Yang Cantik Itu! Suamiku

Yang Cantik Itu! Suamiku

Biro Jasa

Langkah demi langkah menapaki jalanan khusus pejalan kaki, pemilik wajah sendu berkulit sawo matang itu sesekali menyeka bulir keringat dipelipisnya. Sambil menjinjing tas berwarna coklat pekat yang warnanya tampak memudar.

Bangunan beratap biru menghentikan langkahnya, mencari tempat berjarak diantara beberapa orang yang ada disana, untuk mengistirahatkan kakinya yang sudah hampir setengah hari ini aktif melangkah.

"Permisi, Mba" ucapnya mengulas senyum saat hendak duduk disebelah wanita ber-almamater disampingnya. Wanita tadipun mengangsur duduknya sedikit menepi ke sisi kanan.

Gadis bernama Arliana itu mengambil sebotol air dalam tasnya, menghilangkan rasa haus dan mungkin saja memperlambat rasa lapar yang mulai terasa datang.

Sejenak mengambil ponselnya sekedar melihat waktu. Pantas saja ... ternyata hari mulai sore.

Bus yang ditunggu oleh semua orang yang ada di halte itu pun sampai. Bergantian satu persatu masuk ke dalamnya, tak ketinggalan Arliana.

Lagi-lagi gadis itu duduk bersebelahan dengan perempuan yang tadi duduk disebelahnya saat berada di halte.

"Pulang kuliah ya, Mba?" sapanya berbasa-basi

"Hm ... Iya. Mba nya?" balas perempuan tadi, wajahnya yang tanpa ekspresi mulai menunjukkan bahwa dia juga manusia ternyata. Seulas senyum walau sebentar tersemat diwajahnya

"Baru pulang dari biro jasa penyalur asisten rumah tangga dan penjaga jompo, Mba" jawab Arliana panjang. Wanita tadi menatapnya sekilas lalu bibirnya membentuk bulatan kecil

"Bukan orang sini ya?"

"Iya, Mba. Saya perantau"

"Darimana?"

"Dari desa kecil dipedalaman kota Medan, Mba" jelas Arliana

"Ooo ... Pantesan kaku banget manggil, Mba nya. Kalau biasa panggil kakak atau abang pake itu aja kali, Mba. Nggak usah ilangin jati diri" ucap wanita tadi yang mulai akrab, kali ini senyumannya bertayan lama bahkan sampai menampakkan gigi-giginya

"Hehe ... Iya, waktu itu pernah manggil abang sama orang, saya malah dimarahin, Mba. Katanya 'Saya bukan tukang bakso ya!'" balas Arliana berkacak pinggang menirukan suara laki-laki yang pernah marah saat dulu ia pernah berbicara saat pertama kali sampai di Jakarta.

"Haha ... Lucu juga kamu ya. Oke lah, saya duluan ya. Kosan saya di balik gang situ!" Tunjuknya saat bus mulai melambatkan laju kendaraannya.

"Makasi, Bang. Hapal banget saya turun dimana!" ucap gadis beralmamater tadi pada kernet dan sopir sambil menepuk bahu kernet tersebut

"Sampe rumah langsung makan! Jangan lupa baju kotor gue di kamar tu di cuci in! Gue gantung dibalik pintu!" ucap sopir bis tersebut

"Iyee! Bawel banget sih. Entar pulang jangan lupa beliin gue nasi goreng pake ayam ye. Law kagak gue masukin got tu baju kotor lo sekalian!" jawab gadis tersebut sambil lari

"Iyeee! Pamrih banget lo jadi orang. Untung adek gue lo!" jawab sopir sembari menginjak gas

"Tadi katanyanya ngekos, nggak taunya warga asli sini" ucap Arliana dalam hati. Teringat pesan ibunya kalau di kota besar nanti jangan cepat percaya dan akrab sama seseorang walaupun kelihatannya baik.

\=\=\=\=

Arliana mengunci pintu kamar kos-kosannya. Menggantungkan ras kusamnya dibalik pintu lalu segera membersihkan diri di kamar mandi.

Ponselnya berdering, gadis itu melihat panggilan masuk dan langsung mengangkatnya.

"Iya, Pak. Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam. Bagaimana tadi? Lancar? Apa langsung dapat pekerjaan?" tanya seseorang dari seberangsana.

"Kalau saja melamar kerja segampang itu, tidak akan banyak pengangguran dimuka bumi ini, Pak" jawab Arliana tertawa

"Iya ... Iya. Kamu benar juga. Jadi, besok kamu tidak izin lagi kan? Saya bingung mau jawab apa kalau nanti bos nanyain kamu"

"Maaf merepotkan, Pak. Besok Arliana kerja kok. Bapak kalau mau libur juga nggak apa-apa. Kita gantian nanti biar Arli yang ngizinin bapak sama pak Bos!"

"Kamu ini bisa saja. Ya sudah, Bapak mau kerja lagi"

Panggilan itu pun berakhir, Nasib baik Arliana punya tetangga di kampung yang keluarganya ada di Jakarta. Jadi walaupun tidak terlalu akrab, Arliana tidak merasa sebatang kara hidup di kota besar seperti ini.

Untuk menghidupinya gadis itu saat ini bekerja di sebuah mini market, sambil menunggu pekerjaan yang selama ini selalu ia incar. Menjadi Art atau penjaga jompo, kenapa? Karena dia tidak akan kebingungan mencari tempat tinggal.

.

.

.

Selamat membaca semua semoga ada hikmah dalam setiap bacaan, walau hanya sekedar hiburan 🙂👌

Terpopuler

Comments

White Rose

White Rose

sudah lama tak silaturrahmim, met lahir batin ya Thor.. masih terus berkarya author yg selalu menulis cerita tak biasa ini.

2024-04-21

0

Wina Yuliani

Wina Yuliani

cerita d awal bagus, tp masih rada bingung sama alurnya, semangat thor 💪

2024-03-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!