"Kamu biar Papa antar, bagaimana ?" tawar Saga
Anita menatap tajam Siren, berharap Siren akan menolak ajakan Saga, tapi Siren justru tersenyum smirk ke arah Mamanya bahwa dia tidak akan mengalah hanya karena Anita adalah ibunya sendiri. Tapi Siren tidak sekejam itu untuk merebut Saga kembali di saat awal pernikahan Mamanya itu.
"Gak usah Pa, aku mau berangkat naik motor kesayangan aku aja," jawab Siren seraya pergi ke garasi rumah nya dan melirik ke arah Mamanya itu.
Siren pergi ke kampus menggunakan motor gede kesayangan nya, sudah lama dia tidak mengendarai motor itu, hanya sekali-sekali saja jika dia bosen karena semenjak menjalin hubungan dengan Saga dia selalu di antar jemput oleh kekasihnya nya yang sekarang menjadi Papa nya.
"Oi Siren, tumben bawa motor lagi lo biasa nya juga sama Pak Dosen ganteng itu, lagi marahan ya lo sama Pak Dosen?" tanya teman Siren.
"Banyak tanya lo Oliv , awas ah gue mau ke kelas, dan satu lagi gue sama Dosen itu udah ganti status," jawab Siren malas.
"Hah gimana? Ganti status maksud lo udah nikah gitu sama Pak Dosen? bukannya Lo nikah minggu depan ya?" tanya Oliv penasaran.
"Ganti status jadi anak dan Papa," jawab Siren sekenanya
"HAH YANG BENER AJA," heboh Oliv mendengar jawaban Siren, bagaimana mungkin hey Siren dan Pak Saga itu pasangan yang sangat cocok di kampus. Bahkan semua Dosen pun mendukung hubungan mereka, dan sekarang apa-apaan ini tiba-tiba berubah status menjadi anak dan Papa, Oliv rasanya ingin jungkir balik mendengar kabar baik atau buruk ini.
Siren sudah menduga jika Oliv akan seheboh ini mendengar kabar aneh ini, Tapi apa boleh buat ini memang kenyataannya, mau seluruh kampus mendukung hubungan dia dan Saga atau bahkan satu dunia pun. Jika jodoh dia bukan Saga, mau bagaimana lagi?
"Siren woy elah tungguin gue napa si, itu lo serius kalau Pak Saga jadi Papa lo?" tanya Oliv penasaran
"Huh iya Oliv cantik, gue sama Kak Saga udah gak ada hubungan lagi dan sekarang Kak Saga udah nikah sama Mama gue, lebih tepatnya kemarin mereka menikah," jawab Siren malas
"Gila gue beneran gak percaya, gini loh kok bisa gitu kan yang seharusnya nikah itu lo minggu depan Siren, terus ini tiba-tiba malah Mama Lo yang nikah sama Pak Saga," sahut Oliv dengan rasa tidak percaya nya.
"Lo aja gak percaya kan Liv, apalagi gue yang ngalamin sendiri, gue gu-e," Siren tidak sanggup melanjutkan ucapannya, dia menangis di pelukan Oliv sahabatnya itu.
"Siren ya ampun please jangan nangis, gue tau ini pasti berat banget buat lo, tapi gue yakin lo pasti bisa lewatin ini semua."
Siren tak menjawab ucapan Oliv, dia hanya menganggukkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya pada Oliv.
"Ini bukan Siren yang gue kenal, lo biasanya gak nangis kaya gini, lo itu wanita kuat Siren. Buktiin ke mereka kalau lo bukan wanita yang lemah, lo cantik, pinter, mandiri, tanpa Pak Saga pun lo bisa," timpal Oliv
Siren melepas pelukannya dan menatap Oliv "Makasih ya, Lo emang sahabat yang paling bisa mengerti keadaan gue, tanpa menghakimi salah satu pihak."
"Iya makasih kembali juga, udah ya jangan nangis bentar lagi kelas di mulai, mending sekarang Lo cuci muka biar seger dan gak keliatan abis nangis."
Siren menganggukan kepalanya dan beranjak dari tempat duduk nya menuju toilet. Oliv menatap punggung Siren yang perlahan menghilang, dia merasa iba kepada sahabatnya itu, selama ini Siren tidak pernah sekalipun melihat kan kesedihan nya, dan ini untuk pertama kalinya, Oliv melihat seorang Siren menangis begitu pilu, karena mantan kekasih dan Ibunya sendiri.
Berita tentang pernikahan Saga dan Mama nya Siren telah menyebar luas di Universitas Bangsa, mereka mengira Pak Saga kesayangan nya itu akan menikah dengan Queen kampus mereka. Tapi kenyataannya salah besar justru Saga menikah dengan calon mertua nya sendiri. Bisik-bisik mengenai berita itu terus terdengar dan membuat Siren muak dengan semuanya itu, hampir setiap hari dia mendengar orang-orang terus membicarakan nya, ada yang merasa iba, dan ada juga yang merasa jika Siren memang tidak pantas bersama dengan Saga. Telinga Siren rasanya panas untuk setiap waktu.
"Males banget gue pergi ke kampus, nanti pasti mereka ngomongin mamah sama kak Saga, huft apa mending bolos aja kali ya."
"Gak ada bolos-bolos kuliah."
Siren tersentak saat tiba-tiba mendengar suara dari arah belakang, ternyata itu Saga dengan setelan formal nya untuk pergi mengajar ke kampus, tempat Siren berkuliah.
"Terserah gue dong, lagian gue males orang-orang pada ngomongin Mama sama lo terus kak," cicit Siren
"Telinga gue tuh panas tau denger nya, bukan cuma kuping aja tapi hati juga panas. Gue cemburu kak cemburu, lo gak bakal ngerti gimana perasaan gue yang harus nerima kalau lo udah selingkuh sama mama gue sendiri bahkan yang lebih parah nya Mama sampai hamil anak lo kak. Sakit kak, sakit hati aku!" bentak Siren dengan air mata yang sudah membasahi pipinya itu.
Saga hanya diam, dia bingung harus bagaimana menjelaskan semuanya, hati Saga sakit saat melihat perempuan yang dia sayang dan cintai menangis di hadapan nya. Saga hanya mampu merengkuh tubuh Siren dan bergumam kata maaf.
"Maaf Siren, maaf."
Tanpa mereka sadari di balik jendela Anita melihat semua yang terjadi, dia benar-benar merasa seperti orang ketiga di hubungan anak nya itu. Tapi Anita juga tidak bisa membohongi perasaannya, jika dia memang sudah menyayangi Saga karena setiap perlakuan Saga selalu lembut dan penuh kasih sayang. Meskipun usia mereka terpaut 14 tahun. Saat ini Anita akan egois dia tidak peduli dengan hal lainnya yang dia pikirkan saat ini adalah perasaan nya dan anak dalam kandungan nya.
"Ekhem, eh ada yang pelukan nih kok gak ajak-ajak Mama sih," lontar Anita
Mereka berdua segera melepaskan pelukan nya, meskipun sebenarnya mereka masih merindukan pelukan satu sama lain.
"Loh sayang kok kamu keluar, kan aku udah bilang kamu istirahat aja di dalem gak usah anterin aku ke depan," ujar Saga
"Apa si Mas, masa aku nganterin suami sendiri ke depan rumah gak boleh, kan aku juga mau nganterin kamu. Atau kamu emang sengaja ya ngelarang aku, soalnya kamu mau berduaan sama Siren dan pelukan lagi kaya tadi," tuduh Anita
"Mam udah deh please jangan mulai. Aku capek sama semua drama ini tau gak, kalau aku pergi dari rumah ini sepertinya lebih baik, daripada harus melihat orang munafik kayak kalian."
"Bagus kalau kamu mau pergi dari rumah ini. Itu memang yang saya harapkan, tidak ada pengganggu lagi di antara saya dan suami saya."
"ANITA!"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments