Keesokan harinya, Ara memenuhi janjinya kepada sang Ibu untuk bertemu dengan calon suaminya setelah pulang mengajar. Wajah tentara bernama Vergana memang lumayan tampan dan tampak cool habis kalau di foto. Apalagi bila memakai seragam kebesaran lengkap dengan atributnya. Sangat memesona dan menawan.
Mata Ara lumayan hitam karena semalaman ia tidak tidur. Ia terus memikirkan cara bagaimana menggagalkan perjodohan itu. Ia tak mau menikah dengan Vergana atau siapalah namamya. Setampan-tampannya tentara kalau Ara tidak suka masa harus dipaksa. Namun, Ara tidak menemukan cara yang tepat hingga pagi ini.
“Bu Ara,” panggil Wau, salah satu anak didik Ara yang berlari mengejar wali kelasnya saat hendak pulang sekolah.
“Iya Wau. Ada apa?” tanya Ara tidak jadi memakai helmnya begitu melihat muridnya menghampirinya.
“Hari ini, Diki bolos lagi Bu, padahal tadi pas berangkat saya ketemu dia. Dan ternyata dia tidak ada di kelas sampai pulang sekolah.” Salah satu siswi berprestasi itu melaporkan apa yang ada di kelasnya termasuk temannya yang suka bolos sekolah.
“Ya sudah, nanti biar ibu tanyakan pada kedua orangtuanya. Terimakasih atas informasinya ya Wau.”
“Bu, tolong jangan panggil saja Wau, panggil Ulfa saja.”
“Wau adalah panggilan kesayangan Wau, daripada Ulfa, mending Wau saja. Sampai jumpa lagi besok.” Ara tersenyum dan ia sangat suka menggoda murid-muridnya.
Ara sangat profesional di sini. Meski ia sedang dirundung banyak masalah sebisa mungkin ketika di tempat kerja ia bersikap biasa-biasa seolah tak terjadi apa-apa. Ia juga ramah pada siapa saja yang Ara temui di sekolah tempatnya mengajar.
Guru cantik itu menyalakan motor gedenya dan langsung melesat pergi melewati pagar sekolah. Semua siswa bersorak senang melihat Ara. Banyak siswa yang mengidolakan guru cantik itu.
Meski terkesan tak pantas, Ara tidak peduli. Ia suka sekali dengan motor gede dan tidak malu mengendarainya saat ke sekolah. Lagipula, di mata anak-anak didik Ara, gurunya yang cantik itu tampak sangat keren. Jarang ada wanita bisa mengendarai moge.
Walau berbeda dengan guru wanita pada umumnya, penampilan Ara tetap sopan layaknya seorang guru. Tidak neko-neko dan apa adanya. Malah terkesan sangat sederhana. Makanya tak heran bila banyak yang jadi fans Ara termasuk murid-muridnya sendiri.
Guru cantik dan modis itu memang di kenal humble di sekolah. Tidak pernah jaim dan apa adanya. Ara juga sering bercanda dengan siapa saja sehingga siapapun yang bersama Ara akan nyaman.
Sisi lain dari Ara adalah, ia dikenal tegas pada murid-murid yang bermasalah dan suka bikin onar. Namun, Ara sering menyelesaikan masalah dengan kepala dingin sehingga siswa-siswinya sangat menghormatinya sebagai guru, teman dan juga pembimbingnya.
Lain di sekolah, lain di rumah. Di luar jam kerja Ara jadi diri sendiri layaknya wanita normal seusianya yang memang sudah bukan anak remaja lagi. Sebenarnya, Ara adalah pribadi yang tertutup. Jarang keluar rumah kalau tidak ada kepentingan dan punya dunianya sendiri.
Saat ini, beban Ara jadi semakin bertambah dengan ulah nakal Diki yang suka bolos sekolah. Hari ini juga, setelah urusan perjodohannya ini selesai, guru cantik itu akan bertandang ke rumah Diki dan menyelesaikan masalah ini secepatnya. Tidak ada guru yang menginginkan muridnya tidak disiplin dan tidak bertanggungjawab seperti Diki ini.
Apalagi, Ara terus menerapkan prinsip pada semua muridnya bahwa bila berani berbuat, harus berani bertanggung jawab. Ara yakin, dengan menerapkan prinsip tersebut, semua muridnya bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah di tengah-tengah maraknya fenomena kenakalan remaja.
“Ke mana lagi anak itu, selalu saja bikin masalah. Kapan si bengal itu tobat,” gumam Ara pada dirinya sendiri sambil melajukan motornya dengan kencang. Hanya Diki saja yang susah sekali dinasehati dan suka seenak hatinya sendiri.
Di lampu merah, Ara menghentikan motornya sambil memikirkan cara apa yang akan ia lakukan pada Diki agar muridnya itu berubah dan tidak bolos sekolah lagi. Sudah banyak sekali cara yang ia lakukan tapi tetap tidak berhasil, mau itu diancam, diberi sanksi dan peringatan bahkan sampai panggilan orangtua, tetap tidak berhasil.
Salah satu siswa Ara itu tetap saja melakukan pelanggaran sekolah lagi dan lagi. Bahkan rekan kerja Ara sampai mengira anak itu sudah tidak punya hati nurani. Namun, sebagai wali kelas yang sudah berpengalaman menghadapi siswa siswi bermasalah, Ara punya pandangan lain tentang anak bandel seperti Diki. Pasti ada sesuatu yang membuat anak itu jadi seperti itu dan Ara harus bisa mengubahnya.
“Ssst, hai cantik, mau ke mana nih, mau abang anter nggak?” goda salah satu pemuda yang ada di sebelah motor Ara.
Sayangnya, Ara tidak menggubris pemuda tersebut dan langsung melajukan motornya begitu lampu merah berganti dengan warna hijau. Rupanya, pemuda tadi tidak menyerah, ia mengejar motor Ara dengan kecepatan sama mentang-mentang motor gede pemuda itu punya kecepatan jauh lebih cepat ketimbang motor gedenya Ara.
Dalam sekejap, pemuda itupun berhasil menyusul Ara dan sengaja menghadang jalan bu guru cantik itu. Mau tidak mau Arapun menghentikan laju motornya dan turun menghampiri si pemuda yang menghalangi jalannya di tengah jalan.
“Kau itu gila, ya? Emang ini jalan punya nenek moyangmu apa? Minggir nggak!” bentak Ara sengaja bersikap judes.
“Nggak! Aku nggak mau minggir. Aku mau kenalan sama kamu dulu, baru aku minggir!” ujar pemuda itu sambil mengulurkan tangannya pada Ara dengan gaya PeDe-nya.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Raffasya@aimaria1203
Akhir’y baru bisa lanjut lgi nih 🫢 maaf ya ka 🙏🙏🙏
2023-12-27
0
Yuli Purwa
jd inget masa muda 🤭🤭
2023-12-23
0
eenok
hahahha ggl fokus ma wau ko jd Ulfa
2023-12-16
0