CINTA UGAL-UGALAN MAS TENTARA
“Tunggu! Jangan lari! Kembali!” teriak seorang wanita bernama Ara. Ia berlari mengejar seorang pencopet yang mencuri tas milik temannya.
Saat Ara sedang asyik berjalan bersama temannya di trotoar, tiba-tiba saja tas Lala ditarik paksa seseorang tak dikenal dari belakang dan langsung dibawa kabur oleh orang tersebut. Ara yang melihat kejadian itu tentu tak terima dan ia refleks mengejar si pencopet. Hingga sekarang, mereka masih kejar-kejaran.
“Hei tunggu! Kembalikan tas itu dasar pencuri!” teriak Ara lagi berharap orang-orang sekitar yang mendengar teriakannya membantu mencegah pencopet itu agar tidak kabur terlalu jauh.
Namun sayang, jalanan di trotoar ini sedang sepi. Kendaraan juga tidak banyak yang berlalu lalang sehingga tak satupun orang bisa membantu Ara. Ara sendiri tidak menyerah, walau napasnya sudah ngos-ngosan dan kelelahan, ia terus mengejar si pencopet yang sudah ahli dalam berlari sampai dapat. Padahal, Ara sudah tertinggal jauh.
Dari kejauhan, gadis itu melihat si pencopet berbelok di tikungan. Ara langsung mengerahkan semua tenaga yang tersisa untuk mengejar si pencopet itu dan jangan sampai kehilangan jejak. Begitu berbelok, Ara melihat seorang laki-laki berdiri tegak sambil memegangi tas hitam milik temannya.
Pria tersebut tidak bergerak. Ia hanya mengamati tas hitam yang ia pegang seperti orang bingung. Pria berkaos singlet hitam tanpa lengan dan tubuhnya dipenuhi tato hendak membuka tas hitam itu tapi diteriaki olah Ara.
“Hei! Dasar pencopet! Kembalikan tas itu!” teriak Ara.
Pria yang Ara yakini sebagai pencopet itu punya banyak sekali tindikan di telinga dan bibirnya. Stylenya benar-benar mirip seperti preman pasar.
“Siapa yang kau panggil pencopet, aku bukan …” pria itu tidak bia menyelesaikan kalimatnya karena keburu terkejut hendak diserang Ara.
Tanpa pikir panjang dan tanpa bertanya terlebih dulu, Ara mengambil ancang-ancang dan siap untuk menyerang. Dalam hitungan detik, gadis itu melompat dan mulai menendang wajah pria pencopet itu hingga pria tersebut langsung jatuh tersungkur.
Tentu saja mata pria itu melotot karena tak percaya dan mengerang kesakitan. Tapi karena fisiknya sangat kuat, ia bangkit berdiri dengan cepat dan membuang tas hitam yang tadi ia pegang ke segala arah. Pria itu berteriak pada Ara sambil melotot marah.
“Hei! Apa yang kau lakukan!” bentaknya.
Siapa yang tidak shock? Tanpa angin, tanpa hujan, mendadak ditendang. Oleh seorang wanita pula.
Tanpa mau menjawab, Ara langsung melayangkan bogem mentahnya di ulu hati si pria dan untuk kedua kalinya pria itupun membungkuk menahan sakit. Tak berselang lama, Ara juga menendang masa depan milik pria itu sampai jatuh terduduk.
Erangan pria bertato itupun semakin kencang terdengar. Dan Ara hanya diam karena puas menghajar pencopet yang mengambil tas milik temannya.
“Rasakan! Lain kali kalau mau mencuri lagi! Ingat pukulanku ini! Dasar preman pecicilan!” cetus Ara sambil mengambil tas hitam milik temannya lalu pergi.
“Tunggu! Kau … kau salah orang! Aku bukan pencuri! Kau tidak tahu siapa aku!” ancam pria yang sudah mulai bisa berdiri lagi, tapi bibirnya meringis menahan sakit gara-gara habis dihajar Ara sedemikian rupa.
Ara balik badan dan menatap wajah sang pria bertato sambil tersenyum mengejek. “Mana ada maling ngaku? Kalau semua maling di negara ini ngaku, penjara penuh.”
Laki-laki itu menahan amarah yang begitu besar. Ia bahkan mengepalkan kedua tangannya kuta-kuat. Untungnya, ia dididik untuk tidak memukul wanita, jika tidak, mungkin sudah dari tadi pria ini membalas pukulan Ara.
“Dengar, tadi aku lewat, dan ada seorang pria berlari lalu melemparkan tas padaku. Ya aku kaget dong, dan tiba-tiba kau muncul ….”
“Halah, itu hanya alasanmu saja. Sejak tadi aku mengerjarmu. Kau itu pencopetnya, baju dan prejenganmu saja sama dengan pencopet yang kukejar, mana mungkin aku salah orang. Sebaiknya kau mengaku saja. Kali ini aku memaafkanmu. Tapi lain kali awas saja!” ancam Ara sama sekali tidak takut pada pria kekar bertato itu.
Si pria benar-benar geram. Tapi ia memang tidak bersalah. Iapun menunjuk ke atas tempat di mana ada cctv terpajang di sana.
“Lihat cctv itu. Jika kau tidak percaya kalau aku bukan orang yang kau tuduhkan, kau bisa memeriksanya. Kamera tidak akan berbohong. Ayo kita lihat! Jika aku benar, aku akan menuntutmu!”
Ara melirik ke arah cctv yang dimaksud pria kekar itu. Gadis itu terus memerhatikan pria didepannya dengan seksama.
Dilihat dari segi fisik pria itu, semua orang juga pasti mengira kalau dia adalah preman pasar atau gangster yang suka bikin masalah. Ara yakin kalau ia tidak salah orang karena pencopet yang ia kejar juga memakai pakaian sama seperti yang dipakai pria didepannya ini. Potongan dan warna rambutnya juga sama. Sama-sama gondrong, jadi tidak mungkin kalau Ara salah orang.
“Kenapa kau diam saja? Apa kau takut?” tanya pria bertato itu.
“Siapa takut? Ayo kita buktikan, jika aku benar, maka kaulah yang harus masuk bui!” tantang Ara.
Pria bertato itu tidak menjawab, dia hanya tersenyum sinis dan berjalan lebih dulu ke rumah orang pemilik cctv. Untungnya, yang punya rumah sangat ramah. Ia dengan senang hati mengizinkan Ara dan pria sangar itu melihat cctv rumahnya guna mencari tahu siapakah pencopet aslinya. Dan bagaimana tas hitam milik teman Ara ada di tangan si pria bertato itu.
Setelah diperiksa, ternyata eh ternyata, apa yang dikatakan pria bertato itu benar. Pencopet yang di kejar Ara melemparkan tas hitam yang ia curi begitu saja pada pria bertato begitu ia belok ditikungan lalu kabur entah ke mana. Pria bertato yang memang kebetulan lewat juga bingung kenapa tas hitam itu di lempar ke arahnya.
Belum juga hilang rasa bingungnya, si pria bertato itu dikejutkan dengan kedatangan Ara yang tanpa dinyana-nyana langsung menendang dan menyerangnya tanpa sebab. Bahkan masa depan milik si pria bertato ikutan kena tendang juga.
Ara yang melihat aksinya sendiri jadi ikutan ngeri. Bisa-bisanya di jadi beringas begitu. Padahal itu bukanlah sifat Ara yang sebenarnya. Apalagi ia punya profesi sebagai pengajar, tida seharusnya Ara bertindak gegabah begitu. Gadis itu jadi malu dan juga merasa bersalah pada si pria bertato.
“Bagaimana? Masih menganggap aku pencopetnya?” tanya pria itu menatap tajam Ara yang tidak berani menoleh lagi pada pria didepannya.
“Hehe. Sorry.” Ara hanya nyengir kuda dan ia benar-benar merasa bersalah sekarang. Lebih dari itu, ia juga sangat malu karena telah salah menghajar orang, menuduhnya pencopet pula.
Sayangnya, pria bertato itu tak terima, tanpa pikir panjang, ia menyeret Ara keluar rumah pemilik cctv tanpa permisi dan membawa Ara ke kantor polisi deti itu juga. Tak tanggung-tanggung, pria kekar itu dengan seenak jidatnya membuka pintu jeruji besi dan mendorong tubuh Ara masuk ke dalam bui. Tak ada seorangpun yang berani menghalangi apa yang di lakukan sip ria bertato.
Dan disinilah Ara berada, di penjara untuk pertama kalinya dalam seumur hidupnya.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
3d
akkkhh Jungkook 😍😍
2024-05-22
0
Rhiedha Nasrowi
anggap saja awal yang baik ya😁😁😁
2024-03-19
0
🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤
mantap Mak. awal aja udah masuk penjara 🤣🤣
2024-03-14
0