Episode 5: Kecemasan Sofia

"Selamat, Nyonya Sofia anda tengah hamil 2 Minggu."

Kabar kehamilan Sofia datang tiba-tiba, tidak lama setelah Sofia tahu tentang kebohongan Evan.

Sejujurnya, walaupun Sofia bilang sudah memaafkan suaminya Evan, namun dalam hatinya, Sofia masih di liputi keraguan.

Terutama karena awal hubungan mereka adalah sebuah kebohongan.

Apakah Evan benar-benar mencintainya?

Ataukah itu hanya trik?

Namun kabar kehamilan yang tiba-tiba ini membuat pikiran Sofia menjadi buyar.

"Hamil Dok?"

"Benar, Nyonya. Hanya saja keadaan Kandungan Nyonya Sofia belum terlalu stabil jadi mohon untuk Istirahat lebih banyak, dan jaga kondisi emosi Nyonya, jangan sampai tertekan."

"Baik Dok, saya akan menjaga Istri saya baik-baik."

Sofia diam-diam menatap kearah Evan suaminya yang saat ini menemaninya periksa yang berada di sampingnya.

Dan ekspresi apa yang Sofia lihat?

Itu adalah wajah pucat Evan, walaupun Evan menagagapi ucapan Dokter dengan cukup ramah.

Apakah dia tidak senang dengan kehamilannya ini?

Sofia sendiri yang awalnya ingin bahagia mendengar kabar itu, sekarang tidak tahu harus berekspresi seperti apa.

Sampai di luar ruangan periksa, karena Sofia merasa tidak tahan dengan kediaman Evan, dia segera bertanya,

"Evan, jawab aku sejujurnya Apakah kamu tidak senang dengan kehamilanku ini?"

Evan menatap Sofia, wajahnya sedikit memiliki keraguan.

"Evan! Jawab! Kamu bilang padaku tidak akan pernah berbohong padaku lagi!"

Evan akhirnya menarik nafas, akhirnya menenangkan emosinya.

"Sejujurnya, bukannya Aku tidak senang tapi..."

"Tapi? Jadi dari Awal kamu memang tidak ingin memiliki anak denganku?"

"Sofia, bukan begitu hanya saja bukankah kita ini masih muda? Tidakkah menurutmu masih terlalu cepat untuk kita memiliki seorang anak?"

Sofia yang mendengar itu mau tidak mau menjadi kecewa sekali lagi.

"Apakah sebenarnya kamu menikah denganku hanya untuk bermain-main? Jadi kamu tidak ingin memiliki anak denganku?"

"Sofia, bukan begitu... Aku hanya masih ingin menikmati masa hanya berdua denganmu lebih lama, masa bulan madu yang lebih lama denganmu... Karena Aku sangat mencintaimu... Dan Aku juga cemas tentang kondisimu."

"Kamu cemas tentang kondisiku atau itu hanya keinginan egosimu saja? Kamu hanya menginginkan tubuhku?"

"Sofia!!?"

Sofia segera memalingkan wajahnya tidak ingin terlihat bertengkar di depan umum terutama karena mereka sekarang menjadi pusat pandangan orang-orang setelah Evan berteriak padanya barusan.

Jujur, Sofia masih ragu untuk menerima Evan yang dalam kondisinya sekarang.

Namun memikirkan anak yang ada di kandungannya, Sofia akhirnya mengalah dan tidak lagi berdebat dengan Evan. Kali ini dia akan mencoba percaya lagi pada Evan yang selama ini telah membohonginya.

*****

Tentu di kondisi awal kehamilannya ini, Sofia menjadi lebih sensitif. Dan mudah lelah.

Saat ini, Sofia sedang duduk sebentar di ruang tamu setelah menyapu sebentar, namun baru saja duduk dia sudah mendapatkan omelan dari Ibu Mertuanya.

"Kamu ini ya, mentang-mentang sedang hamil malah bermalas-malasan? Aku dulu ketika Hamil dua Putraku tidak menjadi pemalas sepertimu!"

"Tapi Ma... Aku hanya duduk sebentar, tadi juga sudah beres-beres, dan menyapu sebagaian."

"Beres-beres apa? Kamu tidak lihat Ruang Tamu masih berantakan seperti itu?"

Ibu Mertua, Sofia, Diana Wiyata memang terkenal cukup perfeksionis dan suka memerintah, hanya kesalahan kecil saja tidak bisa ditolerir.

Seperti bagaimana pernikahan Sofia dan Putranya Evan yang membuatnya kecewa. Karena Sofia walaupun dari Keluarga yang cukup mampu, namun masih jauh dari kriteria menantu yang dia inginkan.

Diana sakrang mulai menyeret paksa Sofia ke Ruang Tamu. Tentu tempat itu sudah cukup rapi, hanya saja memang masih ada beberapa debu yang ada di meja.

"Lihat? Beres apa? Masih banyak Debu disana sini! Kamu ini gimana sih? Cepat bereskan!"

Sofia mau tidak mau hanya bisa berdiri, walaupun tubuhnya lelah, memenuhi permintaan Nyonya Besar itu.

Ketika Diana pergi, salah satu Pelayan terlihat cukup kasihan melihat Sofia yang beres-beres seperti orang mau pingsan itu.

"Nyonya Sofia, bagaimana jika saya bantu Saja? Sebaiknya Nyonya Sofia Istirahat saja,"

Sofia rasanya ingin menerima tawaran itu namun jika dia menerimanya pasti akan kena omel lagi.

"Ini tinggal sebentar kok, jika kamu memang ingin membantuku, bagaimana jika mengambilkan ku minum?"

Itu adalah adegan sehari-hari Sofia, jadi walaupun Sofia hamil itu tidak membuat Ibu Mertuanya perhatian padanya sedikitpun.

Di sore hari ketika akhirnya Sofia bisa bernafas lega, Suaminya Evan datang, wajah Evan terlihat lelah. Dia menatap Sofia yang diam saja di tempat tidur itu.

"Kamu tidak membuatkanku minum? Aku benar-benar sangat lelah sekarang, ingin segera mandi dan makan,"

"Aku sedikit lelah, Mas, sebentar-sebentar lagi ya."

"Kamu kan cuman di Rumah saja? Lelah, apa? Ini hanya menyiapkan mimun apa susahnya dari pada kerja di luar seperti ku?"

Sofia yang melihat wajah Evan yang marah itu, hanya bisa mengaguk dan perg, sepertinya Mood Suaminya sedang buruk, mungkin ada hal buruk di kantor?

Sofia sedikit mengerti sifat suaminya setelah tinggal lama, ketika suaminya seperti ini dia tidak bisa memprovokasinya. Jadi walaupun tabuhnya lelah dan sedikit tidak nyaman, Sofia tetap ke Dapur yang mengikuti Instruksi Suaminya itu.

"Sebentar-sebentar, Mas."

Ketika mau memberikan minuman itu pada Evan, tiba-tiba saja dia merasa mual.

"Huweerkk..."

Sofia menjadi tidak tahan, dan muntah di depan Evan.

Evan cukup khawatir, namun juga enggan ketika melihat muntahan Sofia.

"Ukhhh, kamu kalua mau muntah bilang dong, jangan di depanku seperti ini, membuatku jadi kehilangan selera saja."

"Maaf, Mas ini hanya Aku memang tidak sehat."

"Harusnya kamu bilang jika tidak sehat, kan bisa menyuruh pelayan!"

Sofia ingin megeluh, bukannya dia sudah bilang tadi?

Sofia yang tidak tahan itu, tiba-tiba saja menangis.

"Astaga, Sofia sayang, kamu kenapa? Ukhh, kenapa kamu jadi cegeng gini sih?"

Sofia tentu tidak mengharapkan perlakuan itu dari Evan. Evan kadang memang suka seperti ini padanya.

Membuat Sofia kadang bertanya-tanya apakah benar Evan mencintainya?

Sofia segera berbaring di tempat tidur tanpa mengatakan apa-apa.

"Sofia kenapa kamu jadi ngambek gitu sih? Sofia?"

"Aku panggilkan Dokter ya?" bujuk Evan lagi.

"Aku ingin tidur!"

Dan begitulah awal kehamilan pertama Sofia yang penuh dengan masalah dimulai.

Di hari berikutnya, masalah morning sickness Sofia menjadi lebih parah. Kali ini, saat sarapan bersama Keluarga, tiba-tiba saja Sofia mual dan muntah, tidak tahan dengan aroma masakan sarapan pagi itu.

"Ih, Astaga! Sofia! Kamu jangan merusak selara makan orang dong! Kamu sengaja ya?" Kata Diana marah-marah.

Dan disini, Evan yang paling dekat dengan Sofia itu masih menutup mulut dan hidungnya dengan kain tidak tahan juga dengan mundahan Sofia.

"Astaga, harusnya kamu bilang sih Sofia dari tadi, biar sarapan di kamar saja."

Sofia yang tiba-tiba dimarahi lagi itupun jelas memiliki perasaan yang buruk. Ini tidak seperti dia ingin muntah disini. Dia tadi juga merasa baik-baik saja hanya tiba-tiba saja, sangat mual dan tidak tahan....

Kenapa tidak ada yang mengerti?

Sofia menatap Evan yang masih menatapnya dengan ekspresi jijik.

Dan dari sini, Sofia ingat, sejak kehamilannya itu, Evan tidak seperhatian itu padanya. Perlakuannya juga terbilang biasa saja.

Walaupun Evan pernah bilang, tidak ingin cepat-cepat punya anak...

Apakah benar ini tidak apa-apa?

Sofia tidak tahu, jika saja orang tuanya masih hidup, dan jika bukan karena Evan...

Sofia sekali lagi diliputi dalam dilema yang besar tentang bagaimana hidupnya nanti di masa depan.

Terpopuler

Comments

Sri Peni

Sri Peni

mudah2an tdk lama

2023-12-22

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Kamu adalah Segalanya
2 Episode 2: Kebohongan Pertama
3 Episode 3: Kenyataan Pahit
4 Episode 4: Pilihan Berat
5 Episode 5: Kecemasan Sofia
6 Episode 6: Menenangkan Diri
7 Episode 7: Pertengkaran
8 Episode 8: Kecewa
9 Episode 9: Harus Bagaimana?
10 Episode 10: Ketetapan Hati
11 Episode 11: Bersamamu
12 Episode 12: Mari Mencobanya
13 Episode 13: Jarak Antara Kita
14 Episode 14: Berubah
15 Episode 15: Curiga
16 Episode 16: Reuni
17 Episode 17: Kejutan
18 Episode 18: Tipuan
19 Episode 19: Munfik
20 Episode 20: Dosa Yang Tidak Hilang
21 Episode 21: Kecurigaan Bastian
22 Episode 22: Rayuan
23 Episode 23: Menunggumu
24 Episode 24: Jadi Dia Orangnya?
25 Episode 25: Salah Paham
26 Episode 26: Rasa Bersalah
27 Episode 27: Keraguan
28 Episode 28: Bohong
29 Episode 29: Terasa Aneh
30 Episode 30: Kecemasan
31 Episode 31: Hadiah Spesial
32 Episode 32: Mungkinkah?
33 Episode 33: Sudah Dari Dulu
34 Episode 34: Hal Yang Lebih Penting
35 Episode 35: Di Luar Perkiraan
36 Episode 36: Kelicikan
37 Episode 37: Kebenaran
38 Episode 38: Batas Akhir
39 Episode 39: Bertahan
40 Episode 40: Kebencian
41 Episode 41: Jangan Harap
42 Episode 42: Keputusan
43 Episode 43: Jebakan
44 Episode 44: Hal Berat
45 Episode 45: Viral (Part 1)
46 Episode 46: Viral (Part 2)
47 Episode 47: Reaksi
48 Episode 48: Muak
49 Episode 49: Dimulai
50 Episode 50: Siaran Langsung
51 Episode 51: Licik
52 Episode 52: Tidak Masuk Akal
53 Episode 53: Cari Maslahah
54 Episode 54: Drama Queen
55 Episode 55: Awal Kehancuran (Part 1)
56 Episode 56: Awal Kehancuran (Part 2)
57 Episode 57: Sesuatu Yang Hancur (Part 1)
58 Episode 58: Sesuatu Yang Hancur (Part 2)
59 Episode 59: Tidak Mungkin
60 Episode 60: Sial
61 Episode 61: Gosip
62 Episode 62: Pilihan
63 Episode 63: Tanggung Jawab
64 Episode 64: Bayanganmu (Part 1)
65 Episode 65: Bayanganmu (Part 2)
66 Episode 66: Hari Tenang
67 Episode 67: Langkah Berikutnya (Part 1)
68 Episode 68: Langkah Berikutnya (Part 2)
69 Episode 69: Membuatnya Marah
70 Episode 70: Nasip
71 Episode 71: Memulai Lagi
72 Episode 72: Jatuh
73 Episode 73: Masing-masing
74 Episode 74: Tidak Sesuai
75 Episode 75: Bertemu
76 Episode 76: Rasa Iri dan Dengki
77 Episode 77: Kenapa?
78 Episode 78: Harapan
79 Episode 79: Harga
80 Episode 80: Keinginan
81 Episode 81: Penyesalan
82 Episode 82: Hal Tersisa
83 Episode 83: Alasan
84 Episode 84: Tidak Layak
85 Episode 85: Bayarannya
86 Episode 86: Kembali
87 Episode 87: Bisnis Baru
88 Episode 88: Tidak Suka
89 Episode 89: Sebatas Ini
90 Episode 90: Masalah
91 Episode 91: Rintangan
92 Episode 92: Tidak Cocok
93 Episode 93: Ketahuan
94 Episode 94: Tidak Butuh
95 Episode 95: Ikatan
96 Episode 96: Bentuk dari Cinta
97 Episode 97: Hal Terpendam
98 Episode 98: Maaf
99 Episode 99: Jawaban
100 Episode 100: Cinta ini
101 Episode 101: Cinta Kita
102 Episode 102: Kisah Kita
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Episode 1: Kamu adalah Segalanya
2
Episode 2: Kebohongan Pertama
3
Episode 3: Kenyataan Pahit
4
Episode 4: Pilihan Berat
5
Episode 5: Kecemasan Sofia
6
Episode 6: Menenangkan Diri
7
Episode 7: Pertengkaran
8
Episode 8: Kecewa
9
Episode 9: Harus Bagaimana?
10
Episode 10: Ketetapan Hati
11
Episode 11: Bersamamu
12
Episode 12: Mari Mencobanya
13
Episode 13: Jarak Antara Kita
14
Episode 14: Berubah
15
Episode 15: Curiga
16
Episode 16: Reuni
17
Episode 17: Kejutan
18
Episode 18: Tipuan
19
Episode 19: Munfik
20
Episode 20: Dosa Yang Tidak Hilang
21
Episode 21: Kecurigaan Bastian
22
Episode 22: Rayuan
23
Episode 23: Menunggumu
24
Episode 24: Jadi Dia Orangnya?
25
Episode 25: Salah Paham
26
Episode 26: Rasa Bersalah
27
Episode 27: Keraguan
28
Episode 28: Bohong
29
Episode 29: Terasa Aneh
30
Episode 30: Kecemasan
31
Episode 31: Hadiah Spesial
32
Episode 32: Mungkinkah?
33
Episode 33: Sudah Dari Dulu
34
Episode 34: Hal Yang Lebih Penting
35
Episode 35: Di Luar Perkiraan
36
Episode 36: Kelicikan
37
Episode 37: Kebenaran
38
Episode 38: Batas Akhir
39
Episode 39: Bertahan
40
Episode 40: Kebencian
41
Episode 41: Jangan Harap
42
Episode 42: Keputusan
43
Episode 43: Jebakan
44
Episode 44: Hal Berat
45
Episode 45: Viral (Part 1)
46
Episode 46: Viral (Part 2)
47
Episode 47: Reaksi
48
Episode 48: Muak
49
Episode 49: Dimulai
50
Episode 50: Siaran Langsung
51
Episode 51: Licik
52
Episode 52: Tidak Masuk Akal
53
Episode 53: Cari Maslahah
54
Episode 54: Drama Queen
55
Episode 55: Awal Kehancuran (Part 1)
56
Episode 56: Awal Kehancuran (Part 2)
57
Episode 57: Sesuatu Yang Hancur (Part 1)
58
Episode 58: Sesuatu Yang Hancur (Part 2)
59
Episode 59: Tidak Mungkin
60
Episode 60: Sial
61
Episode 61: Gosip
62
Episode 62: Pilihan
63
Episode 63: Tanggung Jawab
64
Episode 64: Bayanganmu (Part 1)
65
Episode 65: Bayanganmu (Part 2)
66
Episode 66: Hari Tenang
67
Episode 67: Langkah Berikutnya (Part 1)
68
Episode 68: Langkah Berikutnya (Part 2)
69
Episode 69: Membuatnya Marah
70
Episode 70: Nasip
71
Episode 71: Memulai Lagi
72
Episode 72: Jatuh
73
Episode 73: Masing-masing
74
Episode 74: Tidak Sesuai
75
Episode 75: Bertemu
76
Episode 76: Rasa Iri dan Dengki
77
Episode 77: Kenapa?
78
Episode 78: Harapan
79
Episode 79: Harga
80
Episode 80: Keinginan
81
Episode 81: Penyesalan
82
Episode 82: Hal Tersisa
83
Episode 83: Alasan
84
Episode 84: Tidak Layak
85
Episode 85: Bayarannya
86
Episode 86: Kembali
87
Episode 87: Bisnis Baru
88
Episode 88: Tidak Suka
89
Episode 89: Sebatas Ini
90
Episode 90: Masalah
91
Episode 91: Rintangan
92
Episode 92: Tidak Cocok
93
Episode 93: Ketahuan
94
Episode 94: Tidak Butuh
95
Episode 95: Ikatan
96
Episode 96: Bentuk dari Cinta
97
Episode 97: Hal Terpendam
98
Episode 98: Maaf
99
Episode 99: Jawaban
100
Episode 100: Cinta ini
101
Episode 101: Cinta Kita
102
Episode 102: Kisah Kita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!