"ANITA!"
Saga membentak Anita, dia tidak percaya jika Anita berucap seperti itu kepada Siren yang tak lain anak kandung nya sendiri.
"Mas ka-mu bentak aku?" Lirih Anita
"Kamu keterlaluan Anita, mau bagaimanapun Siren itu anak kandung kamu. Tidak pantas seorang ibu berkata seperti itu terhadap anak nya," jelas Saga seraya menahan emosi yang tertahan.
"Tapi dia mau rebut kamu dari aku Mas."
"Ck, gak salah denger aku Ma? Yang rebut Kak saga dari aku tuh Mama bukan aku. Dari awal yang pacar nya Kak Saga itu aku bukan Mama, Mama cuma orang ketiga yang hadir di hubungan aku sama Kak Saga."
"Tapi sekarang Saga sudah menikah dengan saya anak sia-," belum selesai Anita berbicara, Saga terlebih dahulu memotongnya.
"STOP! KALIAN BERDUA MASUK!" bentak Saga pada Anita dan Siren.
"Aku belum selesai bicara dengan anak tidak tahu diri ini mas," sergah Anita
"ANITA! Saya bilang masuk. YA MASUK!" tekan Saga.
Anita menatap tajam Siren, sedangkan Siren dia hanya menatap Anita dan Saga dengan wajah yang sangat datar. Siren melengos pergi ke dalam rumah dan membanting pintu kamar dengan kasar. Dia segera merapikan semua pakaian dan barang-barang yang menurutnya penting. Siren sudah membulatkan tekad nya untuk keluar dari rumah ini, karena bagaimanapun dia juga tetap wanita rapuh, yang kapan saja bisa menangis saat melihat Saga dan Mamanya.
Setelah selesai merapikan semuanya, Siren turun dari kamar nya dan pergi begitu saja tanpa memperdulikan pertanyaan dari Saga, yang sedang berbicara dengan Anita.
"Siren mau kemana kamu?" Tanya Saga
Siren tak menjawab Dia hanya melirik Saga dan Mama nya itu, lalu melanjutkan langkah nya menuju garasi untuk mengambil mobilnya.
"Puas kamu hah PUAS ANITA! liat anak kamu yang selalu kamu bangga-bangga kan sekarang pergi ninggalin kamu, hanya karena keegoisan kamu."
"Aku gak peduli," ujar Anita lalu pergi masuk ke dalam kamar nya.
Saga berdecak lalu segera pergi menyusul Siren untuk menahannya agar tidak pergi dari rumah
"Siren, jangan pergi. Tetap di sini ya," pinta Saga seraya menahan tangan Siren yang ingin membuka pintu mobil.
"Kak Saga, tolong jaga Mama ya."
Siren melepaskan cekalan Saga pada tangannya, namun saat akan memasuki mobil tiba-tiba Saga menarik tubuh Siren kedalam pelukannya. Siren terperangah karena tiba-tiba Saga memeluknya begitu erat, dia tidak bisa membohongi perasaannya jika dia memang masih mencintai Saga.
"Balas pelukan aku Siren!" titah Saga
Siren hanya diam, tanpa sedikitpun membalas pelukan Saga. Sampai pada akhirnya Saga sendiri yang melepaskan pelukan itu.
"Udah kan kak? Aku pamit, permisi."
Siren menjalankan mobilnya pergi dari rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal nya. Saga hanya menatap nanar mobil yang mulai menghilang dari pandangannya.
"Maaf Siren, suatu saat nanti kamu akan tau alasan kenapa aku menikahi Mama kamu."
*
Siren membanting kan diri ke kasur empuk miliknya, setelah merapikan semua barang-barang yang dia bawa dari rumah, dan sedikit membersihkan apartemen nya itu.
"Emang lebih baik gue hidup sendiri, dan mikirin diri sendiri daripada harus mikirin hal yang ngebuat gue stres muda," gumam Siren.
Siren tak melakukan apapun dia hanya diam menatap langit-langit kamar nya dan memikirkan diri dia yang akan hidup sendiri di apartemen ini, kalau di pikir-pikir hidup Siren malang sekali. Perceraian orang tua, punya pacar malah nikah sama Mama nya sendiri, dan sekarang dia malah di usir dari rumah nya sendiri juga.
"Ck ck, malang sekali nasib Lo Siren. Hidup gue penuh drama banget sumpah, ya Tuhan kenapa engkau memberikan takdir yang seperti ini. Huft gue bingung hubungan antara Mama dan Kak Saga itu sebenarnya apa? Kenapa tiba-tiba minta izin sama gue buat nikah tanpa menjelaskan alasannya," heran Siren
Kruk...
"Duh gara-gara gue mikirin nih masalah, sampe lupa gue belom makan sama sekali dari siang tadi."
"Hais, gue kan baru ke apartemen lagi, stok makanan pasti kosong mana sempat gue mikirin persediaan makanan. Yaudah deh kepaksa makan di luar," gerutu Siren pada dirinya
*
Kriet.
Saga membuka pintu kamar tidur dia dan Anita, terlihat Anita sedang berdiri memandang ke arah luar jendela. Saga menghela nafasnya, dia harus ekstra sabar menghadapi sikap antara Anita dan Siren.
"Anita," panggil Saga seraya memeluk tubuh Anita dari belakang.
Anita tersentak karena tiba-tiba Saga memeluk nya dari belakang.
"Kamu masih marah sama aku hmm?" tanya Saga lembut
"Mas, aku mau tanya sama kamu. Kamu nikah sama aku terpaksa kan?" bukannya menjawab pertanyaan Saga, justru Anita malah balik bertanya perihal pernikahan nya.
"Kamu ngomong apa sih, jangan bahas masalah itu lagi."
"Mas, aku tau kamu masih mencintai Siren. Aku juga tau gimana cinta nya Siren sama kamu, tapi maaf untuk kali ini aku mau egois mas," ucap Anita
Anita memeluk tubuh Saga dengan erat seolah-olah Saga akan pergi meninggalkan nya. Saga tidak menjawab apapun dia hanya diam dan membalas pelukan Anita, namun pertanyaannya dari Anita yang selanjutnya membuat Saga terkejut bukan main.
"Mas, kamu gak kangen aku?" tanya Anita seraya mengelus tangan kekar Saga.
"Hah?"
"Aku cuma nanya kok mas, kalo kamu belum siap gak papa," lanjut Anita
"Maaf Anita," ucap Saga, sebenarnya Saga paham apa yang dimaksud dengan ucapan Anita, namun dia memang belum siap.
Anita tidak menjawab dia hanya tersenyum dan pergi ke atas ranjang untuk tidur, namun pergerakan Anita terhenti ketika Saga berbicara mengenai Siren.
"Siren anak yang baik Anita. Dia juga mandiri, yang aku tau selama ini dia selalu berusaha sendiri untuk bisa mendapatkan apapun yang dia mau. Tapi tidak pernah sekalipun dia merepotkan orang di sekitarnya, mau itu aku sebagai kekasihnya ataupun kamu sebagai ibunya," jelas Saga
"Aku tau. Tapi untuk kali ini aku mau egois, aku juga butuh kebahagiaan mas."
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nami/Namiko
Terharu banget!
2023-12-17
2