My Heaven

My Heaven

Hari Pertama di Sekolah

Pagi itu di pedesaan dekat pinggiran kota Bandung, Cindy mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. semburat cahaya mentari pagi menyusup di sela-sela dedaunan pohon akasia yang tumbuh disepanjang jalan itu.

Cindy, seorang gadis remaja berusia 16 tahun, berambut ikal, berkulit coklat, wajahnya sederhana tanpa polesan, karena dia memang agak cuek dengan penampilannya sendiri.

Sekilas tidak ada yang istimewa pada diri gadis itu. Untuk pertama kalinya ia mengenakan seragam putih abu-abu setelah sebulan kelulusan SMP, Cindy begitu tidak sabar untuk menjalani hari-harinya sebagai anak SMA.

Tiba-tiba suara klakson motor mengagetkannya.

"Hai Cindy... selamat ya sudah jadi anak SMA" Suara yang sudah tidak asing lagi baginya.

"Huh...kak Andrew ngagetin aja!"

Andrew adalah kakak kelas sekaligus tetangga Cindy. Cowok ini berkulit agak gelap dan berbadan tegap, postur tubuhnya atletis persis seperti binaragawan.

Andrew lah yang memperkenalkan SMA Permata Bangsa pada Cindy. SMA Permata Bangsa adalah sekolah favorit di daerah itu, uang sekolahnya pun sangat mahal, karena anugrah Tuhan, papa Cindy berhasil dapat bonus dari bosnya sehingga Cindy bisa bersekolah di sana.

"Cindy, besok berangkat sama aku aja ya naik motor, lumayan jauh lho kalo naik sepeda..." Andrew menawarkan jasa sambil memperlambat laju motornya.

"Nggak usah kak, trimakasih....nggak apa atuh naik sepeda, hitung-hitung kan olah raga...kak Andrew duluan aja" Tolak Cindy. Andre terlihat masam.

"Okelah kalo begitu....aku tunggu sampai kamu mau, aku duluan ya...." Andrew menarik gas motornya dan perlahan mulai menghilang di tikungan jalan.

Dalam hatinya Andrew kecewa juga, karena sudah sejak lama Andrew menaruh hati pada Cindy, baru sekarang dia bisa satu sekolah, namun sikap Cindy terlalu cuek terhadapnya, makanya Andrew selalu menyimpan perasaannya dalam hatinya.

Sebuah gedung sekolah yang cukup tinggi terbentang megah di hadapan Cindy, bibirnya menyunggingkan senyum penuh dengan ucapan syukur.

Sekolah SMP nya dulu tidak sebagus sekarang, dari tampilannya Cindy yakin banyak anak-anak orang kaya didalamnya.

Sedikit keraguan muncul dalam hatinya, mampukah ia bersaing dengan orang-orang didalam sana? sedangkan Cindy menyadari dirinya hanyalah gadis biasa, yang papanya hanyalah karyawan pabrik biasa yang tidak terkenal.

"Tuhan...aku pasti bisa...." bisik nya dalam hati.

Kerumunan siswa baru nampak memenuhi lobby tempat pengumuman penempatan kelas, tidak mau ikut berdesakan, Cindy berjalan-jalan di sekitar taman sekolah.

Dari kejauhan ia mendengar sayup-sayup alunan musik piano, suara itu begitu menarik hati Cindy. Dengan segera Cindy mencari dari mana suara itu berasal, makin jelas suara piano itu sampai ia berdiri di depan sebuah ruangan. Di atas pintu tertera tulisan 'Ruang Musik'.

Perlahan Cindy membuka pintunya. Cindy terpaku lama menikmati alunan lagu yang teramat indah baginya, lagu yang pernah ia kenal dulu, begitu damai ia rasakan.

"Oh my God....! Kenapa hati ini begitu tersentuh, siapa sih orang yang memainkannya?" bisik nya dalam hati.

Tiba-tiba lagu itu berhenti, Cindy tersentak, seorang cowok manis berwajah teduh dengan sorot mata yang tajam, berkulit putih dan sangat tampan serta berseragam rapi tersenyum kearahnya sambil menganggukkan kepalanya. Ada getaran aneh di dada Cindy.

"Maaf....saya salah masuk ruangan...." kata Cindy gugup. Cowok itu hanya tersenyum.

Buru-buru Cindy meninggalkan ruangan itu kemudian berlari kembali ke lobby.

"Hai...apa yang kamu lakukan di ruang musik?!!" Tiba-tiba ada suara yang memaksa Cindy untuk menghentikan langkahnya, kemudian dia menoleh kebelakang. Seorang gadis cantik berseragam yang sama dengan dirinya berdiri dengan tatapan mata yang sangat tajam.

"Hai...aku Cindy murid baru di sini...aku hanya berjalan-jalan saja kok..." Sapa Cindy dengan ramah sambil tersenyum, namun orang yang ada di hadapannya tidak membalas senyumannya.

"Jangan sekali-kali kamu masuk keruang musik itu dan melihat orang yang ada di dalamnya..." Ancamnya. Cindy tertegun.

"Kenapa?"

"Karena orang yang ada disitu adalah milikku!"

*****

Cindy tertegun melihat lobby yang sudah mulai sepi, dia mencari namanya di papan pengumuman. Setelah ia menemukan namanya dan tempat kelasnya, dengan segera dia berlari untuk mencari dimana kelasnya.

Masih terngiang di telinga Cindy alunan musik piano yang baru saja didengarnya.

"Siapa sebenarnya cowok manis itu? Kenapa baru melihatnya pertama kali hatiku sudah begitu bergetar? Kenapa dia terlihat begitu istimewa dari semua cowok yang pernah ku kenal?" Gumam Cindy.

*****

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

welcome, cindy....
Semangat hayukkkk

2023-08-24

0

KS. Kananta

KS. Kananta

semangat nulisnya thor

2023-05-21

1

Cindy cuma salah ruangan oi udah sewot aja

2023-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!