"Lihat adik perempuan membuka matanya." Seru Tian'er dengan gembira.
Anggota keluarga saling memandang dan tersenyum menyaksikan interaksi lucu tersebut.
"Adik perempuan lihat, ini kakak laki-laki kedua". Kata Tian'er memperkenalkan diri pada sang adik dengan menunjuk dirinya sendiri.
"Dan ini kakak laki-laki pertama." tunjuknya pada Lu An Mo.
An Xin merespon celotehan sang kakak dengan seulas senyuman
"Ahh, Adik baru saja tersenyum."
"Apakah adik perempuan menyukai kakak kedua?." Tanya Tian'er dengan penuh percaya diri. Anehnya An Xin tersenyum kembali.
"Baiklah, karena adik menyukai kakak laki-laki kedua, maka kakak kedua akan menemani adik bermain, berlatih pedang, berlatih memanah, dan berkuda."
"GUBRAK"
Orang lain di buat syok dengan kata kata ajaib Tian'er.
Namun berbeda dengan An Xin, dia sangat senang mendengarnya. Karena di kehidupan pertamanya dia lemah, maka di kehidupan kedua ini dia harus jadi kuat dan kuat.
"ahe he e". Terdengar tawa lucu dari bayi An Xin hingga memperlihatkan gusi ompongnya.
"Adik senang? Kakak kedua juga akan mengajari adik memanjat pohon dan berburu ke hutan." lanjut Tian'er belum memahami situasi di dalam kamar tersebut.
"Hei berhenti-berhenti." Terdengar suara nyonya tua yang kesal dan merasa lucu dengan cucu keduanya itu.
" Siapa yang mengizinkan membawa adik perempuanmu melakukan hal-hal berbahaya seperti itu"
"Dasar anak nakal". Kata nyonya tua khawatir.
"Nenek yang akan menjaga adik perempuan kalian." Dengan tersenyum aneh.
"Nenek akan mengajari cucu perempuan tersayang nenek untuk menjadi gadis paling cantik yang anggun dan menawan."
"Nenek akan membawa cucu perempuan nenek ke acara-acara perjamuan minum teh, membeli banyak hiasan rambut dan membeli gaun-gaun cantik".
"Ah senangnya, pasti Nyonya dari keluarga besar lainnya akan iri kepadaku". Kata nyonya tua sambil menerawang jauh dan senyum penuh angan-angan.
" Ternyata idenya tidak lebih baik". Pikir semua orang.
"oe oe oe".
An Xin yang mendengar kata-kata neneknya segera memprotes.
"Nenek sepertinya adik perempuan tidak setuju dengan ide Nenek. Hahaha." kata Tian'er dengan tertawa mengejek.
Nyonya tua yang awalnya tertegun mendengar tangisan An Xin, mulai ikut tertawa bersama dengan semua orang.
"Ha ha ha." Ruangan itu penuh dengan suara tawa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Begitulah hari-hari Lu An Xin, dia dikelilingi orang-orang yang menyayangi dan menjaganya seperti harta karun. Kediaman Jenderal Lu semakin hidup dan penuh tawa bahagia setelah kelahiran Nona kecil.
Lu An Xin juga merasa beruntung telah dilahirkan di keluarga Jenderal Lu.
Semua anggota keluarga menyayanginya apapun yang dia inginkan mudah didapatkan, berlatih bela diri, berlatih pedang, memanah, berkuda dan berburu. Semua bisa di dapatkan dan lakukan di kehidupan keduanya ini. Walaupun dia harus berusaha keras memohon dan membujuk sang Ibu dan sang nenek untuk mendapatkan izin.
Pada awalnya Bai Ling dan nyonya tua benar-benar tidak mengizinkan. Tapi An Xin pura-pura merajuk mengunci diri di kamar dan tidak makan berhari-hari. Hal itu menyebabkan Bai Ling dan nyonya tua khawatir hingga akhirnya mereka berdua memberikan izin.
Padahal An Xin sudah menyiapkan perbekalan untuk acara ngambeknya.
Dia sudah menyiapkan makanan di dalam kamar agar tidak kelaparan.
Dan jangan lupakan Lu An Tian, kakak keduanya yang ikut andil atas keberhasilan kegiatan rajuk merajuk tersebut.
Tian'er diam-diam selalu mengirim makanan untuk sang adik. Oh sungguh kakak yang sangat pengertian. Hehe
Setelah hari itu, setiap kali An Xin meminta izin untuk berlatih atau mengikuti kegiatan lain nyonya tua dan Bai Ling akan memberikan syarat-syarat yang sedikit merepotkan.
Kenapa merepotkan, karena An Xin harus rela saat ibu dan neneknya mendandani dia dengan sedemikian rupa. An Xin juga harus berakting menjadi Nona bangsawan seperti keinginan sang nenek dan ibu tercintanya.
Setelah itu nyonya tua dengan bangga akan memamerkan An Xin di hadapan Nyonya nyonya dari keluarga besar lainnya.
Semakin iri Nyonya itu semakin puas sang Nenek.
Sungguh melelahkan, tapi melihat wajah bahagia nenek dan sang Ibu An Xin merasa senang.
Apalagi setelah hari-hari melelahkan itu dia bisa mengikuti sang ayah dan kedua kakak laki-lakinya untuk berlatih dan berburu.
Rasanya Dia sangat tertantang dan bersemangat.
...----------------...
Pagi ini setelah sarapan nyonya tua menunggu An Xin di dalam kamarnya.
Terlihat nyonya tua membawa sebuah kotak kayu berwarna hitam dengan ukiran kepala harimau yang tampak sedikit, m m mistis.
Kemudian nyonya tua duduk di sebuah kursi, dan meletakkan kotak berukuran 20 cm x 20 cm itu di atas meja. Matanya masih fokus pada kotak tersebut.
Tok tok tok.
Terdengar ketukan pintu.
"Ada Nona yang imut dan manis di sini." "Apakah Ibu Ratu mengizinkan Nona Manis ini masuk?". Terdengar suara centil dan manja dari seorang gadis yang tak lain adalah An Xin.
"Masuklah Nona Manis". Jawab sang nenek mengikuti candaan cucu perempuannya sambil tersenyum.
Terlihat kepala dengan wajah cantik dan imut menyembul di pintu dengan senyum lebarnya. Sang Nenek menyambut dengan senyuman.
Setelah memasuki kamar dan berdiri di dekat sang nenek, An Xin melanjutkan perannya.
"Salam baginda Ratu, semoga Ratu diberikan umur panjang dan kecantikan yang abadi." kata An Xin sambil membungkukkan badannya.
"Salam mu kuterima"
"Duduklah. Dasar anak nakal". Jawab sang nenek dengan penuh kasih.
Setelah An xin duduk dengan nyaman nyonya tua mendorong kotak hitam yang berada di atas meja ke arah An Xin.
"Kotak Apa ini nek?." Tanya An Xin dengan mengerutkan alisnya antara bingung dan penasaran.
"Bukalah. Jika kau berjodoh dengan isi di dalam kotak ini, maka akan menjadi milikmu." kata Sang nenek dengan misterius.
Melihat anggukan dari sang nenek, An Xin meraih kotak hitam itu dan dengan ragu-ragu membukanya.
TAK
Kotak terbuka dan memperlihatkan batu giok putih yang sangat kontras dengan kotaknya.
"Batu giok putih." tanyanya dengan memandang nyonya tua.
"Alirkan kekuatan batin mu ke dalam batu giok itu." Perintah sang nanyanya tua dengan meyakinkan.
Setelah An Xin menyuntikkan kekuatan batinnya, batu itu bersinar dan terbelah menjadi dua.
Yang lebih mengejutkan lagi ternyata di dalam batu giok putih itu ada sebuah cincin giok awan.
Yaitu cincin giok berwarna biru muda hampir transparan dengan corak putih seperti awan yang tersebar di bagian atas cincin.
"Dia telah memilihmu." kata sang nenek dengan senyum bangga dan penuh kepuasan.
"Ambil dan pakailah." lanjut nyonya tua. setelah mendengarkan kata-kata sang nenek, gegas An Xin mengambil dan memakai cincin awan tersebut.
Aneh, cincin itu langsung pas di jari An Xin dan menghilang seakan masuk ke dalam dagingnya.
An Xin memandang jarinya dan nyonya tua secara bergantian dengan mata terbelalak.
Tanpa diminta nyonya tua tersenyum dan menjelaskan.
"Itu adalah harta warisan leluhur klan nenek, secara turun temurun kami menyimpannya."
"Cincin itu akan memilih sendiri wanita dari garis keturunan kami sebagai tuannya."
"Karena leluhur pemilik sebelumnya juga wanita."
"Dia telah memilihmu, Jadi sekarang tugas untuk menjaganya nenek serahkan kepadamu." Kata nyonya tua menjelaskan.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
piyo lika pelicia
wah cincinya menghilang 😧
2024-06-10
1
piyo lika pelicia
hhh anak yang nakal
2024-06-10
1
Ayu Dani
Like Like Like n so like it
2024-03-07
3