4. Sengaja Menjauh

Setelah mendengar itu, Ghea memilih untuk menjauhi Reksa. Dia masih memiliki waktu dua hari lagi di Jogja. Sikap Ghea membuat Reksa mengerutkan dahi. Ketika mereka pergi berempat, Ghea memilih merangkul lengan sang kakak. Sedangkan tangan kakaknya yang satu menggenggam tangan calon istrinya. Reksa berjalan di belakang mereka bertiga seperti pengawal.

"Kenapa dengan dia?"

Setiap kali Reksa mendekat, Ghea selalu menjauhinya. Terlihat begitu jelas jika Ghea memang sengaja. Sampai tiba di mana Ghea harus kembali ke Jakarta bersama Mereka bertiga.

Reksa ingin sekali mengajak Ghea berbicara, tapi Ghea selalu menghindarinya. Sampai tiba di Jakarta pun, Reksa tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Ghea. Dia memilih untuk kembali ke apartment yang dia huni.

.

Reksa mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Dia sengaja masih menggelapkan unitnya tersebut.

"Kenapa lu menjauh?"

Reksa menyandarkan tubuhnya. Memejamkan matanya dan tawa manis Ghea hadir di kepalanya.

"Ternyata gua belum bisa melupakan dia sepenuhnya."

Hembusan napas kasar pun keluar dari mulut Reksa. Tiga tahun masih dengan tetap perasaan yang sama.

"Apa harus mulai berjuang seperti awal lagi?"

Reksa tengah mengingat pertemuan kembali dia dengan Ghea. Dia tersenyum sendiri ketika mengingat wajah Ghea penuh keterkejutan. Betapa lucunya di mata Reksa.

"Polosnya kebangetan," gumamnya.

Senyum Reksa terus terukir ketika dia teringat bagaimana Ghea berbohong. Ghea mengantarkan susu cokelat beserta cemilan ketika Reksa tengah fokus untuk meretas yang ditugaskan oleh Rangga. Ghea adalah perempuan yang tidak pandai berbohong.

"Kenapa lu kayak bunglon sih sekarang?"

Tak terasa sudah dua jam Reksa mengingat wajah Ghea. Lelaki itu masih memiliki perasaan yang sama meskipun waktu telah berputar cukup lama.

Reksa tersenyum ketika mendapat pesan jika Ghea akan kembali bernyanyi di kafe. Jadwalnya belum dia dapatkan. Dua hari kemudian, dia sudah mendapat laporan jika Ghea sudah kembali ke kafe. Ketika semua pekerjaannya telah selesai, Reksa segera kembali ke apartment. Kemudian, dia mencari Astuti untuk dia ajak ke kafe di mana Ghea berada.

"Come on, Astuti!"

Vespa biru sudah Reksa anggap seperti kekasihnya sendiri. Hanya orang spesial yang Reksa ajak menaiki Vespa tua tersebut. Tibanya di sana, Reksa mencari tempat yang tidak terlihat oleh Ghea. Dia tidak ingin Ghea melihat keberadaannya.

Reksa memang peretas, tapi untuk meretas Ghea amatlah sulit. Sepertinya ada yang sengaja mengunci tentang Ghea. Dia sudah bisa menebak siapa yang melakukannya. Namun, itu wajar. Ghea adalah berlian mahal nan cantik yang dimiliki keluarga Aksara.

Suara dan wajah cantik Ghea membuat Reksa terpesona. Sungguh wanita ciptaan Tuhan yang begitu sempurna. Reksa terus menatap Ghea dengan wajah yang begitu senang. Namun, pandangan Reksa terhenti ketika Ghea melakukan flying kiss kepada seseorang. Lelaki jangkung yang mengenakan topi. Darahnya sedikit mendidih.

Mencoba untuk bersabar. Ketika Ghea selesai perform, terlihat Ghea berlari menuju lelaki tersebut. Postur tubuhnya bukanlah Agha. Ghea memeluk erat tubuh tinggi tersebut dan tepukan tangan dari penonton begitu riuh. Tangan Reksa sudah mulai mengepal.

Reksa masih belum beranjak dari sana. Dia masih penasaran dengan lelaki yang duduk berdua dengan Ghea. Mereka terlihat begitu mesra layaknya sepasang kekasih.

Rasa penasaran itu berakhir ketika Ghea dan lelaki jangkung itu mulai beranjak dari sana. Reksa menukikkan kedua alisnya ketika melihat siapa yang tengah bersama Ghea.

"Siyalan! Gua kira orang spesialnya Ghea."

Tetap saja itu membuat Reksa tak suka. Hati kecilnya bersikap egois. Dia tidak ingin melihat Ghea dekat dengan siapapun, kecuali dia.

Mata Reksa melebar ketika Apang menendang motor kesayangan Reksa ketika berada di depan kafe.

"Motor butut siapa sih ini? Ngehalangin motor gua aja."

"Bocah siyalan!!"

Reksa adalah manusia yang kesabarannya setipis tisu dibagi tujuh. Jika, sudah disenggol dia akan langsung menyenggol balik. Namun, tidak kepada Apang. Ada Ghea di sana.

Hari berikutnya pun selalu Apang yang menjemput Ghea. Reksa selalu kalah start oleh adik sepupu Ghea tersebut. Apalagi, mereka selalu mengumbar kemesraan layaknya orang pacaran.

Hingga tiba di mana mereka bertemu secara langsung di acara fitting baju pernikahan Agha. Sangat terlihat jelas jika Ghea sangat menghindari Reksa. Dia memilih menempel pada Apang. Ketika mereka selesai mencoba gaun dan jas untuk di acara resepsi, pihak keluarga menyuruh mereka untuk berdiri berdampingan.

"The next royal wedding," celetuk Askara.

"Uncle!" rengek Ghea dengan wajah tidak suka.

Aska pun tertawa. Beda halnya dengan Reksa yang berwajah datar. Ujung mata Reksa melirik ke arah Ghea yang merasa risih dekat dengannya. Setelah selesai difoto oleh pihak keluarga, Ghea dan Reksa kembali berganti pakaian. Reksa menarik tangan Ghea sebelum perempuan itu masuk ke ruang ganti.

"Gua mau bicara."

"Aku mau ganti baju. Aku gak mau yang lain lihat." Sebuah alasan keluar dari mulut Ghea.

Reksa menoleh ke arah kiri dan kanan. Memastikan semuanya aman dan menarik Ghea masuk ke ruang ganti. Mata Ghea melebar dan detak jantung Ghea sudah tak karuhan.

"Ma-mau apa?" Wajah penuh ketakutan terlihat begitu jelas.

Reksa sudah mengunci tubuh Ghea dengan tangannya yang panjang.

"Kenapa lu terus menjauh dari gua?"

Tatapan tajam Reksa membuat Ghea tidak takut. Malah, dia seakan memiliki kekuatan yang kuat untuk menjawab.

"Aku gak ingin menjadi perusak."

Kalimat itu begitu tegas. Dahi Reksa pun mengkerut mendengar jawaban Ghea.

"Maksudnya?"

"Jangan pernah memainkan perasaan perempuan lain. Harusnya Kakak menjaga perasaan wanita Kakak."

"Wanita?" Kedua alis Reksa pun mulai menukik tajam.

Ghea mencoba mendorong tubuh Reksa. Menatap Reksa dengan begitu dalam.

"Aku minta maaf karena sikapku yang terdahulu. Sekarang, aku udah dapat karmanya kok." Senyum tipis pun terukir di wajah Ghea.

Perempuan itu mencoba untuk keluar dari sana. Namun, Reksa mencekalnya kembali.

"Gua udah lupain sikap jahat lu itu. Gua mewajarkan kalau cinta itu buta," papar Reksa.

"Gua juga udah maafin lu sebelum lu minta maaf ke gua."

Ghea terdiam. Mereka berdua saling tatap dengan begitu dalam. Hingga ponsel Reksa berdering. Dia merogoh sakunya dan nama seseorang tertera di sana.

"Iya, Nuna."

Deg.

Ghea menghela napas begitu berat. Dia melepaskan cekalan tangan Reksa yang sedang serius berbicara bisa sambungan telepon. Baru juga satu langkah, Reksa berhasil menghentikan langkah Ghea dengan pelukan dari belakang yang dia lakukan.

Perlahan, Reksa membalikkan tubuh Ghea. Dia menatap Ghea masih dengan ponsel yang menempel di telinganya.

"Iya, aku pasti datang."

"Apa dia tengah mengumbar kemesraan di depanku?"

Tubuh Ghea mematung ketika dia merasakan kecupan hangat di kening begitu dalam.

"Aku juga sangat bahagia sekarang."

Seulas senyum Reksa berikan di sela obrolannya tersebut. Namun, Ghea terlihat masih syok.

...***To Be Continue***...

Boleh minta komennya gak? Banyakin kalau bisa biar up lagi.

Terpopuler

Comments

efvi ulyaniek

efvi ulyaniek

byk ya nama2 orangnya...dan disini msh mencoba mencerna...apa ini ada cerita squel dr cerita sebelumnya...

2024-06-24

0

Rahmawati

Rahmawati

siapa nuna ini

2024-01-17

1

Tanti Retno Wati

Tanti Retno Wati

mulai cemburu ya ghe

2023-12-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!