Sesampainya di rumah bobrok yang berada di kuil, Satoru menurunkan Aya di kasur, dia mengambil kota p3k untuk menutup kembali mata kiri Aya yang dia tutupi dengan tangan, tapi ketika Satoru bersiap menempelkan perban,
“Tunggu Satoru...ada yang ingin aku katakan padamu....” Ujar Aya.
“Hmm ? apa yang mau kamu katakan ?” Tanya Satoru.
Aya menurunkan tangannya yang menutup mata kirinya yang terpejam, Satoru tidak melihat ada lebam di matanya, kemudian Aya membuka matanya dan ternyata mata kiri Aya berwarna biru. Satoru kaget, perban yang di pegangnya terjatuh,
“Ada alasannya kenapa aku percaya cerita tentang matamu......karena aku sama sepertimu Satoru.” Ujar Aya.
“Kamu...juga bisa melihat isi hati dan pikiran orang lain ?” Tanya Satoru.
“Tidak....aku bisa mengetahui orang yang ku lihat itu jahat atau baik....” Jawab Aya.
“Benarkah ?” Tanya Satoru.
“Benar, kalau orang itu baik, ada bayangan putih yang mengelilinginya dan kalau jahat ada bayangan hitam yang mengelilinginya. Alasan aku mengajak kamu bicara duluan ketika kamu baru pindah sewaktu kelas 2 smp di bawah pohon Sakura, karena kamu lain sendiri, bayangan yang menyelimutimu berwarna abu abu berbeda dengan yang lain, tapi sama dengan ku. Aku juga abu abu..” Ujar Aya.
“Begitu...lalu kenapa kamu menceritakan masalah mu pada Rika-neesan ?” Tanya Satoru.
“Karena dia putih dan kamu sudah melihat 'dalamnya'.....aku bisa bercerita padanya....aku minta maaf Satoru, kamu sudah cerita banyak padaku, aku malah menyembunyikan sesuatu tentang diriku dan memanfaatkanmu.” Jawab Aya menunduk.
“Tidak apa apa, aku mengerti.....” Balas Satoru.
“Terima kasih Satoru....sekarang aku sebatang kara....aku mau bersamamu...” Ujar Aya menunduk.
“Tapi kamu punya keluarga kan ? keluarga asli yang melahirkan mu.” Balas Satoru.
“Keluargaku...hanya papa yang fotonya ada di situ, hanya dia yang perduli padaku....walau aku bukan anaknya...” Ujar Aya menitikkan air mata sambil menoleh ke lemari tempat foto papanya di letakkan.
“Aku mengerti Aya....aku mengerti.” Satoru memeluk Aya.
Karena keduanya sudah lelah, akhirnya mereka berbaring saling berpelukan dan saling menatap di atas kasur yang di sinari oleh cahaya bulan.
“Aya...aku minta maaf...” Ujar Satoru.
“Kenapa ?” Tanya Aya.
“Aku tidak mengerti soal perasaan, aku tidak bisa mengekpresikan perasaanku...tapi selama aku hidup, aku janji aku akan ada di sampingmu.” Jawab Satoru.
“Hehe tidak perlu khawatir soal itu, selama kamu abu abu, aku akan terus bersamamu...” Balas Aya sambil memeluk Satoru.
“Terima kasih Aya....” Tanpa sadar Satoru tersenyum.
“Nah...kamu tersenyum....aku senang, aku orang pertama yang melihat mu tersenyum...” Ujar Aya dengan senyuman yang lebar.
Dia langsung mencium Satoru dan keduanya saling memeluk erat sambil berciuman mesra.
*****
Seminggu kemudian, sepulang sekolah, ketika Satoru keluar bersama Aya, di depan gerbang sudah ada sebuah mobil sedan biru dengan sirine di atasnya. Rika sedang menunggu di dalam sambil menghisap rokoknya, dia menoleh melihat Satoru dan Aya sedang berjalan keluar kemudian melambaikan tangannya. Satoru dan Aya yang melihatnya langsung masuk ke dalam mobil,
“Ada yang mau kubicarakan dengan kalian, khususnya Aya-chan...” Ujar Rika.
“Ada apa Rika-san ?” Tanya Aya.
“Apa kamu mau kembali kepada orang tua aslimu ?” Tanya Rika.
Mendengar pertanyaan Rika, Aya menoleh menatap wajah Satoru yang tanpa ekspresi tapi melihat dirinya seakan akan menunggu jawaban dari dirinya, kemudian Aya tersenyum dan menoleh melihat Rika dengan mantap.
“Tidak...aku akan bersama Satoru...alasannya karena aku tidak kenal orang tuaku yang sebenarnya dan rasanya canggung kalau main masuk ke keluarga mereka begitu saja, tapi alasan paling penting, aku mencintai Satoru dan ingin membantunya mencari ingatannya yang hilang, jadi jangan cegah aku ya.” Ujar Aya.
“Hahaha sudah kuduga seperti itu jawaban mu, tenang saja, aku akan mengatakan kepada orang tuamu kalau kamu sudah tidak terlacak dan entah ada dimana, nama yang diberikan pada mu oleh orang tua mu bukanlah Aya-chan, melainkan Yuki-chan karena kamu lahir di musim dingin, jadi Rindou Aya-chan tetaplah Rindou Aya-chan sampai kapanpun....” Ujar Rika sambil tersenyum.
“Terima kasih Rika-san....” Ujar Aya menunduk.
“Nah sekarang, baru saja kolega ku bicara padaku, dia menemukan rumah sakit tempat seorang anak bermata kanan hijau di rawat ketika berumur 3 tahun di sebuah kota kecil yang jauh dari sini. Rumah sakit itu sudah tidak beroperasi sejak lama, kamu bisa mencari petunjuk tentang dirimu di sana, Satoru.” Ujar Rika.
“Benarkah Rika-neesan ? aku boleh kesana ?” Tanya Satoru.
“Tentu saja, selama ini kamu sudah berjasa besar bagi kepolisian untuk memburu penjahat penjahat yang lolos dari hukum dan terus melakukan kejahatannya. Jadi sekarang kamu tidak perlu bekerja lagi, komandan ku memberikan penghargaan bagi kamu.” Ujar Rika.
“Syukurlah Satoru....aku senang mendengarnya...” Ujar Aya sambil memegang tangan Satoru dengan ceria.
“Terima kasih neesan....lalu kapan aku bisa ke kota itu ?” Tanya Satoru.
“Kamu akan berangkat besok, hadiah dari pihak kepolisian bukan uang, piagam atau sejenisnya karena pekerjaan kamu sebagai pemburu hadiah seharusnya tidak ada dan kamu masih di bawah umur untuk jadi polisi, sebagai gantinya kamu dan Aya-chan di pindah sekolah kesana gratis lalu di sediakan sebuah apartemen untuk kalian berdua.” Jawab Rika.
“Terima kasih, kalau begitu aku bersiap siap sekarang...” Balas Satoru.
“Ya, persiapkan semuanya....ini ambil...” Rika memberikan sebuah amplop coklat yang terlihat tebal kepada Satoru.
Satoru mengambil amplopnya, isinya adalah brosur sekolah baru mereka, sejumlah uang tunai, sebuah kunci apartemen dan dua buah tiket kereta cepat (shinkansen). Setelah berterima kasih sekali lagi, Rika minta keduanya turun, tapi sebelum Aya turun, Rika berbalik dan memegang tangan Aya,
“Aya-chan, aku titip Satoru, biar bagaimanapun aku menganggap dia adikku dan satu lagi...apapun masa lalunya, aku minta kamu tidak meninggalkannya.” Ujar Rika memberi pesan kepada Aya.
“Iya, aku mengerti Rika-san, aku tidak mungkin meninggalkan dia, selama ini dia selalu membantuku dan menolongku, dia juga selalu berada di sisiku walau bagaimanapun keadaan ku, sekarang giliranku yang menolong dan berada di sisinya.” Ujar Aya.
“Terima kasih Aya-chan, aku lega sekarang...semoga kalian berbahagia selalu ya...” Ujar Rika yang terlihat sedikit sedih.
“Rika-san juga ya....kapan kapan kita ketemu lagi...sekali lagi terima kasih Rika-san atas bantuannya.” Balas Aya.
Aya keluar dari mobil Rika menghampiri Satoru yang menunggunya, Rika membuka kaca jendela mobilnya dan melambaikan tangan, kemudian dia pergi meninggalkan keduanya. Satoru melambaikan tangan ke arah mobil Rika,
“Kita akan bertemu lagi letnan Amane Rika, terima kasih bantuannya selama ini.” Ujar Satoru dalam hati sambil menunduk.
Sementara Rika yang melihat Satoru menunduk dari kaca spion, tersenyum dan menitikkan air matanya, “Mereka saling melengkapi, syukurlah....semoga keduanya tidak terkejut setelah mengetahui siapa mereka sebenarnya....” Ujar Rika dalam hati sambil melihat map yang terbuka sedikit.
Beberapa berkas menyembul keluar bertuliskan rahasia berikut sebuah foto seorang anak kecil laki laki dengan mata kanan berwarna hijau dan sebuah foto bayi perempuan lucu yang sudah membuka mata, bermata kiri biru yang merupakan korban penculikan, di kursi sebelahnya.
Sementara itu, Satoru dan Aya berjalan menuju pertokoan,
“Nah sekarang, kita belanja....untuk perjalanan kita. Yuk Satoru...” Ajak Aya sambil menggandeng tangan Satoru.
“Aya, kamu tidak mau menutupi matamu ?” Tanya Satoru yang melihat mata biru Aya.
“Hmm...benar juga, tapi kalau pakai perban nanti di sangka chunii (penyakit ngayal yang melanda remaja) hehe...aku pakai lensa kontak saja sama seperti mu...” Jawab Aya.
“Baiklah....kita beli lensa kontak untuk mu...” Ujar Satoru tersenyum.
“Hehe kamu senyum lagi...aku senang melihatnya....lama lama kamu akan normal Satoru sayang ku...” Balas Aya senang.
“Terima kasih Aya....semua berkat mu.” Ujar Satoru.
“Semangat Satoru, kita pasti akan berbahagia di masa depan....” Balas Aya sambil merangkul lengan Satoru.
“Iya, ini jalan kita berdua Aya....” Balas Satoru dengan wajah tersenyum.
Keduanya berjalan ke arah pertokoan untuk berbelanja keperluan mereka sekaligus Satoru ingin pamit ke pub tempat dia bekerja selama ini.
Keduanya berjalan ke arah pertokoan untuk berbelanja keperluan mereka sambil bergandengan tangan dengan mesra, sekaligus Satoru ingin pamit ke pub tempat dia bekerja selama ini. Saat ini keduanya belum mengetahui kalau perjalanan menuju kebahagian mereka yang penuh dengan misteri dan kengerian baru saja di mulai.
End Intro
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments