Keesokan harinya....
"Kau harus lebih berhati-hati kak,"ucap Maura yang sudah mengetahui kejadian yang menimpa Luna semalam.
"Siap boss aku akan lebih berhati-hati lagi,aku hanya sedang memikirkan sesuatu kemarin,tenanglah" sahut Luna,ia kembali menyuapkan sarapannya,
"apa yang kau fikirkan hingga tak melihat mobil yang begitu besar" tanya Paman,
"benar nak,jika kau melanggar semut atau keong wajar saja kau tak melihatnya" bibi Lisa juga ikut menimpali,
"aku juga bingung bibi,padahal aku sangat mengingatnya,waktu itu aku memang Tak melihat mobil di situ makanya aku melaju,saat aku menoleh pada orang yang menegurku di jalan ,aku tiba-tiba kaget karena mobil itu sudah ada di hadapanku dan aku terjatuh menabraknya.
Paman dan bibi Lisa hanya saling pandang,"ah ya sudahlah lain kali kau jangan menoleh kemana-mana fokus saja pada jalanan"paman memperingati Luna,"Kakak memang sering ceroboh ayah,dia sering terjatuh dan menabrak sesuatu,maka dari itu hanya si kety yang betah dengannya",seloroh Maura,
"eheh...kecerobohanku kali ini membuahkan hasil tau.u ,aku mendapatkan sepeda baru,apakah kau tidak mau mencobanya?", Goda Luna pada sang adik.
"apakah aku boleh memakainya?"tanya Maura senang.
"bolehlah, selama kety masih bisa di andalkan aku takkan meninggalkannya mencari yang baru,aku hanya akan berjualan bersamanya", Luna berdiri dari meja makan dan berpamitan pada Paman dan bibinya.
"bawalah Aiden,jaga dia baik-baik,kau boleh memakainya kapan pun kau mau" Luna dan Maura sama-sama menuju ke arah teras.
"terimakasih Kakak ku sayang"maura mencium pipi Luna,"ngomong-ngomong bagus juga nama sepedamu, Aiden".
Maura terkekeh dengan tingkah konyol sang Kakak yang suka memberi nama pada barang kesayangannya.
"nama yang memberi sepeda ini adalah Aiden",jawab Luna sambil mengusap gagang sepeda yang masih mengkilap.
"ohh,ya sudah,ayo kita berangkat"ucap Maura,dia menaiki sepeda baru dengan girang,sesekali ia membunyikan lonceng,biasanya Maura berangkat berjalan kaki,atau di antar oleh ayahnya menggunakan motor tua satu-satunya yang membantu ayahnya mengangkut barang paketan online.
Luna tersenyum kecut saat melihat raut kegembiraan Maura,dia menatap kepergian Maura hingga jauh,mungkin jika dia tidak menabrak orang lain adiknya tidak akan pernah bisa memiliki sepeda.
apakah dia perlu menabrak orang lagi?,supaya bisa mendapat biaya untuk kuliah Maura, bagaimana jika dia mati dan orang itu tidak memberi apa pun,bukankah idenya ini sangat bodoh.
Sedangkan kety saja di Belikan oleh bibi Lin untuk Luna,agar mempermudahnya mengantar pesanan,Luna sangat menyayangi dan menjaga kety seperti nyawanya.
Saat sampai di toko,Luna memarkirkan sepedanya di halaman depan toko Lin.
Dia berlari masuk ke dalam toko itu,"Bibi,aku datang!!!",ucap Luna.
bibi Lin tersenyum lebar sambil kembali mengerjakan pekerjaannya,Luna membenarkan beberapa barang yang berserakan,ia juga menata banyak kue yang akan di jual di dalam toko.
usai berkemas bibi Lin keluar dari dapur membawa sekeranjang kue pesanan para pelanggan.
"Luna,setelah mengantarkan pesanan ke tempat biasa,tolong kamu antarkan ini ke pelanggan baru di ujung jalan sana,di rumah yang berwarna biru",perintah bibi Lin sambil menulis di daftar pelanggan yang harus Luna antar.
"Baiklah aku akan pergi sekarang bibi",setelah meletakkan keranjang kue di kursi bagian belakang sepedanya, Luna mulai mengayuh si kety.
Seperti biasanya,dia kembali bertegur sapa dengan penduduk yang bertemu di jalan.
Tak lupa membunyikan lonceng sepedanya "Paman Hansen!!",panggil Luna kala melihat seseorang yang tengah melakukan olah raga di Depan rumah.
"aduh.h",Paman itu melepaskan barbel yang tengah dia angkat mengenai kakinya,hingga dia meloncat-loncat menggunakan sebelah kakinya,sambil meringis menahan rasa sakit Paman Hansen menunjuk ke arah Luna."awas ya Gadis nakal,kau membuatku kaget", Paman menggeleng kepala lalu tersenyum.
Luna terkekeh semakin melajukan kayuhnya,dia berhenti di kedai-kedai tempat bibi Lin meletakkan dagangannya seperti biasa,lalu mengantarkan pada rumah pelanggan,setelah selesai dia kembali melihat daftar pelanggan,yang hanya tersisa satu pelanggan di ujung jalan.
"Yess,,tinggal satu pelanggan lagi,setelah itu aku akan pulang ke toko",ucap Luna riang,
Dia akan membantu membuat adonan kue untuk di jual besok,semua pekerjaan yang di suruh bibi Lin dia lakukan dengan senang hati,karena hanya Luna yang bekerja di toko itu,bibi Lin selalu memberi bonus pada Luna yang sudah dia anggap seperti keponakan sendiri,dan uang itu akan dia simpan untuk keperluan Maura nanti, Paman Nau yang hanya pekerja dengan gaji pas-pasan sedangkan ibu Maura menjahit baju dan hasilnya juga tak menentu tergantung banyak atau sedikitnya orang yang ingin membuat baju padanya.
Terik panas mulai terasa menyentuh kulit Luna,dia berhenti sebentar di tepi sungai melihat pemandangan yang indah disana,Luna mengambil air yang ada di keranjang depan sepedanya,dia meneguk sebotol air hingga tersisa setengah.
"Aku harus cepat menyelesaikan tugas ini,ayo kety let's go!",Luna kembali bersemangat mengayuh sepedanya,dia adalah gadis yang tangguh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments