Karena terlalu senang, An Xin sepertinya telah melupakan sesuatu yang penting.
"Ahh, bagaimana caranya aku bisa memasuki cincin dimensi ini ?." tanyanya pada diri sendiri.
"Baiklah mari kita mencobanya." Kata An Xin penuh dengan tekad.
"Masuk". Kata An Xin tiba tiba, tapi tidak terjadi apa-apa. Dia masih di tempat yang semula.
"Terbuka." Ucapnya lagi, ternyata masih sama, belum ada kemajuan.
Bagaimana caranya, kemudian An Xin teringat ketika dia membuka batu giok berwarna putih.
An Xin menutup matanya dan mencoba memusatkan pikirannya dengan sedikit mengalirkan kekuatannya pada cincin tersebut.
"Cling"
Tiba-tiba dia merasakan ada hembusan angin menyegarkan yang menerpa wajahnya. Lalu An Xin membuka matanya dan melihat ternyata dia berada di tempat yang berbeda.
" Wow, berhasil." Pekiknya senang. Akhirnya dia tau bagaimana memasuki cincin dimensi miliknya.
"Tempatnya indah sekali."
An Xin menghirup udara sebanyak mungkin, dia merasakan suasana yang tenang dan penuh dengan vitalitas.
"Sepertinya di sini adalah tempat terbaik untuk menyembuhkan rasa lelah." Gumamnya pelan.
"Aku harus sering sering memasuki tempat ini." Lanjutnya lagi. Kemudian mulai mengamati keadaan di sekitarnya.
Di depannya ada hamparan tanah dengan sedikit tanaman. Mungkin nanti dia bisa menanam berbagai macam tanaman ketika ada waktu luang.
Ada juga rumah yang terbuat dari kayu langka, walaupun sederhana tapi terlihat indah dan kuat. Di samping rumah ada sumber mata air. Bolehkah dia berharap kalau itu adalah sumber mata air spiritual yang banyak di perbincangkan.
An Xin berjalan mendekati sumber mata air itu, kemudian menggunakan tangannya untuk mengambil air untuk di minum.
"glu glu glu" suara menelan air.
"Ah,, sungguh menyegarkan. Rasanya berbeda dari air biasa. Mungkin ini benar benar mata air spiritual." Kata An Xin dengan kegembiraan.
"Bukankah aku sangat beruntung mempunyai air spiritual yang langka ini." Lanjutnya lagi.
Kemudian An Xin berjalan memasuki rumah untuk memeriksa keadaan di dalamnya. Ternyata benar tebakannya, di dalam rumah ada banyak barang-barang langka dan berharga.
"Wow. Sangat menakjubkan."
"Terima kasih kepada leluhur yang telah mempercayakan semua ini. Saya Lu An Xin akan menjaga dan menggunakannya dengan bijaksana dan hati-hati." Kata An Xin sambil menundukan kepalanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah mendapatkan cincin dimensinya, An Xin selalu mengumpulkan dan menimbun barang barang yang sekiranya di perlukan untuk sekarang maupun nanti.
Karena An Xin pernah hidup di dunia modern, dia tau kalau barang2 kuno dan antik memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Maka dari itu ketika dia menemukan sesuatu yang bagus dan unik, dia akan membelinya dan menyimpannya di ruang dimensinya, untuk perbekalan.
Mungkin saja, suatu saat dia akan kembali ke dunia modern. Maka saat itu dia akan mengeluarkan barang barang yang di simpannya sekarang untuk di tukar dengan uang. Agar keluarganya tidak kesusahan lagi.
Yang terpenting sekarang adalah dia akan menimbun semua barang-barang yang ada di sekitarnya. Entah itu nanti berguna atau tidak, entah dia bisa kembali ke dunia modern atau tidak, yang dia pikirkan hanya menyimpan dan menyimpan. Semakin banyak barang yang di simpan, semakin tenang hatinya.
Dan jangan lupakan bahan-bahan obat yang langka dia juga akan mengumpulkannya, menanam dan menyimpan benihnya di ruang dimensinya.
...****************...
Pagi ini An Xin di temani dua orang kepercayaannya akan melakukan perjalanan menuju kota sebelah untuk mempertaruhkan keberuntungan. Jika di perjalanan dia menemukan sesuatu yang baik, maka dia akan membelinya.
"Wen wen, apakah keretanya sudah siap ?." Tanya An xin pada Wen wen, salah satu pelayan kepercayaannya.
"Sudah Nona. Xiao Jun sudah menunggu di gerbang depan." Jawab Wen wen menjelaskan.
"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang." Kata An Xin sambil berdiri dari kursi yang di dudukinya dan berjalan keluar kamar di ikuti wen wen di belakangnya.
Xiao Jun yang melihat nonanya mendekat segera turun dari kereta dan tersenyum menyapa sang nona.
"Selamat pagi nona, apakah kita berangkat sekarang ?." Tanya Xiao Jun.
"Tidak. Kita berangkat lusa." Wen wen menjawab dengan bercanda.
"Aku tidak bertanya kepadamu." Jawab Xiao Jun dengan kesal.
"Silakan di teruskan." Kata An Xin menyela mereka berdua, dengan pura pura marah.
Dua orang ini memang sering ribut jika bersama. Tapi itu membuat suasana jadi lebih hidup, tidak monoton seperti majikan dan pelayan pada umumnya. Yang terpenting adalah mereka setia pada nonanya.
Lebih tepatnya mereka berdua ini pelayan sekaligus teman bagi An Xin.
Mereka berdua ini bisa bela diri, jadi selain sebagai pelayan dan teman, mereka juga merupakan penjaga untuk An Xin. Walaupun An Xin sendiri sudah kuat, tapi tetap saja harus ada yang menjaganya, lebih tepatnya menemaninya ketika jauh dari kedua kaka laki lakinya.
"Tidak nona. Maafkan kami." Jawab mereka berdua bersamaan.
Setelah perdebatan kecil itu mereka mulai perjalanannya. Kali ini An Xin ingin menemukan pengrajin yang bisa membuat cincin penyimpanan. Karena di jaman ini cincin penyimpanan dan kantong penyimpanan masih bisa di dapatkan, walaupun tidak mudah dan harganya relatif mahal.
Jadi dia harus mengumpulkan barang ini selagi masih ada waktu.
Setelah 4 jam perjalanan dengan kereta, mereka sampai di pinggiran hutan kota sebelah. Dan langsung menuju kediaman pengrajin cincin penyimpanan tersebut. Karena sebelumnya Xiao Jun sudah mencari tau di mana kediaman sang pengrajin.
Terlihat sebuah rumah kayu tua sederhana yang pintunya tertutup, seperti tak berpenghuni.
An Xin memandang rumah kayu itu dengan diam disertai alis yang bergelombang.
"Apakah benar ini tempatnya, Jun ?." Tanya Wen wen dengan ragu.
"Memang di sini informasi yang saya dapatkan, nona." Kata Jun mengabaikan Wen wen dan memandang An Xin.
"Ayo turun." Kata An Xin turun dari kereta menuju rumah tua, di ikuti Wen wen dan Jun.
"Tok tok tok"
"Permisi, apakah ada orang di dalam". Jun mengetu pintu dan mencoba mencari tau.
Setelah menunggu sedikit lama, masih belum ada tanda tanda keberadaan orang di dalam rumah.
"Sepertinya tidak ada orangnya, nona." Kata wen wen dengan lesu.
"UNTUK APA KaLIAN Di SINI". Tiba tiba terdengar teriakan dari belakang mereka bertiga.
"Ahh".
Mereka bertiga tentu saja terkejut dan kaget dengan suara seruan yang tiba tiba itu.
Kemudian berbalik dan melihat seorang kakek tua dengan wajah garang, membawa keranjang bambu di punggungnya, ada sabit di tangan kirinya dan tongkat kayu di tangan kanannya.
"Maafkan kami, tuan. Apakah Tuan yang tinggal di rumah ini ?." An Xin bertanya dengan sopan kepada kakek tua.
"Benar." Jawab Kakek itu pendek sambil mengamati An Xin dari atas ke bawah.
"Untuk apa kalian disini." Lanjut kakek tua menyipitkan matanya.
"Kami pencari Tuan pengrajin cincin penyimpanan, apakah Tuan orang yang kami cari ?." Tanya An Xin langsung pada tujuannya.
"Silakan kembali. Saya tidak membuat cincin penyimpanan." Kata kakek tua berjalan melewati mereka bertiga dan akan masuk rumah.
Mendengar jawaban kakek tua tersebut, An Xin yakin kalau orang di depannya inilah pengrajin yang di carinya. Apalagi An Xin melihat sebuah cincin yang sedikit unik melingkar di jari telunjuk kakek tua itu. Akhirnya dia menemukannya, tidak mungkin An Xin menyerah begitu saja.
Sepertinya An Xin harus mengeluarkan barang tertentu untuk membujuk Pengrajin ini. Tapi apa, Kakek tua ini pasti tidak membutuhkan uang. Karena uang hasil menjual kerajinnya pasti sudah menumpuk.
Em, kira kira barang apa yang bisa digunakan untuk bernegosiasi dengan kakek tua yang keras kepala ini.
"Apakah barang itu bisa membujuk kakek tua ini ?." Tanya An Xin dalam hati.
Sebelum kakek tua itu masuk ke rumah, An Xin segera mengeluarkan sesuatu.
"Tunggu tuan." Kata An Xin, tapi kakek tua tidak bergeming.
"Saya punya sesuatu di sini." Lanjut An Xin sambil memperlihatkan sesuatu di tangannya.
Kakek tua itu dengan malas menoleh dan melihat barang yang ada di tangan An Xin.
Sepertinya itu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
piyo lika pelicia
semangat ☺️
2024-06-10
1
Barbara
lanjut thor
2024-01-31
3