Episode 2: Kebohongan Pertama

Sofia yang cemas dan kepikiran tentang ucapan Ibu Mertuanya itu segera mengatakan kekhawatiran pada Suaminya Evan.

"Mas, Apa Mas gak khawatir kita belum juga punya anak sampai sekarang?"

Evan yang sedang bersiap tidur itu segera menahan Istrinya dan berkata,

"Kita masih muda. Tidak ada yang perlu di khawatirkan oke?"

"Tapi Mas... Gimana kalau..."

"Sofia sayang, apa yang kamu takutkan hmm? Apakah kamu benar-benar sangat menginginkan bayiku didalam sini?"

Evan mulai menggoda Istrinya itu dengan memegang perutnya yang rata itu, membuat Sofia memerah, dan menjawab dengan malu-malu,

"A--Aku selalu ingin memiliki seorang anak laki-laki denganmu, dia pasti akan setampan Ayahnya,"

"Owh, Aku jadi sedikit cemburu nantinya, apakah Suamimu ini masih belum cukup Tampan untukmu hmm? Sampai menginginkan Putra setampan Aku?"

"Bukan... Itu hanya karena Mas sangat Tampan...."

"Kamu sepertinya sedang merayuku dengan membahas soal anak ini bukan? Apa kah kamu ingin melakukannya?"

Sofia tidak menolak, dan itu menjadi salah satu malam indah untuk keduanya. Namun justru itu yang membuat Sofia cemas.

Dalam dua tahun, keduanya masih memiliki hubungan yang cukup baik, dan sering menghabiskan malam bersama seperti itu.

Jadi kenapa dia tidak kunjung hamil?

Atau memang bukan saatnya saja?

"Sofia apa yang kamu pikirkan?"

"Ahh... Bu--bukan..."

"Aku tidak suka kamu memikirkan hal lain saat bersamaku..."

"Hanya masalah yang tadi..."

"Soal anak? Kamu ingin memilikinya?"

"Kenapa Mas mengatakan hal yang sudah jelas?"

"Ah, berati malam ini, Aku harus bekerja lebih keras bukan?"

"Ah, Mas Evan~"

Setidaknya, Sofia senang Suaminya berpikir positif pada hal ini, dan mengginkan hal yang sama.

Sofia berharap dirinya bisa segera hamil, mungkin saja nanti Ibu Mertuanya juga jadi lebih menyukainya?

####

Di pagi hari, Sofia bangun dalam keadaan lemah, namun dia sudah disambut dengan sebuah senyuman hangat dan sebuah ciuman.

"Ternyata Cintaku sudah bangun? Apakah kamu baik-baik saja?"

"Iya, hanya sedikit lelah."

"Ini Aku sudah menyiapkan Sarapan untukmu, dan jangan lupa mimun Vitamin seperti biasanya untuk menambah energimu."

"Eh? Tapi Aku harus menyiapkan Sarapan juga untuk Keluarga yang lain,"

"Sudahlah, Aku sudah bilang pada Ibu tentang kamu yang sedang tidak enak badan. Jadi Istirahatlah oke?"

Mendapatkan perhatian dipagi hari, Sofia tentu sangat senang. Dia memakan sarapannya, lalu juga tidak lupa mengambil pil ungu yang sudah di siapkan di meja.

"Ukh, Pil Vitamin ini sangat tidak enak. Ah, tapi ini semua demi kesehatan."

Sofia tidak pernah curiga pada vitamin yang diberikan suaminya, dan meminumnya.

Sayangnya, kedamaian Sofia tidak lama karena di siang hari, Ibu Mertuanya sudah marah-marah ketika melihat Sofia keluar dari kamar.

"Enak ya, malas-malasan terus dari pagi."

"Ma--Maaf Ma, Saya sedang tidak enak badan."

"Hah, kamu pikir Aku tidak tahu apa yang kamu dan Suamimu lakukan semalam? Aku lihat kalian sering melakukannya, tapi kamu tidak hamil-hamil juga, jangan-jangan kamu mandul?"

Deg

"Ti--Tidak mungkin, Ma! Ini pasti hanya belum saatnya saja."

"Orang lain, setahun menikah sudah tuh pada Punya anak, lah kalian? Sudah mau dua tahun, namun tanda-tanda hamil saja tidak!"

Kakak Ipar Perempuan yang kebetulan lewat mendengar percakapan itu dan mulai menambahkan,

"Mama tidak lihat tubuh Sofia? Dengan tubuh sekecil itu mana bisa dia hamil? Mungkin memang dia mandul, Ma. Kasihan juga Evan menikah dengan wanita seperti dia."

"Memang dari awal, Evan itu bodoh. Bisa-bisanya tergoda dengan wanita seperti ini yang tidak ada bagusnya sama sekali kecuali wajahnya saja yang sedikit cantik."

"Tapi apa gunanya Ma, kalau cantik tapi mandul? Nanti juga di ceraikan."

Dua wanita itu tertawa dan mengejek Sofia yang hanya diam saja sambil mengigit bibirnya. Dan ketakutan semakin dalam memasuki hatinya.

Dan di sore harinya, ketika Evan pulang, Sofia kembali mengeluh soal ini.

"Mas Evan, bagaimana jika kita berdua ke Dokter saja?"

"Omong kosong apa yang baru saja kamu katakan?"

"Tapi Mas, jika ingin punya anak kita harus lebih serius dan konsultasi ke Dokter."

"Jadi kamu memang masih membahas ini lagi? Bukankah Aku sudah bilang? Kita ini masih muda, kenapa buru-buru punya anak pula? Kamu dan Aku baik-baik saja, hanya belum waktunya saja."

"Tapi---"

"Sofia! Kenapa kamu tidak mendengarkanku sih?"

Setelah itu, Sofia tidak lagi membahas soal anak dengan Evan. Dia hanya bersabar ketika mendengarkan hinaan dari Ipar ataupun Mertuanya setiap hari soal dia yang mandul. Kadang bahasan itu juga sampai pada Evan, namun Evan hanya mengagapi dengan santai omong Ibunya itu.

"Ini hanya belum saatnya, Aku dan Sofia memiliki anak, hal itu kan di atas sama yang diatas, nanti juga ada saatnya."

Sofia juga jadi terus percaya, jika nanti pasti ada saatnya dirinya akan hamil, hanya bukan sekarang, dan dirinya baik-baik saja.

Hanya saja sebuah fakta tidak terduga terungkap beberapa hari setelahnya. Ketika Sofia membereskan ruang tamu, dia melihat kepingan-kepingan obat yang familiar.

"Huh? Milik siapa ini?"

Pil itu segera diambil oleh Kakak Ipar Sofia, Olivia.

"Ini milikku. Jangan ambil obat orang sembarangan deh."

"Ah, jadi itu Vitamin milik Kak Olivia, apakah karena Kak Olivia serang kelelahan juga?"

Olivia yang mendengar itu segera tertawa mengejek seperti biasanya, dan berkata,

"Kamu itu bodoh ya. Vitamin apa? Ini adalah Pil KB. Aku dan Suamiku sih sudah punya anak jadi wajar mengunakan hal-hal seperti ini, berbeda denganmu yang mandul, tanpa obatpun kamu tidak hamil, hah entah itu bencana atau berkah, benar-benar lucu."

"Pil KB?"

"Sudah, kamu tidak perlu tahu pula."

Olivia juga segera pergi dari sana, meninggalkan Sofia yang binggung.

Tapi Sofia masih ingat dengan benar bahwa obat itu sama dengan yang suaminya suka berikan padanya. Dengan ragu, Sofia mengambil obat yang ada di kamarnya.

Sebuah pil yang dia kira vitamin, ternyata Pil KB?

Jadi selama ini alasan kenapa dia tidak hamil karena obat ini?

"Kenapa Mas Evan berbohong padaku?"

Sofia diam-diam menangis memikirkan tentang semua ini begitu banyak ketakutan menghampirinya.

Takut bahwa ternyata Suaminya hanya bermain-main dengannya dan akan menceraikannya nanti seperti kata Ibu Mertuanya.

Ketika Evan pulang, Sofia segera bertanya ini padanya sambil marah,

"Mas Evan!! Kenapa selama ini Mas memberikanku Pil KB?"

Evan yang beru meletakkan Tasnya itu segera kaget,

"Dengar dari siapa kamu omong kosong itu?"

Sofia menujukan obat yang biasa Evan berikan padanya.

"Ini! Ini obat yang sama seperti yang Kakak Ipar miliki! Ini adalah Pil KB! Jadi selama ini kamu menipuku? Jawab Mas!"

Sofia mulai menangis memikirkan semua itu.

Namun Evan segera memeluk Istrinya itu dan berkata,

"Aku tidak bermaksud berbohong padamu. Hanya saja, Aku melakukannya karena Khawatir padamu."

"Khawatir apa? Kamu tidak pernah membelaku di depan Ibumu saat di bilang Aku mandul, padahal jelas karena obat ini Aku belum hamil!"

"Sofia, dengarkan Aku, bukan begitu. Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu jika kamu hamil, bukankah kamu masih begitu muda? Aku hanya takut bisa kehilangan kamu... Aku melakukannya karena Aku sangat mencintaimu, Sofia...."

"Apa? Aku tidak mengerti!"

"Sofia, tubuh seorang wanita lebih rapuh dari pada yang kamu kira, kamu juga baru 19 tahun, jika kamu sudah lebih tua, kita bisa merencanakan anak nanti, jadi jangan marah oke? Ini semua demi kamu, karena Aku sangat mencintaimu...."

Mendapatkan pelukan hangat dan ciuman itu, membuat Sofia menghilangkan keraguannya.

Karena dia sangat mencintai Pria itu, jadi dia percaya padanya.

Namun itu hanya awal dari semuanya, dari kebohongan yang suaminya miliki.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

menarik 👍

2024-01-21

1

Melatie Patie

Melatie Patie

lanjut lagi ya/Smile/

2023-12-26

0

Sri Peni

Sri Peni

lanjut

2023-12-22

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Kamu adalah Segalanya
2 Episode 2: Kebohongan Pertama
3 Episode 3: Kenyataan Pahit
4 Episode 4: Pilihan Berat
5 Episode 5: Kecemasan Sofia
6 Episode 6: Menenangkan Diri
7 Episode 7: Pertengkaran
8 Episode 8: Kecewa
9 Episode 9: Harus Bagaimana?
10 Episode 10: Ketetapan Hati
11 Episode 11: Bersamamu
12 Episode 12: Mari Mencobanya
13 Episode 13: Jarak Antara Kita
14 Episode 14: Berubah
15 Episode 15: Curiga
16 Episode 16: Reuni
17 Episode 17: Kejutan
18 Episode 18: Tipuan
19 Episode 19: Munfik
20 Episode 20: Dosa Yang Tidak Hilang
21 Episode 21: Kecurigaan Bastian
22 Episode 22: Rayuan
23 Episode 23: Menunggumu
24 Episode 24: Jadi Dia Orangnya?
25 Episode 25: Salah Paham
26 Episode 26: Rasa Bersalah
27 Episode 27: Keraguan
28 Episode 28: Bohong
29 Episode 29: Terasa Aneh
30 Episode 30: Kecemasan
31 Episode 31: Hadiah Spesial
32 Episode 32: Mungkinkah?
33 Episode 33: Sudah Dari Dulu
34 Episode 34: Hal Yang Lebih Penting
35 Episode 35: Di Luar Perkiraan
36 Episode 36: Kelicikan
37 Episode 37: Kebenaran
38 Episode 38: Batas Akhir
39 Episode 39: Bertahan
40 Episode 40: Kebencian
41 Episode 41: Jangan Harap
42 Episode 42: Keputusan
43 Episode 43: Jebakan
44 Episode 44: Hal Berat
45 Episode 45: Viral (Part 1)
46 Episode 46: Viral (Part 2)
47 Episode 47: Reaksi
48 Episode 48: Muak
49 Episode 49: Dimulai
50 Episode 50: Siaran Langsung
51 Episode 51: Licik
52 Episode 52: Tidak Masuk Akal
53 Episode 53: Cari Maslahah
54 Episode 54: Drama Queen
55 Episode 55: Awal Kehancuran (Part 1)
56 Episode 56: Awal Kehancuran (Part 2)
57 Episode 57: Sesuatu Yang Hancur (Part 1)
58 Episode 58: Sesuatu Yang Hancur (Part 2)
59 Episode 59: Tidak Mungkin
60 Episode 60: Sial
61 Episode 61: Gosip
62 Episode 62: Pilihan
63 Episode 63: Tanggung Jawab
64 Episode 64: Bayanganmu (Part 1)
65 Episode 65: Bayanganmu (Part 2)
66 Episode 66: Hari Tenang
67 Episode 67: Langkah Berikutnya (Part 1)
68 Episode 68: Langkah Berikutnya (Part 2)
69 Episode 69: Membuatnya Marah
70 Episode 70: Nasip
71 Episode 71: Memulai Lagi
72 Episode 72: Jatuh
73 Episode 73: Masing-masing
74 Episode 74: Tidak Sesuai
75 Episode 75: Bertemu
76 Episode 76: Rasa Iri dan Dengki
77 Episode 77: Kenapa?
78 Episode 78: Harapan
79 Episode 79: Harga
80 Episode 80: Keinginan
81 Episode 81: Penyesalan
82 Episode 82: Hal Tersisa
83 Episode 83: Alasan
84 Episode 84: Tidak Layak
85 Episode 85: Bayarannya
86 Episode 86: Kembali
87 Episode 87: Bisnis Baru
88 Episode 88: Tidak Suka
89 Episode 89: Sebatas Ini
90 Episode 90: Masalah
91 Episode 91: Rintangan
92 Episode 92: Tidak Cocok
93 Episode 93: Ketahuan
94 Episode 94: Tidak Butuh
95 Episode 95: Ikatan
96 Episode 96: Bentuk dari Cinta
97 Episode 97: Hal Terpendam
98 Episode 98: Maaf
99 Episode 99: Jawaban
100 Episode 100: Cinta ini
101 Episode 101: Cinta Kita
102 Episode 102: Kisah Kita
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Episode 1: Kamu adalah Segalanya
2
Episode 2: Kebohongan Pertama
3
Episode 3: Kenyataan Pahit
4
Episode 4: Pilihan Berat
5
Episode 5: Kecemasan Sofia
6
Episode 6: Menenangkan Diri
7
Episode 7: Pertengkaran
8
Episode 8: Kecewa
9
Episode 9: Harus Bagaimana?
10
Episode 10: Ketetapan Hati
11
Episode 11: Bersamamu
12
Episode 12: Mari Mencobanya
13
Episode 13: Jarak Antara Kita
14
Episode 14: Berubah
15
Episode 15: Curiga
16
Episode 16: Reuni
17
Episode 17: Kejutan
18
Episode 18: Tipuan
19
Episode 19: Munfik
20
Episode 20: Dosa Yang Tidak Hilang
21
Episode 21: Kecurigaan Bastian
22
Episode 22: Rayuan
23
Episode 23: Menunggumu
24
Episode 24: Jadi Dia Orangnya?
25
Episode 25: Salah Paham
26
Episode 26: Rasa Bersalah
27
Episode 27: Keraguan
28
Episode 28: Bohong
29
Episode 29: Terasa Aneh
30
Episode 30: Kecemasan
31
Episode 31: Hadiah Spesial
32
Episode 32: Mungkinkah?
33
Episode 33: Sudah Dari Dulu
34
Episode 34: Hal Yang Lebih Penting
35
Episode 35: Di Luar Perkiraan
36
Episode 36: Kelicikan
37
Episode 37: Kebenaran
38
Episode 38: Batas Akhir
39
Episode 39: Bertahan
40
Episode 40: Kebencian
41
Episode 41: Jangan Harap
42
Episode 42: Keputusan
43
Episode 43: Jebakan
44
Episode 44: Hal Berat
45
Episode 45: Viral (Part 1)
46
Episode 46: Viral (Part 2)
47
Episode 47: Reaksi
48
Episode 48: Muak
49
Episode 49: Dimulai
50
Episode 50: Siaran Langsung
51
Episode 51: Licik
52
Episode 52: Tidak Masuk Akal
53
Episode 53: Cari Maslahah
54
Episode 54: Drama Queen
55
Episode 55: Awal Kehancuran (Part 1)
56
Episode 56: Awal Kehancuran (Part 2)
57
Episode 57: Sesuatu Yang Hancur (Part 1)
58
Episode 58: Sesuatu Yang Hancur (Part 2)
59
Episode 59: Tidak Mungkin
60
Episode 60: Sial
61
Episode 61: Gosip
62
Episode 62: Pilihan
63
Episode 63: Tanggung Jawab
64
Episode 64: Bayanganmu (Part 1)
65
Episode 65: Bayanganmu (Part 2)
66
Episode 66: Hari Tenang
67
Episode 67: Langkah Berikutnya (Part 1)
68
Episode 68: Langkah Berikutnya (Part 2)
69
Episode 69: Membuatnya Marah
70
Episode 70: Nasip
71
Episode 71: Memulai Lagi
72
Episode 72: Jatuh
73
Episode 73: Masing-masing
74
Episode 74: Tidak Sesuai
75
Episode 75: Bertemu
76
Episode 76: Rasa Iri dan Dengki
77
Episode 77: Kenapa?
78
Episode 78: Harapan
79
Episode 79: Harga
80
Episode 80: Keinginan
81
Episode 81: Penyesalan
82
Episode 82: Hal Tersisa
83
Episode 83: Alasan
84
Episode 84: Tidak Layak
85
Episode 85: Bayarannya
86
Episode 86: Kembali
87
Episode 87: Bisnis Baru
88
Episode 88: Tidak Suka
89
Episode 89: Sebatas Ini
90
Episode 90: Masalah
91
Episode 91: Rintangan
92
Episode 92: Tidak Cocok
93
Episode 93: Ketahuan
94
Episode 94: Tidak Butuh
95
Episode 95: Ikatan
96
Episode 96: Bentuk dari Cinta
97
Episode 97: Hal Terpendam
98
Episode 98: Maaf
99
Episode 99: Jawaban
100
Episode 100: Cinta ini
101
Episode 101: Cinta Kita
102
Episode 102: Kisah Kita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!