Suara alarm handphone terdengar memekakan telinga. Pemilik ponsel yang terletak di atas nakas itu mengambilnya dengan meraba. Mematikan bunyi bising itu lalu melempar sumber bunyi ke sebelahnya.
Rambut panjang melebihi bahu itu tampak tidak rapi namun masih terlihat sehat dinilai dari kilau hitamnya.
"Aduh! Kok sudah pagi aja sih. Baru juga nutup mata!" umpatnya malas, matanya masih terpejam namun tangannya kembali meraba ponsel yang tadi ia lempar karena berdering.
"Hm! Aku udah bangun" ucapnya manja pada seseorang diseberang sana
"Hari ini livenya jam sepuluh kan? Aku mau ngantar mama checkup nih!" suara kicauan dari seberangsana tampak seperti keberatan dan penuh dengan penolakan.
"Huuuft, atur aja deh! Gue mandi dulu. Satu jam lagi aja kita mulai livenya, pokoknya harus gue yang antar mama, nggak boleh orang lain titik!" ucapnya lalu mematikan panggilan itu sepihak. Mengambil cepitan rambut yang ada di laci nakas lalu turun dari kasur, memasangkan kakinya pada sendal berbulu halus berwarna putih berkarakter kelinci.
Belum sempat ia masuk ke dalam kamar mandi, suara ketukan dari luar menghentikan aktifitasnya.
"Masuk saja, Ma. Nggak dikunci kok!" ucapnya sedikit mengeraskan suara. Sudah pasti yang datang ke kamarnya sepagi ini adalah Mamanya.
Wanita berusia sekitar 60 tahunan itu tampak segar dengan gamis berwarna maron dan hijab berwarna krem itu masuk mengumbar senyum.
"Anak ganteng mama belum mandi?" ucapnya memeluk dan mencium pipi anaknya
"Ya Allah, asem beneer anaknya Mama"
"Ya makanya itu, ini juga mau mandi" jawabnya membenarkan kembali rambut panjangnya yang tidak rapi di depan kaca
"Ih ... Agak cabi deh." ucapnya sendiri menatap pantulan wajahnya di kaca
"Mama nih ... Nggak usah masak hari ini ya, Ma. Aku tuh selalu nggak bisa nolak masakan mama. Jadi gendut kan nih. Harus diet deh kayaknya"
"Nggak perlu diet-dietan lah, Sayang. Kamu itu udah ganteng. Kalau diet bolehlah dietnya si dady corbuzier itu aja, sekalian kamu fitnes biar tambah ganteng anaknya mama" ucap sang mama memegang kedua bahu dan menatap intens darah dagingnya tersebut.
"Aku ini cantik, Ma. Amara, Lady Amara. Bukan ganteng" ucap nya manja sambil memeluk mamanya memberikan kecupan pada pipi wanita tua itu
"Kamu itu, Damar. Anak gantengnya mama! Sampai kapanpun kamu itu tetap Damar. Anak yang ada dalam perut Mama yang mama tunggu-tunggu kedatangannya. Yang paling mama sayangi bahkan sebelum kamu lahir kedua ini." balas perempuan itu lembut tapi penuh dengan ketegasan
"Kata Amel hari ini kalian ada live kan, ya sudah siap-siap. Nanti kalau pekerjaannya udah kelar panggil mama di kamar ya. Hari ini jadikan kamu yang antar mama checkup? "
"Iya, Mama. Kan aku udah janji. Mandi dulu ya, Ma. Ntar Amel ngerep lagi tau aku belum siap-siap. Soalnya aku majuin waktunya, biar bisa ngantarin mama. Sekalian kita ke travel nya ya, Ma" ucap laki-laki berpenampilan wanita itu, tanpa lebih dulu mendapatkan persetujuan dari ibunya ia langsung masuk kedalam kamar mandi
Wanita tua itu menarik nafas dalam lalu membuangnya dengan kasar. Bibirnya bergerak semu sepertinya sedang berdzikir dalam diam.
"Ya Allah kembalikan anak hamba ke jalan yang benar" Doanya lirih menatap bingkai foto berisikan tampilan sang anak memakai gaun merah cantik dengan mahkota membingkai kepalanya yang terpajang besar diatas kasur tidur kamar itu.
.
.
.
Episode 2, ayo berikan saran dan kritik kalian teman-teman. Maaf kalau masih ada typo disana sini 🙏 Happy reading 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
White Rose
baru bab 2 aku Thor,, lanjuut
2024-04-22
0
Wina Yuliani
nah mulai rame nih, ternyata mas damar noni noni ya
2024-03-29
1