Setelah melewati Masa Orientasi Siswa semua murid baru mulai memasuki kegiatan belajar, Apri masuk ke dalam kelas IPS,10 D bersama dengan Liska dan juga dengan Sandy. setiap angkatan berjumlah 12 kelas, mulai dari kelas A sampai dengan kelas L.
"Eh Liska?" ucap Apri dengan sangat terkejut tatkala melihat Liska masuk ke dalam kelas yang sama dengannya.
"gak usah sok kenal". Jawab Liska yang selalu menjaga jarak dengan Apri, ia selalu bersikap untuk tidak mau terlihat dekat dengannya. berjalan mengabaikan Apri dengan rambut panjangnya yang terurai bergelombang.
"eh bro, kita sekelas". Saut Sandy menyapa Apri dengan gayanya yang penuh semangat sembari tersenyum ramah seakan dunia selalu indah bagi dirinya,
"eh iya". Jawab Apri sembari tersenyum karena masih merasa sangat canggung denganya. "duduk bareng aja sini". balas Sandy lagi, mengajak Apri untuk duduk di sebelahnya. Karena hanya mengenal Sandy Apri pun menyetujui dan langsung duduk di sebelahnya.
"Lo dari sekolah Menengah Pertama Mana bro?" tanya Sandy kepada Apri, membuatnya sempat terdiam sejenak karena tak tahu harus menjelaskannya dari mana. "gw mah, dari kampung bro". Jawab Apri merasa aneh sendiri karena baru pertama kali ngomong dengan bahasa "Lo", Dan "gw".
"hahaha, lucu banget si" ucap Sandy sembari tertawa keras karena logat campuran dari cara berbicara Apri yang terkesan lucu.
"Siga di sinetron ieu mah" ucap Apri dalam batinnya, karena Apri dari kecil selalu berbicara menggunakan bahasa Sunda baik di rumah, di lingkungan atau pun di sekolah.
Kota Bekasi merupakan sebuah kota yang masuk ke dalam provinsi Jawa Barat, dan bahkan dalam kurikulumnya masih ada pelajaran tentang bahasa Sunda namun, jarang yang mengerti dan memahaminya.
setelah cukup lama berbincang dengan Sandy, seorang guru wanita dengan paras yang masih terlihat muda namun sudah berusia sekitar 30 tahunan, masuk ke dalam kelas kemudian memperkenalkan diri.
"Selamat pagi Anak-anak", ucap nya memberi salam kepada semua murid di dalam kelas. Sontak semua murid pun membalasnya dengan serempak, "selamat pagi Bu". Kemudian ia memperkenalkan diri.
"perkenalkan, nama saya Hana".
"saya akan menjadi wali kelas kalian selama satu tahun ke depan".
Bu hana merupakan seorang guru Seni, selain karena parasnya yang rupawan maupun bentuk tubuhnya yang menawan ia juga di kagumi karena cara mengajarnya yang ramah dan dapat membuat Murid-murid merasa betah.
Setelah itu bu Hana menyuruh setiap murid untuk memperkenalkan diri, berurutan dari satu murid ke murid lainnya yang bemula dari posisi paling depan. Sedangkan Apri dan Sandy duduk di bangku paling belakang di baris ke dua dari pintu masuk, Dengan keseluruhan ada empat baris.
Apri sendiri tak terlalu memperhatikan dalam perkenalan ini, "nanti ge kenal sendiri". Artinya (nanti juga kenal sendiri). Gumam Apri dalam batinnya, sampai ketika giliran seorang siswi yang membuat heboh seluruh murid di kelas itu membuat Apri ikut penasan.
"Saya clarissa". ucapnya dengan seuara indah nan lembut yang membuat para murid laki-laki menjadi heboh, terlebih karena parasnya yang cantik. Mungkin dia lah murid perempuan yang paling cantik di kelas.
"Cantik heh". Ucap Sandy sembari memandanginya dari belakang, "gak bakal suka ka maneh mah Sandy". maneh artinya (kamu) ucap Apri kepada Sandy, "hahah biarin we". jawab Sandy berniat menggoda Apri dengan mengikuti cara berbicaranya.
"perkenalkan saya Denan". Mendengar suara tersebut Apri baru sadar jika ternyata Denan yang merupakan murid baru di hari sebelumnya yang bertengkar dengaan seorang kakak kelas itu, sekarang sekelas dengan Apri.
"itu kan nu kamari gelutnya?" ucap Apri membuat Sandy kebingungan,
"kamari gelut apa?"
"itu, apa yah?" Apri harus berpikir dahulu untuk menerjemahkannya.
"itu, dia yang kemarin berantem". Jawab Apri setelah berpikir dahulu membuat Sandy akhirnya mengerti. "oh iya bener". Jawab Sandy kembali tertawa melihat Apri yang kesulitan untuk berbicara bahasa Indonesia yang benar.
Sampailah ketika giliran mereka berdua, "saya sandy" selesai dari sandi kini giliran Apri yang harus memperkenalkan diri. Ketika Sandy duduk kembali Apri langsung bangun dari tempat duduknya, berdiri tegak dan mulai memperkenalkan diri.
"Perkenalkan saya teh Apri". Namun belum selesai berbicara Sandy sudah tertawa keras, yang membuat anak-anak lainnya ikut tertawa mendengar cara berbicara Apri yang masih kental dengan logat Sundanya.
Dan hal itu juga yang membuat Apri langsung di kenal oleh semua Teman-temannya, Setelah acara perkenalan tak ada yang kegiatan lagi di hari itu. hanya mendapatkan sebuah jadwal pelajaran untuk hari esok dan seterusnya, sehingga semua murid dapat pulang lebih awal dari seharusnya.
Apri pulang dengan berjalan kaki, dengan langkah terburu-buru karena masih ada pekerjaan di rumah majikannya yang harus ia kerjakan. Sesampainya di rumah ia terkejut dengan kehadiran pembantu baru, "eh Bi, itu siapa?". Tanya Apri kepada bi Esih, "oh itu mah si Teteh" jawab bi Esih.
"iya namanya bi?"
"iya si Teteh"
"ih Bibi, nama aslinya?"
"gak tau, Bibi tahunya si Teteh aja"
Ternyata bi Esih sendiri pun tak tahu nama aslinya siapa, katanya si Teteh hanya bekerja untuk menyetrika pakaian saja. Ia juga orang asli daerah sini, bahkan rumahnya cukup dekat.
Sehingga kerjaan luis ketika pulang sekolah hanya tersisa Bersih-bersih di sore hari dan mencuci mobil ketika nanti majikannya datang. terkadang Apri sendiri mengeluh di penghujung malam, karena rasa lelah di setiap harinya.
Namun ia merasa jika dirinya hanya perlu bertahan namun, apakah bisa?. Bertahan dalam keadaan seperti ini. Siang itu sepulang sekolah Apri ketiduran, ia terbangun ketika langit sudah mulai senja yang membuat dia tidak menyapu dan mengepel rumah tepat waktu karena biasanya di lakukan pada pukul 4 sore.
"kok ngeres banget sih!". Ucap istri om Rudi dengan suara keras dan nada yang membentak, "Belum di bersihkan bu". Sambung salsa yang baru pulang kuliah. "Apri!" teriak istrinya om Rudi dengan wajah yang sangat kesal, dengan alis yang mengkerut dan kedua bola mata yang membulat lebar seperti hendak lepas.
"Iya bu"
"belum nyapu ngepel yah!"
"belum bu, maaf ketiduran".
"sapu pel dulu!"
Apri pun langsung bergegas mengambil sapu dan alat pel, Apri berniat menyapu kamar terlebih dahulu. Namun,
"males banget sih jadi orang".
"kerjaannya tidur mulu!".
"Bersih-bersih aja gak becus!".
Apri mendengar istrinya om Rudi terus menggerutu tentang dirinya, mengoceh dengan ucapan yang terasa menyakitkan. Membuat Apri membersihkan ruangan dengan semua perasaan yang menyesakan. Padahal Apri biasanya membersihkan lantai selalu tepat waktu, hanya kali ini saja ia ketiduran karena kelelahan.
"duh, musibah mah gak ada yang tahu". Gumam apri dalam batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments