Ketika Sofia membuka lagi matanya dia berada di sebuah ruangan asing, yang tercantum bau obat yang membuat mual. Disampingnya, yang menyambut Sofia dengan wajah khawatir adalah Suaminya Evan.
"Sofia? Kamu sudah sadar? Apakah ada yang sakit?" Kata Evan sambil mengeggam tangan Sofia dengan erat.
Melihat sosok itu, hati Sofia tiba-tiba saja diliputi dengan kesedihan dan kehancuran terutama setelah mengingat lagi kenyataan yang baru saja dia tahu.
Tentang bagaimana pria itu berbohong padanya dari awal. Bahwa mungkin semua orang mantan yang dia rasakan adalah sebuah kebohongan.
Hanya memikirkan fakta itu saja sudah membuat hatinya sakit.
Di bohongi oleh orang yang paling dia percayai...
"Lepaskan!"
Sofia dengan kasar menepis tangan itu.
"Sofia, Aku benar-benar tidak bermaksud untuk menipumu...."
Sofia yang mendengar itu kali ini dia mulai menangis, tidak sanggup lagi menahan luapan isi hatinya.
"Tidak menipu apa? Bisa-bisanya Aku percaya padamu ketika kamu bilang ingin mencari pelaku atas insiden kecelakaan yang menimpa orang tuaku, dan ternyata pelakunya itu adalah kamu sendiri pantas saja itu tidak pernah ditemukan."
"Sofia bukan seperti itu...."
"Tidakk!! Dari awal kenapa kamu bohong padaku? Kenapa kamu menikah denganku? Kenapa? Apakah itu bentuk rasa simpati?"
Evan yang dengar pertanyaan itu segera membawa Sofia dalam pelukannya.
"Bukan seperti itu, Aku tulus mencintaimu...."
"Bagaimana Aku bisa percaya... Kamu... Kamu yang telah membuat Orang Tuaku celaka...."
Sofia coba melepaskan diri dari peluang itu, namun Evan mempererat pelukannya.
"Tolong Sofia, jangan seperti ini aku tahu kamu mencintaiku..."
"Lepaskan!!!"
"Sofia...."
"Aku benci kamu! Kamu telah mengambil segalanya untukku!"
"Sofia ku mohon maafkan Aku! Aku sungguh minta maaf!! Jadi jarang seperti ini...."
"Tidak!! Bagaimana... Bisa...."
Sekarang Evan mulai melepaskan pelukannya, dan memegang wajah Sofia, membiarkan Sofia menatap kearah wajahnya.
"Sofia, lihat Aku! Apakah kamu benar-benar tidak mencintai ku?"
Sofia masih berlinang air mata nya mengeluh kata-kata itu hatinya terasa lebih sakit.
Bohong jika dia bilang dia membenci saya yang ada di hadapan itu...
Satu-satunya orang yang dia miliki sekarang...
Tapi...
"Sofia... Aku tahu ini sulit untuk kamu terima... Tapi sungguh, Aku minta maaf padamu. Aku tidak pernah menipumu, Aku memang berniat mengatakan itu suatu saat nanti jika saatnya tepat tapi... Aku tidak mengira kamu akan tahu dengan cara seperti ini."
"Pembohong!!"
"Sofia! Percayalah padaku!"
"Pembohong!!"
"Sofia? Apa yang harus Aku lakukan agar kamu percaya padaku? Sungguh, Aku bahkan akan menyerahkan diriku ke Polisi jika itu yang kamu inginkan.... Aku benar-benar sangat mencintaimu, Sofia... Jika memang itu bisa membuatmu bisa memaafkanku...."
Sofia yang mendengar itu segera menunjukkan keterkejutannya. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa pada benda yang ada tidak dapatnya ini.
Apakah dirinya akan percaya pada kata-katanya?
Pria yang telah membuatnya kehilangan orang yang paling berharga dalam hidupnya....
Sofia masih menagis....
Dia menagis karena dia tidak sanggup lagi menatap Pria yang ada di hadapatnya....
"Sofia... Maafkan Aku...."
Kali ini, Evan mulai berlutut di depan Sofia.
Sofia yang melihat itu masih tidak tahu harus bersikap seperti apa. Semuanya hanya terlalu cepat untuknya.
Namun yang membuat Sofia marah, adalah dirinya sendiri, bahwa jangan setelah tahu apa yang dilakukan oleh pria yang ada di depannya itu, Sofia masih mencintainya.
"Kenapa kamu begitu jahat? Bisa-bisanya kamu menipuku seperti ini dan mengambil hatiku... Membuatku tidak bisa untuk membencimu...."
Evan bangun mendengar itu, lalu memeluk Sofia.
"Apakah kamu memaafkanku?"
Sofia diam, lalu segera berkata,
"Aku butuh waktu."
"Aku akan memberimu waktu. Aku percaya kamu masih mencintaiku Sofia..."
"Kamu sangat curang Evan...."
Sofia masih mencoba untuk menenangkan hatinya setelah itu. Evan hanya menunggu dengan setia disamping Sofia saat di Rumah Sakit.
Sofia masih binggung apa yang harus dia lakukan.
Apakah dia akan menjadi anak durhaka jika memaafkan Evan?
Evan telah menipunya...
Namun sekarang Evan adalah segalanya untuknya....
"Evan, kamu benar-benar Bregsek!!"
"Sofia, kamu boleh memcaci maki Aku sesukamu, jika memang itu bisa membuat hatimu lega dan bisa memaafkanku..."
"Sialan!"
Hingga waktu akhirnya berlalu, Evan masih menunggunya di Rumah Sakit dengan setia. Membatunya memakan sarapannya dengan diam.
Sofia tidak menolaknya dan menerima perlakuan itu.
Apakah itu bukan pura-pura?
Sofia ingin memastikannya lagi.
"Apakah kamu benar mencintaiku?"
"Benar, Sofia. Awalnya memang tidak seperti itu, namun percayalah, Aku sungguh mencintaimu...."
"Apakah kamu mendekatiku awalnya karena rasa bersalah?"
Evan terlihat diam sebentar sedang memilih kata-kata yang cocok namun pada akhirnya dia mengatakan yang sebenarnya.
"Benar. Namun pada akhirnya kamu yang telah mengambil hatiku, dan membuatku benar-benar mencintaimu..."
"Bagaimana jika Aku memintamu untuk melaporkan diri ke Kantor Polisi?"
"Tidak apa-apa jika itu yang kamu inginkan, asal kamu memaafkanku...."
"Evan... Kamu sungguh selalu bisa membuatku memiliki pilihan yang sulit."
"Asal kamu tidak meninggalkanku..."
"Lalu kenapa kamu tidak ingin memiliki anak denganku?"
"Aku sudah bilang sebelumnya karena Aku menghawatirkanmu, kamu masih cukup muda, bagaimana jika terjadi sesuatu padamu? Salah satu saudara jauhku kehilangan Istrinya setelah Istrinya melahirkan. Hanya membayangkan kamu bisa seperti itu saja membuat ku takut..."
"Kamu tidak berbohong?"
"Aku bersumpah atas namaku. Aku sangat mencintaimu.... Jika kamu memang ingin segera memiliki anak denganku, tidak apa-apa, Aku akan melakukannya... Hanya... Aku harap kamu tidak apa-apa...."
Sejujurnya, melihat Evan begitu mukhawatirkannya seperti ini, membuat hati Sofia luluh.
Pada akhirnya, sudah tidak ada apapun yang bisa Sofia lakukan selain mencoba menerima Evan.
"Tapi berjanjilah padaku dimasa depan, jangan pernah berbohong padaku lagi."
"Baik, Sofia. Aku tidak akan pernah berbohong lagi padamu."
"Kamu benar-benar berjanji?"
"Tentu saja, Aku akan melakukannya... Aku tidak akan berbohong lagi padamu."
"Kamu benar-benar tidak menyembunyikan apapun dariku lagi?"
"Tidak! Aku bersumpah!"
Karena rasa cintanya, dan Evan yang menjadi satu-satunya yang berharga dalam hidupnya, pada akhirnya Sofia memilih pilihan yang sulit itu.
Sofia yang tidak bisa hidup tanpa Evan sekarang, sekali lagi percaya pada Evan.
"Kali ini mari mulai semuanya dari Awal."
"Ya, Sofia. Aku tidak akan pernah mengecewakanmu."
Dalam pelukan hangat itu, Sofia entah kenapa merasa lega.
Satu-satunya kehangatan yang dia miliki di Dunia ini...
'Maaf... Papa... Mama... Aku telah menjadi anak Durhaka... Maafkan Aku.. Tapi Aku sekarang sudah tidak sanggup membayangkan hidup tanpa Evan...'
"Evan, jangan pernah mengecewakanku lagi..."
"Ya, Apapun yang terjadi Aku akan selalu mencintaimu..."
Memegang janji itu, keduanya memulai lagi awal yang baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Soraya
bodoh krna cinta
2024-02-25
0