa. Dan jadilah mereka sepasang suami istri mulai hari ini.

"Lihat saja, aku akan membuatmu menyesal telah menikah denganku Hahahaha...!“ Aron tertawa di dalam hati dengan rencana busuknya.

"Aku juga akan membuatmu kapok sudah menjadi suamiku" balas Lolita dalam hati. Wanita itu mengangkat dagunya lalu membuang muka dari Aron, lalu mata Lolita memicing tajam ke samping.

Saat para tamu naik ke pelaminan lagi, keduanya kembali tersenyum ramah menyambut ucapan selamat para tamu undangan itu.

Begitu seterusnya sampai acara selesai. Dan kini keduanya sudah berada di kamar hotel yang sama. Tepatnya di kamar pengantin mereka yang sudah di hias layaknya kamar pengantin baru.

"Kamu tidur di bawah. Aku gak mau tidur satu kasur denganmu." Lolita yang sudah berada di atas kasur membuang bantal dan guling ke arah Aron yang baru keluar dari dalam kamar mandi.

"Enak saja, kamu aja yang di bawah.“ Aron tidak terima, pria itu pun menarik tubuh Lolita dari atas kasur.

"Aku gak mau, kamu kan cowok, ngalah napa?." Lolita memberontak dan menahan tubuhnya. Namun itu tidak berarti bagi Aron, tubuh Lolita yang jauh lebih kecil dari tubuhnya, dengan mudah ia hempaskan ke lantai.

“Awu!." Lolita meringis kesakitan di bagian pantatnya.

Tak terima dengan perlakuan kasar Aron, Lolita pun menarik handuk Aron yang masih melilit di pinggang pria itu.

“Aaaa!."

Terpopuler

Comments

Arsyad Al Ghifari 🥰

Arsyad Al Ghifari 🥰

🤣🤣🤣🤣 mereka ini lucu banget sih .pasti seru nih😂😂

2024-01-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!