Liona'S 3rd Life
...****************...
Disebuah rumah besar dua lantai, bergaya modern klasik dengan perpaduan warna putih dan hitam terlihat sangat mewah dan elegant.
Suasana di dalam rumah masih terlihat sepi karena sang nyonya rumah dan yang lainnya masih bergelung dengan selimut di kamar masing masing.
Ada jam klasik besar yang tergantung di dinding ruang keluarga, menunjukan pukul 06:05 pagi.
Di bagian dapur ada asisten rumah tangga yang sedang menyiapkan sarapan untuk sang majikan.
Semakin berjalan ke bagian belakang rumah, akan terlihat aktifitas lain di sana.
Ada seorang gadis mengenakan kaos merah kebesaran yang sedikit pudar warnanya, di padukan dengan kulot warna cream yang panjangnya di bawah lutut.
Gadis itu sedang berjibaku dengan cucian yang menggunung.
"Sebenarnya kapan mereka memakai baju-baju ini". keluh gadis itu lirih masih terus melanjutkan aktifitasnya.
Setiap hari dia harus mencuci banyak pakaian, yang sebenarnya sebagian besar pakaian itu dengan sengaja di tambahkan ke keranjang pakaian kotor oleh nyonya rumah (ibu tirinya) dan saudara tirinya.
"Sabar Li, sabar. Sedikit lagi selesai." Ucapnya menyemangati diri sendiri.
Liona Hawnan nama gadis itu, berusia 17 tahun tahun ini.
Setahun yang lalu setelah kelulusan SMA, terjadi sesuatu dengan keluarganya di kampung.
Tiba tiba sang Papa datang membujuk Liona untuk tinggal bersamanya di kota.
Awalnya Liona menolak, tapi sang Papa terus membujuk dan meyakinkannya dengan kata kata semanis empedu, mm madu maksudnya.
"Mama dan saudara saudaramu semuanya baik".
"Mereka pasti menyayangimu".
"Kamu juga bisa melanjutkan kuliah di universitas yang sama dengan mereka".
Dan masih banyak lagi kalimat kalimat bujukan yang di lontarkan tuan Lukman Anggara (papa Liona). Sehingga Liona luluh dan disinilah sekarang dia berada.
Di rumah yang tidak pernah mengharapkan keberadaannya. Liona dijadikan pembantu gratis di rumah Papa kandungnya sendiri.
Mungkin "baik" yang di maksud sang Papa adalah dengan selalu membuat Liona kesulitan dan terus bekerja sepanjang hari.
Dan "kasih sayang" yang di maksud sang Papa adalah dengan banyaknya bentakan, tamparan, pukulan, yang di terima Liona dari Sarah (ibu tiri) dan Laura (kakak tiri). Mungkin kekerasan yang di dapat merupakan bukti "kasih sayang" tersebut.
Juga "kuliah" yang di maksud adalah dengan belajar mengerjakan pekerjaan rumah, setelah lulus dia bisa bekerja menjadi pembantu tanpa bayaran di rumah sang Papa.
Semua yang di katakan sang Papa hanya isapan jempol belaka. Bolehkah dia beranggapan bahwa semua laki-laki itu sama, pembohong dan tidak bisa di percaya.
Jangan lupakan Lucas, kakak tirinya yang kelakuannya minim akhlak. Beberapa kali mencoba melecehkan Liona, tapi yang di salahkan tetap Liona.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah anggota keluarga itu selesai sarapan, Liona keluar dari kamar sempitnya menuju dapur.
"Bi. Aku lapar, masih ada makanan tidak?" tanya Liona pada Bi Sari dengan tersenyum canggung.
"Masih non, tadi bibi nyimpan ayam goreng buat non Lio". Jawab Bi Sari sambil celingukan, memastikan tidak ada sang nyonya di sekitar dapur. Karena Sarah tidak mengijinkan Liona makan bersama di meja makan.
Merusak suasana dan menghilangkan nafsu makan katanya.
Dan Liona pun lebih memilih makan di dapur bersama bi Sari. Liona akan memilih menghindar dan tidak berpapasan dengan mereka.
"Bi Sari memang terbaik". Kata Liona sambil mengangkat kedua ibu jarinya.
Keduanya akan menikmati sarapan dengan lesehan di lantai dapur.
"ini ayam goreng untuk non Lio, bibi pakai telurnya". Kata bi Sari sambil meletakkan ayam goreng di piring Liona dan telur ceplok di piringnya.
"LIIIIOOONNNAAAAAA".
Terdengar auman singa, sarah maksudnya.
Tangan yang memegang sendok berhenti di udara. Belum sempat nasi masuk ke perut, tapi Liona sudah merasakan firasat buruk.
Tak tak tak tak tak tak
langkah kaki dengan heels semakin terdengar mendekat. Gegas Liona dan bi Sari berdiri.
Sarah menghampiri Liona dengan wajah merah di penuhi amarah. Di lengan kirinya tersampir dress mewah berwarna maroon tanpa lengan dengan sedikit taburan blink blink.
"Apa ini huh ?!, kenapa bisa sampai sobek seperti ini ?!!" Bentak sarah sambil menunjukan bagian yang sobek.
"Nggak becus kerja kamu huh ?, dasar bod oh" lanjut Sarah sambil menunjuk nunjuk Liona dengan jarinya.
"PLAK"
Sebuah tampa ran di layangkan ke pipi kiri Liona.
"Argh" ringis Liona pelan.
"Bukan Lio yang merobek, Mah". Jawab Liona sambil memegangi pipi kirinya.
"Dasar bod oh. Siapa yang kamu panggil Mama huh ?!, mama kamu sudah mat ti". Kata Sarah sambil meno yor kepala Liona.
"Ma ma'af nyonya". Lirih Liona dengan mata berkabut kemudian menunduk.
"Maaf kamu bilang, memang kamu pikir dengan kamu minta maaf dress ini bisa kembali seperti semula"
"Dasar tidak tau diri. Tidak punya ot tak". Dengan kasar Sarah meraih rambut Liona dan menariknya menuju kamar Liona.
"Bu kan saya yang mer rusak nyo nya. Ke marin masih ba ik baik saja setelah sa ya set trik ka ahh". Liona mencoba membela diri dan berusaha meraih tangan Sarah agar genggaman tangan itu terlepas dari rambutnya.
Terhuyung huyung Liona mengikuti Sarah yang terus berjalan dengan mena rik rambut Liona lebih kencang.
"Tu tunggu nyo nya, kasihan non Liona". Dengan takut takut bi Sari mengikuti Sarah.
"Biar bibi jahitkan nyyy..."
"DIAAM"
Belum selesai kalimat yang di ucapkan bi Sari tapi sudah terpotong dengan bentakan Sarah.
"Siapa yang menyuruh kamu ikut campur ?, mau di pecat kamu huh ?!!" ancam Sarah pada bi Sari dengan mata melebar.
"Tt tidak nyonya, maaf". Bi Sari berhenti mengikuti Sarah dan menjawab dengan lirih.
"Bagus kalau kamu sadar diri". Kata sarah sambil memasuki kamar Liona.
"BANG"
Sarah menutup pintu kamar Liona dengan sedikit aura kegelapan.
Andai pintunya bisa bicara, pasti tuan pintu akan mengeluarkan sumpah serapah. Dia tidak salah apa apa tapi di jadikan pelampiasan amarah. Sungguh kasihan tuan pintu.
"Astaga". Bi Sari terjingkat kaget.
"Maafkan bibi, non". Lirih bi Sari memandangi pintu kamar Liona dengan perasaan bersalah.
...----------------...
"DUG"
Sesampainya di dalam kamar, Sarah langsung menghem paskan Liona hingga kepalanya terantuk pinggiran tempat tidur.
"Arghhssttt, sa kiiitt" Lirih Liona sambil menyentuh dahinya yang terasa basah. Ternyata benturan tadi menyebabkan dahi Liona berdarah.
"Memang kepalamu yang tidak berot tak ini harus di ben turkan supaya tidak terus terusan bod oh". Kata Sarah sambil menyeringai, kemudian meraih rambut Liona dan menariknya mendekati tembok, kemudian membenturkan kepala Liona.
"Dug dug dug" suara pertemuan antara kepala dan tembok.
"Arrgh... Ja ngan nyo nya. To long". Lirih Liona dengan menahan sakit. Matanya berkunang kunang dan rasa sakit menghan tam kepalanya.
"Ingat posisi kamu di rumah ini". Kata Sarah dengan menceng keram pipi Liona.
"Kamu hanya pem ban tu di rumah ini". Lanjutnya dengan penuh penekanan.
"Dasar anak jal lang tidak tau diri". Dengan sekali kibasan kepala bagian belakang Liona terantuk lantai.
"Aarrrrgghh". Lirih Liona dengan mata terpejam.
"SI ALL" kata Sarah kemudian keluar dari kamar Liona.
"klek"
"Bang"
suara pintu terbuka kemudian tertutup kembali.
"Andai waktu bisa terulang kembali, aku lebih memilih untuk tidak bertemu dengan keluarga ini". Gumam Liona dalam hati.
"klek"
"Bagaimana Liona, apakah kau menikmatinya. Hehehe". Laura mendekati Liona yang tergeletak di tantai dengan tawa jahatnya.
Ternyata Laura yang masuk ke kamar Liona. Sifat dan tempramennya sama dengan Sarah. Cocok dengan pepatah
"buah jatuh se pohon pohonnya". Ehh...
"Harusnya lo gak perlu masuk ke keluarga gue"
"Harusnya lo gak perlu lahir ke dunia ini"
"Dasar anak pe la kor".
"Bugh bugh".
Setelah mengucapkan kalimat kalimat yang lebih pantas untuk dirinya sendiri itu, Laura mengangkat kaki kananya dan melayangkan tendangan ke perut dan dada Liona.
Kemudian melenggang keluar dari kamar Liona dengan seringai kepuasan.
Liona yang di tinggalkan sendirian berusaha mengepalkan tangannya yang lemah, dan memandangi kepergian Laura dengan pandangan yang rumit. Antara keputus asaan, kesedihan, penyesalan, dan kebencian bercampur menjadi satu.
"Jika ada kesempatan, Aku pasti akan membalas kalian". Gumam Liona penuh tekat di dalam hati di sisa kesadaran terakhirnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
knapa nggak kbur aja, kan pnya ijazah, tnggal cri krja d cafe msal
2024-10-09
1
Nf@. Conan 😎
mmpir thor, smoga crita nya bgus sdikit typo nggak d gntung crita nya trus smpai tamat 😁😁😁
2024-10-09
1
piyo lika pelicia
mampir yuk ke serigala
jangan lupa komen yaa
2024-06-10
2