Hari pertama masuk sekolah

Hari ini adalah hari di mana Apri mulai masuk sekolah menengah atas pertamanya, ia sudah bangun sejak pagi buta ia juga di tuntut untuk mencuci mobil, menyapu dan mengepel ruangan terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah.

Karena jarak dari rumah ke sekolahnya cukup dekat membuat Apri bisa sampai hanya dengan berjalan kaki saja, liska juga baru masuk sekolah menengah atas seangkatan dengan Apri.

Namun ia tak mau berangkat bersama, memilih berangkat lebih dahulu. Sesampainya di depan pintu gerbang masuk sekolah Apri menjadi pesimis karena banyak siswa yang di antar menggunakan mobil mewah oleh orang tuanya.

"Salah ieu mah sakola didieu teh". Yang artinya, "salah ini, sekolah di sini" . Maksud Apri ia merasa tidak sepantasnya untuk sekolah di sana, karena mengagap jika dirinya bukan bagian dari duni ini.

Ia berjalan melewati pintu gerbang yang tinggi, berjalan masuk ke sebuah lapangan di mana semua anak baru telah berkumpul untuk mendapatkan instruksi dari seorang guru yang bertanggung jawab.

Di tengah keramaian dan suara setiap orang yang saling berbincang karena sebelumnya sudah mengenal satu sama lainnya. Membuat Apri merasa gugup karena tidak ada seorang pun siswa yang ia kenal, namun Tiba-tiba.

"Hei bro, namanya siapa?" ucap seseorang siswa dari arah belakang sembari menepuk pundak Apri, yang membuatnya menoleh ke arahnya. "Apri" Apri pun menjawab dan menyebutkan namanya, mendengar hal itu dia memberitahukan namanya juga "gw sandy" ucapnya dengan berlagak sok berkarisma.

Semua anak baru saat itu belum mengenakan seragam, mereka semua memakai celana hitam dan baju kemeja putih polos. Karena harus mengikuti acara penyambutan terlebih dahulu, seperti Masa Orientasi Siswa (MOS). Yang dilakukan selama 3 hari.

Setelah selesai dengan pidato nya seorang guru berkumis dan berbadan kurus tadi pergi meninggalkan lapangan, kemudian langsung di gantikan oleh seorang siswa berbadan besar nan tinggi. Dengan wajah yang tampan dan berwibawa,

"Perkenalkan saya ketua OSIS". Ucap pemuda itu memperkenalkan dirinya sendiri di hadapan ratusan siswa baru, OSIS sendiri memiliki kepanjangan yaitu, (Organisasi Siswa Intra Sekolah).

Setelah itu semua siswa dan siswi di ajak keliling sekolah, memperkenalkan setiap ruangan dan fungsinya apa saja. membicarakan banyak hal yang tak terlalu penting dan membosankan,

"Apa lo, lihat-lihat!". Ucap seorang kakak kelas kepada seorang siswa baru, mereka berdua nampak berseteru dengan saling Tatap-tatapan. Namun siswa baru tersebut sadar akan situasinya dan memilih untuk mengalah, sehingga perselisihan tadi tidak berlanjut.

Namun kakak kelas itu yang merupakan seorang panitia MOS nampak seperti tak terima jika ia pergi begitu saja,

"Heh!, siapa nama lo?". Bentak sang kakak kelas, ia menarik lengan baju siswa baru menahannya untuk tidak pergi begitu saja. Kemudian si anak baru itu pun menjawab "gw denan" dengan naga tegas dan sikap percaya dirinya seperti menunjukan jika dirinya sama sekali tidak takut dengan sang kakak kelas.

Ditengah-tengah ketegangan tersebut Tiba-tiba seorang wanita datang dan menghentikan mereka berdua, "ngapain soh lo!, jahilin anak orang terus" . Ucapnya sembari menyuruh denan pergi, kemudian setelah selesai berkeliling kami semua berkumpul kembali di lapangan. Di ajak bermain kuis kreatif apalah itu, sampai akhirnya hari pertama pun selesai dengan tugas rumah yaitu, setiap siswa di wajibkan membawa semua barang atau makanan yang di minta. Sembari memakai papan nama dari kertas dengan tali plastik untuk menggantung di leher.

Memakai topi dari kertas karton dan banyak lagi lainnya yang harus di siapkan oleh Apri, sesampainya di rumah Apri berniat ingin langsung mencari semua benda yang di perlukan untuk hari esok.

"Apri, sekalian buat neng liska juga". Ucap bi Esih mengingatkan Apri supaya sekalian menyiapkannya untuk liska juga, "iya Bi" jawab Apri kepada bi Esih.

Liska pun pulang dan meminta hal yang sama, "Apri sekalian yah". Ucap liska saat melihat Apri hendak keluar. "Apri jemput neng cila dulu". Teriak bi Esih teringat dengan Cila yang belum di jemput.

Cila sudah sekolah Dasar (SD), ia baru memasuki kelas 2 Sekolah Dasar. karena ada Apri, sehingga sekarang Apri selalu menyempatkan diri untuk menjemputnya. Jika tidak bisa terpaksa harus bi Esih yang datang ke sana, Sehingga membuat pekerjaan Apri tak penah habis di setiap waktunya.

Sesampainya di Sekolah Dasar ternyata cila belum pulang, membuat Apri harus menunggu dahulu di sana. Saat sedang menunggu ia melihat seorang perempuan mengenakan seragam sekolahannya, "geulis euy". (Geulis artinya cantik) ucap Apri sembari memandanginya dari jauh, menatap nya dari sudut sisi sebelah kanan tempatnya duduk.

Karena bosan menunggu, Apri pun berniat untuk mengajaknya berkenalan. "dengan persiapan sempurna mah, bidadari oge di senggol ku aing". (Oge artinya juga sedangkan aing, artinya aku).

"Em hai", ucap Apri dari arah samping. perempuan itu pun menoleh membuat rambutnya bergerak terurai dengan lembut, membuat mata mereka berdua saling bertatapan. "eeh" Sontak membuat Apri terkejut dan tersipu malu, namun ia sudah mempersiapkan mental bajanya. membuatnya kebal dengan sebuah senyuman manis dari seorang perempuan cantik sekalipun.

"Bo, bol, boleh duduk di sini gak?". Namun nyatanya Apri masih saja gugup dan grogi,

"Iya boleh", jawab gadis cantik itu sembari memalingkan wajahnya yang membuat Apri berfikir jika ia tak menyukainya, padahal gadis itu memalingkan wajahnya karena tersipu malu tatkala mereka berdu bertatapan dari jarak yang cukup dekat.

"Aduh ganteng banget si", sifa masih memikirkan wajah Apri yang membuatnya tersipu malu, kemudian Apri berinisiatif untuk membuat obrolan dan bertanya terlebih dahulu.

"Kalo boleh tau namannya siapa?"

"um, aku sifa".

"aku Apri"

.....

(terdiam).

Sama-sama malu dan merasa canggung, "aduh, harusnya tanya balik". dalam batin sifa gregetan dengan dirinya sendiri, sedangkan Apri sedang kebingungan juga harus bertaya apa.

"Hm, kamu jemput adik kamu yah?".

"eh iya, kalo kamu?"

"iya aku juga, tapi kalo besok aku maunya jemput kamu pulang sekolah".

"eeh?"

Apri berkata sembari menatap sifa dari dekat, membuatnya tersipu malu karena ucapannya. "ih apa si dia". Dalam batin sifa menjadi gereget, membuat wajah sifa memerah dan harus memalingkan nya kembali dari Apri.

Dalam diam sifa mencoba menenangkan dirinya sendiri, setelah cukup tenang ia berniat menatap Apri kembali namun, Apri sudah tak ada di sampingnya. Ia sudah berjalan menjauh dengan menggandeng seorang gadis kecil yang ceria,

"eeh, sudah pergi". Ucap sifa sembari menatap punggung Apri yang sedang berjalan menjauh.

"Kakak ayo pulang". Ucap adiknya sifa merengek sembari menarik lengan bajunya, "eh, iya ayok". Sifa pun pulang bersama adiknya dengan perasaan aneh karena sosok laki misterius yang datang Tiba-tiba dan pergi tanpa kata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!