Ayah Tiara yang bernama pak arif terlihat gelisah karena khawatir dengan Tiara. Sejak pak Arif pulang dari kerja, Tiara selalu diam dan tidak banyak bicara.
Tidak biasa nya putri nya terlihat diam. Karena selama ini suara Tiara lah yang selalu mengisi keheningan rumah mereka.
Jika pak Arif bertanya satu kalimat. Maka Tiara akan menjawab hingga seribu kata. Dan tanpa di suruh, Tiara selalu bercerita mengenai toko laundry nya. Tiara juga suka mengepoin kehidupan ayahnya.
Tapi, begitu lah pak Arif. Dia hanya menjawab pertanyaan panjang lebar Tiara, dengan satu kalimat saja. Pak Arif memang tidak banyak bicara.
Jika di kantor. PAk Arif dan teman teman nya selalu menyalakan radio selama jam kerja.
Agar kantor mereka tidak sepi dan membosankan.
Maka di rumah nya, pak Arif tidak memerlukan radio. Bagi pak Arif, Tiara bagaikan sebuah radio. Karena, Tiara sering kali berbicara hingga seribu kata, untuk satu judul.
Tiara bagaikan sebuah radio hidup bagi pak Arif. Tapi radio nya kini terlihat sedang rusak.
Karena sejak tadi sore ia hanya diam.
"Ada masalah nak?"
Pak Arif duduk di sebelah Tiara yang sedang tiduran di ranjang. Pak Arif masuk ke kamar Tiara, karena Tiara tidak menonton televisi bersama pak Arif seperti biasanya di malam hari.
"Nggak ada ayah"
Tiara duduk di atas ranjang nya.
Ia terpaksa berbohong mengenai ke gundahan hati nya. Karena tidak ingin membuat ayah nya khawatir.
"Jangan bohong sama ayah Tiara, bohong itu do....... sa!"
Pak Arif ingin Tiara menyambung kata kata nya yang terpotong, tapi Tiara tidak menanggapi nya.
"Maaf ayah, Tiara cuma nggak pengen membuat ayah khawatir sama masalah Tiara"
"Diam mu lah yang membuat ayah khawatir.
Ayo cerita Tiara, ada apa?"
Ayah Tiara mengusap lembut kepala Tiara. Tiara pun menceritakan tentang kejadian lima juta tadi siang.
Setelah mendengar cerita Tiara. Pak Arif keluar dari kamar Tiara. Lima menit kemudian pak Arif kembali ke kamar Tiara.
"Ini ada uang tiga juta, sisa gaji ayah bulan ini.
Nanti siang, ayah akan ambil dua juta di bank.
Jadi sekarang, kamu nggak usah bingung lagi ya?i"
"Maafin aku ayah.
Tiara masih suka ngerepotin ayah terus, ayah nanti nggak usah ambil uang di bank. Dua juta nya, aku ambilin dari uang toko saja"
Tiara memeluk ayah nya.
Dan ayah nya menepuk nepuk pelan punggung Tiara.
"Terima kasih ayah"
Tiara menangis dan memeluk ayah nya. Hati Tiara menjadi lega Karena masalah nya mulai terselesaikan.
**************
Jam sepuluh pagi.
Toko laundry Tiara sudah sibuk seperti biasa nya. Tiara bersyukur. Sejak Video bercermin nya menyebar, toko nya pun semakin banyak pelanggan. Tiara ingin mengucapkan rasa terima kasih, pada kakak nya Andra yang tampan itu.
Diam diam, Tiara mulai sering memikirkan David. David di mata Tiara terlihat kalem dan baik. Berbalik 180 derajat dari Andra yang tengil, jahat, dan kasar. Wajah tampan David mulai mencuri perhatian Tiara. Tiara sampai tersenyum senyum sambil menyetrika baju pelanggan nya.
Tiara juga merasa aneh dengan tingkah David kemarin. David seperti sedang ketakutan melihat sesuatu.
'Pasti dia teringat atau melihat sesuatu, sampai membuat nya sangat ketakutan. Tapi apa ya?'
Batin Tiara.
Tiara tidak bisa menemukan Alasan mengapa David ketakutan.
Tapi, Tiara merasa tidak asing dengan tingkah David. Dia merasa sudah pernah melihat kejadian seperti itu sewaktu dulu. Tapi Tiara tidak bisa mengingat nya.
Brum brum.....
Sebuah motor sport berhenti di depan toko laundry. Pengendara nya laki laki dan masih memakai helm.
Semua mata di toko Tiara sampai menoleh pada pengendara motor tersebut yang terlihat keren. Kecuali Tiara. Tiara tidak melihat nya karena sedang duduk berjongkok dan sedang memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci.
Ketika pengendara motor membuka helm nya. Para pelanggan Tiara terpesona dengan penampilan dan ketampanan Andra. Andra menyadari para pelanggan laundry Tiara memandangi diri nya dengan rasa kagum, Andra pun memasang wajah sok keren.
"Mbak Tiara, ada Andra tuh"
Ucap Lisa pada Tiara.
"Uh Andra ganteng banget sih.
Coba kalau dia nggak jahat, aku pasti udah mengejar nya mati matian"
Lisa berbisik pada Tia. Dan Tia cekikikan mendengar nada putus asa dari Lisa.
Tanpa permisi, Andra langsung masuk ke dalam toko dan menghampiri Tiara. Tiara yang mengerti maksud kedatangan Andra, langsung menyuruh Andra masuk ke rumah nya. Tiara tidak ingin para pelanggan dan karyawan nya melihat ada masalah di toko nya.
"Mana uang lima juta ku?"
Andra langsung berkata terus terang dan tanpa basa basi, pada Tiara.
"Tapi uang lima juta itu terlalu banyak Andra. Aku cuma punya......."
Plakkk........
Andra tiba tiba menampar pipi halus Tiara. Saking keras nya tamparan Andra, Tiara sampai tersungkur ke lantai.
"Masih berani menentang ku?
Kalau aku bilang lima juta ya lima juta!
Sekarang cepat, ambil uang nya! kalau nggak, kamu mau ini?"
Andra duduk berjongkok di depan Tiara.
Tangan Andra memegang dagu Tiara agar menghadap Andra. Dan Andra pun menunjukkan tangan nya yang sedang mengepal kepada Tiara.
Tiara mengkeret melihat tangan Andra yang mengepal. Hanya melihat nya saja, Tiara seolah bisa merasakan sakit nya tangan itu, bila sampai mengenai anggota tubuh nya.
Tiara buru buru berdiri. Dan segera pergi ke kamar nya untuk mengambil uang empat juta yang telah ia siapkan. Kemudian segera menyerahkan uang itu ke Andra.
"Aku....... Cuma punya uang empat juta"
Ucap Tiara sambil menyerahkan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada Andra.
Andra pun langsung menyambar uang Tiara dan menghitung nya di depan Tiara.
"Kalau kamu tadi langsung menyerahkan uang ini pada ku, aku pasti nggak akan menampar mu Tiara. Baik lah, aku besok ke sini lagi"
Andra lalu meninggalkan Tiara begitu saja.
Setelah Andra pergi. Tiara terjatuh ke lantai.
Kaki Tiara gemetar dan tidak bisa menopang tubuh Tiara. Tiara menangis sambil memeluk kedua lutut nya yang menekuk ke depan.
Setelah Andra keluar dari toko. Mbok Darmi yang khawatir dengan keadaan Tiara, langsung masuk ke dalam rumah.
"Ya Allah mbak Tiara..... Apa yang terjadi tadi mbak?"
Mbok Darmi ikut ikutan duduk di lantai, ketika tahu Tiara sedang menangis sambil memeluk lutut nya.
Tiara hanya menggelengkan kepalanya. Tiara tidak ingin karyawan nya ikutan panik dengan apa yang di lakukan Andra.
"Mbak Tiara istirahat aja di kamar. Urusan toko serahkan saja pada kami.
Nanti yang antar baju biar Lisa aja"
Mbok Darmi menunutun Tiara masuk ke kamar nya.
Ketika berada di kamar nya, Tiara langsung tiduran di ranjang kesayangan nya. Menarik guling dalam dekapan nya. Kemudian Menangis dan menumpahkan rasa kecewa pada guling kesayangan nya.
Jam satu siang, Tiara keluar dari kamar nya hanya untuk melakukan sholat. Setelah itu dia ke kamar nya lagi. Tiara belum bisa melupakan sakit hati nya atas perlakuan buruk Andra.
Selama hidup nya. Baru kali ini ada seorang pria yang memukul diri nya. Wajar saja bila Tiara terlalu takut dan masih enggan bertemu dengan para karyawan nya. Karena bekas tamparan Andra masih terlihat jelas di pipi nya yang putih dan lembut.
Jam Tiga sore, pintu kamar Tiara di ketuk dari luar. Rupa nya itu mbok Darmi.
"Mbak Tiara, ada kakak nya Andra sedang mencari mu. Saya dan anak anak pamit pulang dulu ya mbak. Semua urusan laundry sudah selesai. Udah dulu ya mbak. Assalamualaikum...."
"Wa alaikum salam...."
Tiara menjawab pelan salam dari mbok Darmi.
Lima menit kemudian Tiara keluar dari kamar nya. Wajah Tiara sembab karena terlalu lama menangis. Pipi Tiara yang putih dan lembut, juga terlihat masih memerah karena bekas tamparan dari Andra.
Tiara memeriksa keadaan toko nya. Tiara melihat toko nya sudah tertutup semua. Kecuali satu pintu belum tertutup.
Tiara memang biasa membiarkan pintu itu terbuka ketika toko nya sudah tutup. Motor matic nya terparkir di depan pintu masuk. Tiara lalu keluar dari toko nya untuk melihat suasana.
Tiara terkejut. Sebuah mobil mewah yang sudah familir di mata Tiara, terparkir di depan toko nya. Tiara tahu, mobil siapa itu.
Itu mobil David. Tiara mengira David sudah pulang. Tapi ternyata ia masih di depan rumah Tiara.
David terlihat langsung keluar dari mobil nya ketika melihat Tiara keluar dari rumah. Sedangkan Tiara yang melihat David keluar dari mobil nya, langsung masuk kembali ke rumah.
"Tunggu Tiara!"
David menangkap jemari lentik milik Tiara. Jemari Tiara terasa lembut dan nyaman dalam genggaman David.
Tiara yang terlalu terburu buru ketika berjalan meninggalkan David. Kaki nya tidak sengaja tersandung sebuah keset yang ada di depan pintu. Alhasil, Tiara pun tidak bisa menguasai keseimbanagan tubuh nya.
David yang mengetahui Tiara akan jatuh.
Dia dengan sigap langsung menarik tangan Tiara ke arah tubuh nya. Tubuh Tiara pun tidak jadi terjatuh. Tapi tubuh nya malah menyandar di tubuh Kekar David. Dan tangan david melingkar mesra di perut langsing Tiara.
Bersambung......
Tip, Rate, jempol, dan komen kalian adalah penyemangat Author.......💪💪💪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
anisabella 93
like aja dulu
2020-11-20
0
Wiwin Nur Hidayati
kayaknya seru😊
2020-11-07
0
Mar Comel
mantap thor 👍
2020-10-02
0