Setelah selesai mengamati wajah Aya dan membandingkan dengan fotonya, Rika terlihat berpikir, dia menoleh melihat Satoru,
“Pemohon kasus ini adalah seorang pengusaha besar bernama Ichidouji Kiyotaka...tentunya kamu tahu kan namanya...” Ujar Rika.
“Ya aku tahu....tuduhan nya apa ?” Tanya Satoru.
“Penculikan bayi yang baru lahir 17 tahun yang lalu dengan tujuan meminta tebusan, tapi dia malah membawa lari bayi itu entah kemana. Orang ini lolos dari hukum karena tidak ada bukti, sekarang pemohon minta dia di enyahkan setelah di ketahui keberadaannya melalui detektif yang di sewa pemohon. Oh ya, bayi yang di culik berjenis kelamin perempuan.” Ujar Rika sambil melirik Aya.
“Apa ? jadi maksud Rika-san, aku bukan anak mama ? bohong, itu tidak mungkin kan, benar tidak Satoru ? aku tidak percaya ini...katakan sesuatu Satoru.” Teriak Aya kaget.
“Lihat saja, wajahmu dan wajah di foto ini sangat jauh berbeda...” Jawab Rika yakin.
“Sayangnya, aku melihat neesan tidak berbohong Aya...” Tambah Satoru.
Aya langsung terduduk lemas dan terlihat sangat syok sampai tertegun, Satoru jongkok dan merangkulnya,
“Berarti selama ini....pantas mama tidak pernah sayang padaku....dia selalu memukulku....menyiksaku....mengurungku....” Gumam Aya.
“Sekarang semua ada di tanganmu Aya-chan, apa yang mau kamu lakukan ?” Tanya Rika.
“Neesan, sepertinya Aya butuh waktu....tolong mengerti...” Ujar Satoru.
“Itulah makanya aku bilang tadi tidak usah di kerjakan kan, kamu malah maksa....” Balas Rika.
“Um...aku butuh uang....untuk berdua...dan aku baca hadiahnya menggiurkan.” Balas Satoru.
“Haaah...ya sudah, aku diamkan dulu dan tidak menolaknya, tapi tolong kasih keputusan yang cepat ya....aku pergi dulu, aku kirim semua datanya ke kamu, nanti hubungi aku...” Ujar Rika sambil berbalik.
“Aku mengerti neesan...” Balas Satoru.
Smartphone Satoru berbunyi dan ada pesan masuk dari Rika, kemudian Rika berjalan keluar dari dalam rumah untuk kembali ke mobilnya. Aya masih syok terduduk di lantai, Satoru duduk di sebelahnya.
“Aku harus bagaimana Satoru ?” Tanya Aya perlahan.
“Ikuti kata hatimu...apa yang mau kamu lakukan, aku ada di sini bersamamu dan apapun keputusanmu, aku mendukung mu.” Jawab Satoru yang sebenarnya sudah melihat ke dalam hati Aya.
Biar bagaimanapun Aya sudah menganggap wanita itu sebagai ibu kandungnya karena dia bersama Aya sejak Aya masih bayi walau dia kerap di siksa oleh wanita itu. Hatinya menjadi bimbang, di satu sisi dia ingin lepas dari mamanya dan hidup bebas, di satu sisi masih ada rasa berbaktinya pada mama yang mengasuhnya walau menyiksanya.
Kemelut di hati Aya lah yang di lihat oleh Satoru sehingga dia sabar menunggu keputusan Aya sebelum bertindak. Aya berdiri, dia melangkah masuk ke dalam, kemudian dia berbaring di kasur yang hanya satu satunya di dalam ruangan.
Satoru berjaga di pintu untuk mengamati kondisi di luar rumah, dia berjaga jaga seandainya para pria yang mencari Aya kembali lagi. Satoru bersender ke pintu dan duduk sambil memegang pistolnya dan tanpa sadar dia memejamkan mata, tapi tiba tiba “Blaak.” Dia mendengar suara pintu terbuka di kejauhan.
Satoru bangkit dan berlari masuk ke dalam ruang tengah, dia melihat pintu samping terbuka dan Aya tidak ada di mana mana. Satoru mengambil smartphone nya dan mengabari Rika, kemudian dia keluar dari samping untuk mencari Aya.
“Seharusnya aku mengawasi dia tadi....aku benar benar bodoh...” Pikirnya dalam hati.
Karena dia tahu kalau Aya pasti akan pulang ke rumahnya, dia membuka smartphone nya dan bergegas berlari mengikuti peta yang diberikan oleh Rika sebelumnya. Setelah sampai ke rumah Aya, Satoru melihat ada tiga motor terparkir di depan rumah.
Dia mengendap ngendap masuk ke dalam pagar kemudian membuka sedikit pintu utama rumah, dia menyelinap masuk dengan perlahan, aroma di dalam rumah sangat tidak sedap, aroma asap rokok, minuman keras, keringat dan sampah bergabung menjadi satu.
“Aya tinggal di tempat seperti ini ?” Pikirnya dalam hati.
Dia meneruskan melangkah dengan hati hati agar tidak menginjak sampah yang berserakan di lantai. Sayup sayup dia mendengar suara di kamar yang berada di ujung lorong, setelah menghampirinya, suaranya semakin jelas, dia membuka sedikit pintunya dan mendengarkan percakapan di dalam,
“Cepat katakan mama....benarkah mama bukan mamaku ?” Teriak Aya.
“Diam....kamu tidak perlu tahu soal itu....” Teriak seorang wanita.
“Oi oi...tutup mulutnya, bawa dia kesini.” Tambah seorang pria.
“Beres bos...” Ujar seorang pria lainnya.
“Lepas....jangan macam macam...aku akan berteriak.....” Teriak Aya.
“Kamu berteriak juga tidak ada pengaruhnya....” Balas pria yang menghampirinya.
“Riiip.” Terdengar pakaian yang di sobek, “Kyaaaa.” Terdengar Aya berteriak, kemudian terdengar suara seperti orang yang sedang memberontak dan sedang di pegangi, Satoru mengintip ke dalam, matanya melotot karena melihat dua orang pria bertubuh kurus yang dia lihat di kuil sedang memegangi tangan Aya yang berlutut dengan kemeja yang terbuka lebar sehingga dadanya terlihat jelas.
Tangan Satoru langsung memegang smartphone dan menelepon Rika menggunakan video call, setelah di angkat dia memperlihatkan kepada Rika kejadian di depannya. Pria gemuk yang bersama wanita di ujung berjalan mendekat ke arah Aya, dia memegang kedua pipinya,
“Dirikan dia...”
Dua pria yang memegang nya langsung mendirikan Aya dengan paksa. Pria gemuk itu tersenyum bengis dan meremas dada Aya.
“Aaaah...jangan...jangan...lepas...menjijikkan.” Teriak Aya.
Tapi pria itu menampar Aya sampai perban di matanya terlepas, kemudian dia bersiap membuka celananya. Melihat itu, Satoru langsung menyeruak masuk dan melompat menendang salah satu pria yang sedang memegangi Aya, setelah mendarat dengan siku nya dia menghantam wajah pria satunya dan menarik Aya kebelakang.
“Siapa kamu ? mau apa kamu kesini ?” Tanya pria gemuk itu sambil berusaha menaikkan celana nya.
Tanpa menjawab pertanyaan pria gemuk itu, kaki Satoru sudah mendarat di perutnya membuatnya jatuh ke belakang,
“Blam...blam..”
Satoru menembak kaki dua pria yang berusaha bangun di belakang Aya, kemudian mengacungkan pistolnya kepada pria gemuk dan wanita di belakangnya yang kaget mendengar suara tembakan.
“Kalian di tangkap karena tuduhan ingin melakukan pemerkosaan. Kamu wanita yang di belakang, katakan, benar tidak Aya adalah anakmu ?” Tanya Satoru kepada wanita di belakang pria gemuk itu sambil mengacungkan pistolnya.
“Bukan..bukan...tolong jangan bunuh aku, dia bukan anakku, bawa saja dia pergi, aku tidak perduli lagi...aku tidak tahu apa apa...benar.” Jawab wanita itu ketakutan sambil mengangkat tangannya.
“Ok Satoru, tahan mereka di sana, tunggu aku dan anak buahku datang untuk menangkap ketiga orang yang bersama wanita itu...aku yakin kamu mengerti maksudku.” Balas Rika di telepon.
“Jadi benar ya, kamu bukan mamaku....” Ujar Aya.
Tiba tiba Aya menyambar pistol Satoru dan langsung “Blam.” Tembakannya berantakan tapi mengenai kaki wanita di belakang pria gemuk yang menutup kepalanya dengan dua tangannya.
“Aaaaaaaaah kakiku....aaaa..” Teriak wanita itu kesakitan.
Aya yang gemetar mengembalikan pistolnya kepada Satoru dan bersembunyi di belakang Satoru.
“Ma..maaf Satoru, aku mengincar kepalanya karena marah...tapi malah kena kaki...aku baru pertama memegang pistol dan menembakkannya....” Ujar Aya gemetar.
“Tidak apa apa....kamu di belakang ku saja...” Balas Satoru.
Tak lama kemudian, smartphone Satoru berdering kembali, Rika mengatakan dia sudah hampir sampai dan dia minta Satoru pergi bersama Aya keluar dari rumah sebelum dia dan anak buahnya datang. Satoru dan Aya langsung berjalan keluar dari luar ruangan sambil terus mendongkan pistolnya.
Tapi Satoru kembali lagi sendirian, dia mendekati pria gemuk yang masih kesulitan berdiri karena terbelit celananya dan wanita yang sedang memegangi kakinya yang di tembak Aya,
“Ma..mau apa kamu ?” Tanya pria gemuk itu.
“Maaf tapi aku perlu uang....”
“Blam.”
Satoru menembak kepala wanita itu dan membuatnya diam tidak bergerak lagi selamanya, kemudian dia menghantam kepala pria gemuk itu sampai pingsan menggunakan gagang pistol dan berlari keluar ruangan.
Tak lama kemudian sirine polisi mulai terdengar, Satoru dan Aya pergi meninggalkan rumah dan pulang ke kuil, mereka menyerahkan semuanya pada Rika. Sepanjang perjalanan, Aya menangis memeluk leher Satoru yang sedang menggendong dirinya di punggung nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments