Penghianat

Arliana dan beberapa teman satu pekerjaannya tampak bekerja diluar. Ada yang memindahkan barang-barang dari mobil box dan ada pula yang tampak sedang memeriksa sesuatu disana. Itulah yang sedang dikerjakan oleh gadis itu.

Dengan membawa beberapa catatan nama-nama barang dan pena, gadis itu tampak sibuk.

Setelah semuanya hampir selesai gadis itu tertarik dengan seseorang yang gerak-geriknya tampak gelisah. Mencurigakan!

Minimarket tempat nya bekerja kebetulan berdampingan dengan bank, sudah hal yang biasa melihat orang keluar masuk dari gedung itu tapi entah kenapa laki-laki berpakaian khas sopir orang kaya itu begitu menarik perhatiannya.

Gelagatnya seperti sedang memantau seseorang, selalu mengusap kasar wajahnya dan telihat sangat tegang.

Arliana terus memperhatikannya, sampai seseorang keluar dari dalam sana diantar oleh security yang sedang bertugas hari itu.

Saat wanita tua itu hendak memasuki mobil, sang security tadi didorong sampai terjatuh oleh laki-laki yang dari tadi diperhatikan Arliana. Lalu dua orang berbadan besar menghadang perempuan tua itu dan mengambil paksa tas yang di jinjingnya. Wanita itu berteriak, meminta pertolongan namun tidak ada yang berani karna para perampok itu membawa senjata api dan juga senjata tajam. Security tadi mencoba menolong dengan memberikan perlawan kepada orang yang berbadan besar itu namun kalah telak. Perempuan tadi berteriak meminta pertolongan lagi tidak kuat menahan tas yang sedari tadi ia pertahankan. Tubuh tuanya terpental menabrak badan mobil.

Tanpa berpikir panjang Arliana berlari mendekati perampok itu dengan membawa galon air mineral kosong. Memberanikan diri memukulkan benda itu sekeras mungkin tepat mengenai kepala salah satu perampok yang berhasil merampas tas si ibu tua.

"Aaaa!" erang laki-laki itu memegang kepalanya lalu spontan melihat ke arah Arliana.

"Beraninya sama orang tua! Pengecut!" ucap Arliana memberikan tendangan tepat pada perut bagian bawah perampok itu.

Laki-laki itu kesakitan, beringsut duduk dan melemparkan tas yang berhasil ia pegang kepada temannya.

"Pak! Bangun dong! Woy ... Bantuin!" ucap Arliana pada security dan teman-temannya yang hanya jadi penonton disana. Namun tidak ada yang bernyali besar seperti dia.

Walau sendiri nyali Arliana tidak ciut sedikitpun. Walau hanya pernah masuk dalam kelas beladiri beberapa tahun saja, Arliana memberanikan diri membahayakan dirinya sendiri demi orang lain.

"Berani juga loe ya, cantik!" ucap laki-laki berbadan besar lainnya menatap Arliana dengan tatapan jahat. Menyerang wanita itu tanpa perduli kalau lawannya adalah seorang wanita.

Arliana mulai kewalahan, sudut bibirnya berdarah. Sementara laki-laki yang sempat KO tadi sudah bisa mengatasi kesakitannya.

"Sudah, Bro! Kita harus segera pergi!" ucapnya

"Kita harus pergi sekarang!" jerit laki-laki yang sejak awal dicurigai oleh Arliana tadi. Pandangan wanita tua yang terduduk bersandar di bahu mobil itu penuh dengan kebencian menemui asal suara. Sambil memegang dada wanita itu menyumpah sang sopir pribadi walau lirih

"Oke" jawab laki-laki yang sedang menghajar Arliana

Tendangan terakhir membuat Arliana terjatuh,

"Aaa .... "

"Makanya jangan sok jadi pahlawan!!! Cuih!" umpat perampok itu sambil meludah meninggalkan Arliana yang sedang kesakitan

Sambil melayangkan satu tendangan

"Grep!" seketika laki-laki itu terjerembab karena Arliana menangkap kaki yang menendangnya dan menarik kaki tersebut dengan sisa-sisa tenanga yang ia miliki

"Bug! Bug!" Arliana memberikan pukulan serta tendangan pada laki-laki tersebut, lalu mengambil tas milik si ibu tadi

Saat berjalan menghampiri wanita tua tadi langkahnya terhenti, tubuhnya ambruk tepat dihadapan wanita tua itu, mata Arliana membulat penuh. Saat suara tembakan terdengar menggelegar.

Sakit! Sakit sekali rasanya, pandangannya buram dan semakin lama semakin menghitam.

Tas yang ia pegang kembali diambil oleh salah satu perampok dan pergi dengan mobil hitam yang berada tepat didepan mobil wanita yang baru saja keluar dari bank tadi.

"Tolong! Tolong! Ya Allah ... Nak. Bangun, Nak. Bangun!"

"Siapa saja! Tolong telepon ambulance!!!" Wanita tua itu menangis. Memeluk Arliana yang bersimbah darah

Terpopuler

Comments

White Rose

White Rose

woii damar Tolong arliana woooii,kau kan cowoook

2024-04-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!