2. Semesta Mempertemukan Lagi

Sesuai dengan perkataan Reksa, di tengah malam dia berpamitan kepada penghuni rumah tersebut. Axel terlihat sedikit kecewa karena betapa singkatnya Reksa berada di sana. Padahal, mereka baru saja berjumpa.

"Hati-hati, ya. Jaga putra Tante dan calon menantu Tante."

"Tentu, Tan."

Disela senyum yang dia ukirkan, ujung matanya mencari sosok yang sedari sore tak dia jumpai.

"Adek udah tidur."

Kalimat Aleena membuat wajah Reksa sedikit pucat. Dia tertangkap basah oleh kakak ipar Ghea yang tersenyum penuh arti. Sedangkan Axel sudah menahan tawa.

.

Ghea sedari tadi berada di depan jendela kamar yang mengarah ke arah halaman. Di sana sudah ada mobil yang akan mengantar Reksa. Wajah Ghea begitu sendu. Satu nama yang masih menempel di kepala Ghea sampai saat ini, Nuna.

Tak lama berselang, dia melihat lelaki jangkung itu masuk ke dalam mobil. Dia tersenyum perih. Tiga tahun berlalu ternyata banyak merubah semuanya. Termasuk hatinya yang kini mulai menyimpan sesal atas sikapnya terhadap Reksa. Juga menimbulkan sebuah rasa yang tak dia duga.

"Aku harap ini hanya rasa biasa yang nantinya akan menghilang begitu saja."

.

Ghea yang biasa ceria, hari ini terlihat lebih senang mengurung diri di kamar. Aleena dan Rangga sudah memaksa Ghea untuk turun dan bermain dengan Pangeran, tapi Ghea selalu beralasan jika dia tak enak badan.

Axel mengetuk pintu kamar Ghea sebelum dia masuk. Terlihat Ghea tengah asyik bergelut dengan gawai di tangannya.

"Kamu kenapa, Ghe?"

Suara Axel membuat Ghea menegakkan kepala. Dia menatap Axel yang kini sudah duduk di samping tempat tidur. Axel sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri.

"Enggak apa-apa, Kak."

Ghea masih bisa menyunggingkan senyum di depan Axel. Namun, Axel tak bisa Ghea bohongi.

"Terkadang, kita baru merasakan yang namanya sayang sungguhan ketika dia sudah pergi dan berubah. Ketika dia ada di samping kita, tanpa sadar kita menyiakannya."

Sentilan keras yang Axel berikan untuk Ghea. Kepala Ghea pun kembali menunduk. Axel mengusap lembut ujung kepala adik dari Agha tersebut.

"Boleh menyesal, tapi jangan kebablasan. Kamu juga berhak mendapatkan kebahagiaan."

Axel memeluk tubuh Ghea dengan begitu erat. Mengusap lembut punggung Ghea. Kehadiran Axel mampu membuat Ghea tenang. Beban yang ada di hatinya perlahan menghilang. Meskipun, dia tidak menceritakan, Axel tahu semua perasaannya.

Tiga hari kemudian, sebuah kejutan pun Ghea dapatkan dari sang ayah. Sebuah tiket pesawat Aksa berikan kepada sang putri. Ghea mengerutkan dahi ketika membaca tempat yang ayahnya pilihkan.

"Kamu sudah lama kan pengen ke sana. Mumpung ada Mas dan calon istrinya di sana. Jadi, kamu bisa liburan bersama di sana selama tiga hari. Setelah itu, kalian akan kembali lagi ke Jakarta."

Jogja memang tempat yang ingin Ghea kunjungi untuk liburan. Tapi, tidak untuk sekarang. Dia ingin menyudahi rasa yang salah. Sang ayah malah mendekatkan dirinya dengan lelaki tersebut. Menolak pun Ghea tidak bisa. Apalagi melihat wajah ayahnya yang terlihat begitu ceria.

"Terimakasih, Daddy."

Ghea berhambur memeluk tubuh Aksara. Dia pura-pura senang agar tak mengecewakan orang yang dia sayang. Riana sudah menyiapkan perlengkapan untuk Ghea ke Jogja.

"Jaga diri baik-baik ya, Dek. Mas kamu nanti akan jemput di Bandara."

Ghea hanya mengangguk. Tersenyum ke arah sang ibu yang menatapnya dengan begitu tulus.

Malam ini, Ghea masih betah berada di kamar Pangeran. Dia terus menatap bayi yang belum ada satu bulan tersebut. Sang keponakan yang memiliki aura tenang membuatnya hatinya ikut tenang jika berlama-lama memandang wajah bayi tersebut.

"Aunty pasti akan merindukan kamu," gumamnya sambil mengusap lembut pipi merah Pangeran.

"Apa kamu sedikit keberatan?" Suara sang kakak membuat Ghea menoleh.

Lelaki yang semakin ke sini semakin tampan itu sudah mendekat ke arah Ghea. Dia seakan tahu apa yang tengah Ghea pikirkan dan rasakan. Dia mengusap lembut ujung kepala sang adik.

"Enggak kok, Kak."

Rangga tersenyum mendengar jawaban sang adik. Dia ikut duduk di karpet bulu di mana Ghea berada. Rangga tak berbicara apa-apa. Namun, pelukannya yang tiba-tiba membuat hatinya mencelos seketika.

"Have fun di sana, ya. Bawa kabar baik setelah itu."

Dahi Ghea mengkerut setelah mendengar ucapan sang kakak. Dia belum paham dengan kalimat yang kakaknya utarakan.

Ada bahagia dan tak selera. Itulah yang Ghea rasakan sekarang. Dia sudah menuju bandara diantar oleh kedua orang tuanya.

"Yang akur sama calon kakak ipar," ujar sang ibu.

"Iya, My."

.

Selama mengudara, pikiran Ghea ters berkelana. Dia sudah bertekad untuk menjaga jarak terhadap Reksa. Dia tidak ingin menjadi perusak. Dia juga terus memposting hal-hal yang ceria di media sosial. Bisa dibilang kini Ghea menjadi manusia bermuka dua.

Pesawat sudah mendarat dengan selamat. Kegalauan Ghea pun sedikit menghilang setelah dia keluar dari pesawat. Menghirup udara tanah air yang dia rindukan.

"Akhirnya," gumam Ghea dengan rona bahagia.

Dia segera menuju ke pintu keluar setelah semuanya selesai. Sang kakak dan calon kakak iparnya sudah menjemputnya. Wajah sumringahnya pun terpampang begitu nyata.

Namun, seketika langkahnya terhenti ketika melihat lelaki jangkung yang dia kenali memeluk seorang wanita cantik dengan begitu erat. Pelukan itu seperti pelukan perpisahan. Ghea seketika terasa perih dan sakit kembali. Seperti dipatahkan dengan sengaja. Bertepatan dengan itu, Apang mengirimkan sebuah foto kepada Ghea.

"Apang kita dia gak normal."

.

Tibanya di rumah yang dihuni oleh sang kakak, Agha melihat wajah adiknya yang sangat berbeda. Foto itu membuat hatinya patah berkeping-keping.

"Are you okay?" Sang kakak sudah membuka suara.

"Hug me!"

Agha memeluk tubuh Ghea dengan begitu erat. Begitu juga dengan Ghea yang membalasnya tak kalah erat. Kehangatan mulai menjalar di tubuhnya. Sang kakak selalu menjadi obat penawar di setiap rasa sedihnya.

Agha tak menanyakan apapun kepada sang adik. Dia tidak ingin memaksa adiknya untuk sekarang ini. Biarlah nanti Ghea yang bercerita sendiri.

.

Ghea menghela napas lega karena dia tidak bertemu dengan sahabat sang kakak. Dia harus menjaga jarak dan tidak terbuai akan sikap hangat Reksa. Kenyataan yang sesungguhnya membuat dia harus membuka mata.

Sayangnya, semesta seakan terus mempertemukan mereka. Ghea yang hendak turun ke dapur berpapasan dengan Reksa yang hendak naik ke lantai atas. Mereka berdua kompak berhenti dan menatap satu sama lain. Namun, Ghea segera mengakhiri pandangannya dan melanjutkan langkahnya. Reksa memandangi punggung Ghea yang semakin menjauhinya.

"Kenapa dia ada di sini?"

Ghea menghela napas kasar. Dia memilih mencari cemilan. Memakannya di meja makan seorang diri sambil menunggu sang kakak pulang. Setengah jam berselang. Derap langkah kaki terdengar. Ghea tahu siapa yang datang.

"Lu udah makan belum?"

"Nunggu Mas Agha."

"Dia pulang malam." Reksa masih memandang Ghea yang kini berkutat dengan benda pipih

"Gak apa-apa"

Begitu datar dan dingin kalimat yang terlontar dari mulut Ghea. Perempuan itupun kini berdiri dan mulai meninggalkan Reksa tanpa memandang Reksa sedikit pun. Lelaki jangkung itu hanya bisa terdiam melihat sikap Ghea yang tidak seperti di Sydney Minggu kemarin.

Ghea memang sedang menonton televisi, tapi pikirannya berkelana ke mana-mana. Hingga suatu suara benda diletakkan di atas meja membuat Ghea tersadar.

"Ganjel perut dulu. Udah gua buatin mie," ujar Reksa.

Tak ada jawaban sama sekali dari Ghea. Dia malah memasukkan kacang almond ke dalam mulutnya. Ghea mendengar Reksa menghela napas kasar. Kemudian, lelaki itupun pergi meninggalkannya. Ghea melihat ke arah mie cup kesukaannya sudah tersaji. Namun, tak ada keinginan darinya untuk menyantap mie itu.

"Pasti rasanya hambar."

...***To Be Continue***...

Boleh minta komennya? Banyakin ya biar nanti up lagi.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

mampir thor

2024-01-19

0

Indrijati Saptarita

Indrijati Saptarita

ga enak kan yaa Ghea....sakit rasanya... apalagi yg dirasa reksa ketika itu...

2023-12-18

0

Viona Prasetyo

Viona Prasetyo

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

2023-12-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!