Luna mendengar percakapan bibi dan Paman nya.
"sepertinya kita belum bisa menyekolahkan Maura ke jenjang yang lebih tinggi ucap sang Paman,dengan nada lemah dan bergetar.
"sekolah Maura akan segera berakhir sebulan lagi,namun uang yang kita kumpul belum mencukupi untuk memasukkan Maura ke jenjang yang lebih tinggi" tambah Paman,
"bagaimana ini,apa yang bisa kita gadai agar bisa menyekolahkan Maura".
"bagaimana nanti aku bicara padanya?,aku ingin salah satu anak kita bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi,jika aku punya uang,bukan saja Maura yang akan aku biayai,Luna juga harus sekolah",bibi mulai terisak.
"hutangku juga sudah banyak di kantor", Paman juga sedih dia menunduk lemas,tubuhnya sudah tidak lagi muda,dia hanya bersemangat saat di depan Luna dan Maura.
"kita akan menggadaikan rumah ini ke tempat peminjaman uang",
bibi Lisa mengerutkan keningnya,sepertinya dia tidak setuju dengan rencana suaminya.
"bagaimana kita akan membayarnya nanti?,kita tidak punya penghasilan yang cukup,penghasilan kita hanya pas untuk makan dan kebutuhan rumah saja" terang bibi Lisa.
Paman membuang napas berat,dia akan terus berusaha,sementara Luna terduduk sedih di dalam kamar mandi,dia kasihan pada Paman dan bibi yang telah tulus menyayanginya.
"Tuhan,berilah kemudahan pada Paman"lirih Luna.
"aku akan membantunya dengan cara apapun",Luna bertekad dalam hatinya,untuk menjual rumah orang tuanya yang ada di kampung,meski tak seberapa tapi bisa membantu biaya pendaftaran Maura nantinya.
Luna keluar dari kamar mandi,"Paman"Luna menghampiri paman Nau,Mereka terkejut saat melihat Luna keluar dari kamar mandi,paman dan bibi takut jika Luna mendengar percakapan mereka tadi,mereka saling melirik dan terlihat gugup di hadapan Luna.
"Paman,aku belum bisa meringankan beban Paman,tapi aku punya rumah peninggalan ayah,aku akan menjualnya untuk pendidikan Maura",ucap Luna semangat,sebenarnya dia hanya pura-pura kuat,ingin sekali Luna menangis memeluk sang Paman,dia tidak punya apapun untuk membantu meringankan beban pamannya.
"tidak Luna sampai kapanpun rumah itu tidak boleh di jual",bibi Lisa langsung menggeleng.
"benar Luna,kau tidak boleh ikut memikirkan ini,kau harus berbahagia untuk dirimu sendiri, Paman tak pernah memberimu apa pun,kami tidak pernah meminta apa pun padamu,jangan ikut campur masalah orang tua",ucap paman Lirih, Paman juga tidak mau jika rumah kenangan itu di jual,itu adalah rumah peninggalan Kakaknya hanya itulah peninggalan dari ayah Luna,jika Paman mau pasti sudah Paman gadaikan untuk menyekolahkan Luna,dia tidak mungkin menggadaikan milik Kakaknya demi putrinya Maura,tentu saja yang lebih berhak adalah Luna.
Mereka terdiam sejenak dalam pemikiran masing-masing,jika Paman menggadaikan rumah yang mereka tinggali,belum tentu mereka akan bisa membayar angsurannya,mereka sama-sama berpikir dengan jalan yang sama-sama buntu.
"tidak apa-apa Luna nanti saja kita pikirkan itu,kamu lekaslah berpakaian,kita akan makan malam sebentar lagi",ucap Paman mencoba mencairkan suasana.
sejak dulu Paman memang hidup pas-pasan,namun mereka tetap bersyukur dan menerima Luna di keluarga mereka,ayah Luna dan Paman Nau adalah kakak beradik yang saling menyayangi,Luna tidak pernah membuat mereka susah,dia bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhannya,Luna hanya menumpang tidur di rumah dan pergi berkerja ketika siang hari.
"baiklah, Paman aku ke kamar dulu",Luna membuka celengan bergambar ayam yang terbuat dari tanah liat,dia menghitung lembaran yang telah lama dia kumpulkan,"CK,ini belum cukup",Luna memungut uang yang berserakan dari lembar dengan nominal terbesar hingga terkecil.
"Kakak",Maura datang ke dalam kamar Luna.
"kenapa Kakak membukanya,apakah kau sedang membutuhkan uang?"tanya Maura.
"eh,tidak Maura Kakak hanya ingin saja menghitung tabungan,kakak pikir sudah banyak ternyata belum",ucap Luna dia berpura-pura.
"kak apakah ada lowongan pekerjaan di toko kue bibi Lin?",tanya Maura.
"siapa yang mau bekerja Mau?",tanya Luna sambil mengemas pecahan celengannya.
"em..aku pikir lebih baik aku bekerja kak,karena aku tidak ingin kuliah,sekolah itu hanya membuang waktu saja,aku juga tidak bisa berpisah dari kalian,lebih baik bekerja saja",ucap Maura dengan bibir bergetar sambil memeluk Luna.
Luna membalas pelukan Maura,dia bisa merasakan getaran tubuh Maura,Luna tahu Maura hanya berbohong,mereka mulai terisak,"kau tidak boleh bodoh Maura,kau harus mengejar cita-citamu saat ini tidak ada lagi manusia yang mau putus pendidikan,semua orang sedang berlomba-lomba untuk menjadi manusia yang berkualitas dan hebat,tenanglah jangan pikir apa pun lagi, biarkan ini akan menjadi urusan kami",Luna menepuk punggung Maura.
Tanpa mereka sadari ada orang yang mendengar perbincangan mereka dari luar,pak Robert tersenyum penuh arti,dia punya cara untuk membawa Luna kepada keponakan kesayangannya.
Luna adalah wanita yang tepat untuk Aiden,dia baik,sabar dan penyayang.
tidak ada wanita lain yang pantas bersama dengan Aiden,meski banyak Gadis yang menawarkan diri untuk mencintai Aiden,itu hanya karena Aiden pewaris tunggal keluarga Abraham ayah Aiden yang kaya raya,mereka akan membiarkan Aiden dan bersenang-senang dengan hartanya saja tanpa memperdulikan penyakit yang Aiden derita,tapi Luna tidak akan seperti itu,tuan Robert yakin Luna akan membawa perubahan besar pada keponakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Diva Rusydianti
Ceritanya menginspirasi dan memotivasi, thank you author 🙏
2023-12-16
2