Menyatu Dengannya dan Memulai Hidup Baru?

Malam setelah terjadinya kecelakaan itu, Vian segera dilarikan ke rumah sakit oleh orang-orang yang kebetulan berada di lokasi di mana Vian mengalami kecelakaan. Orang tuanya pun sudah dihubungi oleh pihak rumah sakit, tentang kondisi Vian saat ini.

Nino dan Malaikat penjaga masih setia mengawasi, dan menjadi penonton setia.

“Mengapa kau tidak menyelamatkannya dan membiarkan dia terluka. Bukankah kau ini Malaikat?” Nino memulai pembicaraan.

“Malaikat itu memiliki tugasnya masing-masing, dan menyelamatkan anak yang tadi, itu bukanlah tugasku. Semua itu sudah ada yang mengaturnya, Nak!” jawab Malaikat itu.

Nino hanya memandang lurus, memperhatikan Vian yang sedang ditangani oleh Dokter.

“Aku sudah melihat orang tuanya. Kau tahu? Ibunya terlihat sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya,” jelas Malaikat itu.

“Ibu mana yang tidak sedih, jika anaknya terluka?” jawab Nino, matanya memandang jauh pada sosok yang sangat ia kenal dan ia rindukan.

Jika ia bisa, ia akan berlari dan memeluk wanita yang sedang duduk termenung di sana. Wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

“Kau merindukannya?” tanya Malaikat itu sambil mengikuti arah pandang Nino.

Nino hanya menghela nafas, “Aku sangat merindukannya, namun aku tak bisa menyentuhnya. Sudah berapa lama tubuhku terbaring di sana?”

“Belum lama, bersabarlah.” ucap Malaikat itu sembari menepuk pundak Nino.

Ia masih setia memandang sang mommy yang hanya memandang kosong hamparan langit malam.

“Mengapa Mommy tidak masuk? Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu, Mom,” ucap Nina.

“Mommy hanya berpikir, apa yang sedang dilakukan kakakmu saat ini, orang bilang jika seseorang mengalami koma, jiwanya mungkin berkeliaran di sekitar sini,” jelas Ibunda Nino itu.

“Itu hanya sebuah omong kosong untuk menghibur seseorang yang sedang bersedih, terutama bagi mereka yang keluarganya sedang mengalami hal yang dialami oleh Kakak,” bantah Nina.

Sang mommy hanya tersenyum kecut. Sebenarnya ia juga tidak sepenuhnya mempercayai hal semacam itu, tapi tidak ada salahnya bukan, jika berharap?

“Aku tidak merasakan apa pun sebelumnya dan tidak pernah berpikir bahwa akan ada kejadian yang menimpa Kakak,” ujar Nina.

“Kau bertengkar dengan kakakmu, lagi?” tanya sang mommy.

“Kami tidak bertengkar, hanya beradu argumen, Mommy tahu bukan, Kakak orang yang seperti apa dalam lingkungan sosialnya?” jawab Nina dengan sebuah pertanyaan.

“Mommy juga sangat menyayangkan sikap kakakmu yang satu itu, entah siapa yang mengajarinya perilaku buruk semacam itu, Mommy pikir kesuksesannya di dunia hiburan dulu, membuatnya terlena, dan menjadi besar kepala,” jawab mommy-nya.

“Aku tahu jika Kak Nino itu sebenarnya orang baik, tapi sayang sifat buruknya jauh lebih mendominasi,” timpal Nina.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi percakapan ibu dan anak itu didengar oleh putra sulung mereka.

“Apa benar aku seburuk yang dikatakan Nina?” gumam Nino. Ia masih betah memandang kelamnya langit malam yang membentang luas.

“Apa yang kau lakukan di sini tanpa pengawasanku, kau ingin jiwamu menghilang, huh?!” sentak Malaikat itu.

“Apa jiwaku bisa menghilang jika pergi terlalu jauh?” tanya Nino balik.

“Dunia luar sangat berbahaya bagi jiwa yang tak tahu arah sepertimu, saat ini kau seperti domba yang tersesat,” jelas Malaikat itu.

“Dengan kondisi seperti ini, memang aku mau pergi ke mana? Makan saja tidak bisa,” keluh Nino. Oh, dia baru menyadari bahwa dia belum makan, anehnya dia tidak merasa lapar.

“Ha-ha-ha, kau ingin makan, ya?” tanya Malaikat itu sambil tertawa.

“Sudah tahu masih saja bertanya!” gerutu Nino pada Malaikat yang ada di depannya tersebut, jika saja ia bisa membinasakan Malaikat menyebalkan itu, sudah dipastikan Nino mencekik lehernya sedari tadi.

“Kau tidak bisa mencekik leherku, ingat kau ini hanya manusia biasa, Anak muda,” ujar Malaikat itu dengan congkak.

“Aku ingin makan dimsum, ayam panggang, nasi kari, dan gurame asam manis. Ah, pasti itu enak sekali,” ujar Nino sambil membayangkan hingga air liurnya hampir menetes.

“Apa itu semua makanan?” tanya Malaikat dengan wajah polosnya.

“Apa makanan di Surga itu sangat berbeda dengan makanan yang ada di dunia?” balas Nino dengan pertanyaan.

“Kami tidak mengerti semua nama masakan yang kau sebutkan,” aku sang malaikat.

Nino mendengus, dia kira di tempat indah seperti itu sudah modern tapi ternyata diluar ekspektasi.

“Astaga kuno sekali, aku pikir kalian tahu ayam panggang dan kawan-kawannya,” ujar Nino.

“Maksudmu yang seperti ini?” Malaikat itu menjentikkan jarinya, dan munculah sepiring ayam panggang, “ini, kan?”

Nino membelalakkan matanya serta mulutnya terbuka membentuk bulatan, sungguh ia terkagum-kagum dengan apa yang dilakukan Malaikat itu, “Luar biasa!”

Akan tetapi wajahnya kembali muram, percuma Malaikat itu mengeluarkan ayam panggang di depan mata, jika ia tak bisa menyantap dan menikmatinya.

“Wajahmu mengapa ditekuk seperti origami?” tanya Malaikat itu heran.

“Untuk apa kau munculkan ayam panggang yang menggoda lidahku untuk mencicipinya? Aku tidak bisa makan kalau kau lupa,” gerutu Nino.

“Aku tidak memintamu untuk menyantapnya, ini hanya contoh saja,” jawab Malaikat itu cuek.

“Ck.. sial!” umpat Nino pelan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Karena kesal, Nino masuk kembali ke dalam rumah sakit menuju kamar Vian. Tak sengaja tubuhnya menembus tubuh Nina kala bertabrakan, hal ini membuat dirinya terkejut.

“I-ini, bagaimana bisa aku menembus tubuh adikku sendiri?” ujar Nino bertanya-tanya.

Malaikat yang menyaksikannya hanya menyeringai tipis.

“Ada yang ingin kau tanyakan?” tanya Malaikat itu.

“Tentu saja ada, mengapa aku tak bisa memasuki tubuh adikku, seharusnya hal itu bisa dilakukan?!” protes Nino.

“Tidak semua manusia itu memiliki frekuensi yang sama dengan roh, mungkin kau dan adikmu memiliki aura yang berbeda,” jelas Malaikat tersebut.

“Mana bisa begitu, kami bahkan berasal dari rahim yang sama serta dari benih yang sama pula, bagaimana kami bisa memiliki aura yang berbeda?!” pekik Nino.

Malaikat tersebut mendengus, dia tak menyangka manusia di hadapannya ini memiliki otak yang sangat aktif, jika itu menyangkut Surga dunia.

“Haruskah kau menjelaskan secara detail, jika kalian berasal dari benih dan rahim yang sama?” tanya Malaikat tersebut tak habis pikir.

“Harus!” jawab Nino sewot, lalu menuju kamar Vian. Tampak ibunya berada di samping ranjang sembari memegang lembut tangan sang putra.

Nampak sekali gurat kesedihan yang terpancar dari wajah ayunya. Sejenak ia berpikir apakah mommy-nya akan seperti ini juga?

“Apa yang kau pikirkan? Wajahmu sangat muram sekali, seperti seorang anak 5 tahun yang gagal mendapatkan permen yang diinginkannya,” tanya Malaikat.

“Nothing,” jawab Nino dengan pandangan sendu.

Sebenarnya Malaikat itu tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Nino, memang menjadi jiwa yang berkeliaran dengan tujuan yang tidak jelas itu sangat menyusahkan.

“Bersabarlah, sebentar lagi kau bisa menyentuh ibumu,” ujar Malaikat itu menenangkan.

Nino hanya diam, tak memberikan tanggapan apa pun.

“Sudah saatnya kau masuk ke kamar itu!” ucap Malaikat.

Namun Nino tetap bergeming dengan kening yang berkerut.

“Untuk apa aku masuk ke sana?” tanyanya heran.

“Kau akan tahu nanti, Nino,” jawab Malaikat itu lagi.

Nino hanya menuruti perintah Malaikat tersebut, tubuhnya menembus pintu kamar rawat inap Vian.

“Kau akan hidup di dalam tubuh muridmu sendiri, Nino,” ujar Malaikat itu.

“A-apa, aku hidup dalam tubuhnya?!” pekik Nino tak percaya.

“Iya, kau akan berperan sebagai kepribadian lain dari pemilik tubuh ini,” jelas Malaikat itu lagi.

“Akan tetapi bagaimana dengan jiwanya nanti?” tanya Nino.

“Bukankah sebelumnya sudah dijelaskan?” Malaikat itu malah balik bertanya.

Nino hanya diam seribu bahasa, rohnya tetap bergeming.

“Cepatlah, waktumu tidak banyak!” ujar Malaikat itu lagi.

Nino mendekati tubuh Vian yang sedang terbaring, tiba-tiba saja rohnya seakan tersedot dan mulai masuk dalam tubuh Vian

Wuzz!

Terpopuler

Comments

ℛᵉˣArleta shin𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ

ℛᵉˣArleta shin𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ

pada akhirnya roh Nino yang masuk ke dalam tubuh Vian .. lalu bagaimana dengan roh Vian.. apa nanti yang akan terjadi

2024-08-22

0

𝐀⃝🥀𝐌𝐀𝐗❤V

𝐀⃝🥀𝐌𝐀𝐗❤V

tobatlah qmu wahai kawan yg beriman😌 kalo mau smua kembali normal maka jalanmu akan di permudahkan

2024-08-22

0

𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆꙳❂͜͡✯ᴳᴿ🐅●⑅⃝ᷟ◌ͩ

𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆꙳❂͜͡✯ᴳᴿ🐅●⑅⃝ᷟ◌ͩ

astaga Nino Nino wkwkkw 🤣

2024-08-22

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!