Siasat Winda

Entah mengapa selepas makan malam itu, Shahnaz terus membahas Winda dengan sang suami.

Sebagai seorang wanita yang juga merupakan seorang istri dari pria yang tampan dan mapan, sudah sepatutnya Shahnaz waspada.

Meskipun Winda bersikap normal, tapi Shahnaz bisa merasakan jika ada raut ketertarikan kepada Reyhan. Oleh karena itu, Shahnaz membahasnya hanya untuk mengetahui reaksi Reyhan.

" Mas, Winda itu anak baru ya ? Kok kayaknya aku baru lihat ya ? " selidik Shahnaz.

" Enggak juga, udah ada 1 tahun kerja. Cuma kalau dibanding yang lain, dia memang paling baru " jawab Reyhan apa adanya.

" Orangnya cantik ya, terus kayaknya pinter gitu " puji Shahnaz.

" Cantik mah relatif sayang. Kalau pinter sih harus Mas akui kalau dia memang pinter, banyak pekerjaan terbantu berkat dia " timpal Reyhan.

Shahnaz hanya menggut-manggut saja mendengar penjelasan Reyhan.

" Pasti dia jadi primadona deh di kantor " celetuk Shahnaz lagi sambil membetulkan posisi Rendra yang tertidur dalam pangkuannya.

Reyhan tersenyum tipis, ia sadar jika sang istri dalam mode waspada saat ini.

" Mas gak tahu, sayang. Lagian bukan urusan Mas juga. Udah ah, gak usah bahas-bahas lagi orang lain ! " sahut Reyhan.

Mendengar seruan Reyhan, Shahnaz pun tak menyinggung lagi hal itu. Shahnaz percaya jika sang suami adalah pria setia dan ia pun mengerti agama. Jadi, rasanya tidak mungkin jika Reyhan memilih untuk bermain api atau pun main hati.

Hari-hari kembali dilalui oleh pasangan suami istri itu seperti biasanya. Suasana harmonis selalu tercipta dalam kehidupan rumah tangga mereka jadi sepertinya mereka akan jauh dari cela.

Tapi, siapa yang bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan. Bahkan Tuhan semesta alam punya caranya sendiri untuk menguji keimanan dan kesabaran hamba-hambanya.

Selalu berinteraksi bersama-sama dengan Winda, membuat Reyhan sedikit demi sedikit tertarik kepada wanita yang lebih muda dari istrinya itu.

Apalagi di mata Reyhan, Winda adalah seorang gadis muda yang berprestasi. Selain cantik dan cerdas, wanita itu juga berperan besar dalam meningkatkan penjualan di perusahaan. Apalagi selama ini, Reyhan tidak pernah melihat Winda berinteraksi berlebihan dengan pria-pria yang ada di perusahaannya. Wanita itu selalu bisa menjaga marwahnya dari para pria yang memujanya.

Hari itu, Reyhan, Arman dan Winda baru saja bertemu dengan klien. Mereka membicarakan kerja sama untuk pembangunan proyek perumahan baru. Perusahaan Reyhan memang bergerak di bidang properti.

Hari memang sudah berganti malam saat mereka selesai meeting.

" Kita langsung pulang saja, tidak perlu kembali ke kantor ! " seru Reyhan kepada Arman dan Winda.

" Waduh, kendaraan kita masih di kantor pak " ucap Arman.

" Kalau kita balik ke kantor dulu, malah lebih muter belum lagi jam segini jalanan pasti macet, bisa-bisa sampai rumah malem banget " sebut Winda.

" Ah, iya juga ya... Aku harus balik arah lagi kesini dong " sahut Arman setuju.

" Ya sudah, kalau gitu saya antar kalian pulang saja. Besok kalian pergi ke kantor pakai kendaraan umum dulu. Gak apa-apa kan ? " cetus Reyhan.

Arman dan Winda saling berpandangan, kemudian mereka pun mengangguk pertanda setuju dengan usul dari bos mereka.

" Eh tapi pak, masa bos anterin karyawannya ? " sanggah Arman merasa tak enak dengan tawaran Reyhan.

" Sekali-kali gak apa-apa kali, man. Asal gak keseringan " seloroh Reyhan membuka pintu mobilnya.

" Udah, ayo masuk ! Nanti malah kemalaman kalau kebanyakan mikir ! " seru Reyhan lagi sambil duduk di belakang kemudi.

Alhasil Arman dan Winda pun menuruti ucapan Reyhan. Arman turun lebih dulu, karena letak rumahnya tak terlalu jauh dengan tempat pertemuan tadi.

Sekarang tinggal Reyhan dan Winda berdua di dalam mobil. Winda duduk di belakang karena tadi Armanlah yang duduk di samping Reyhan.

" Maaf ya pak. Jadinya bapak jadi kayak sopir karena saya duduk di belakang " ucap Winda memecah keheningan di antara mereka.

" Gak apa-apa, Win " jawab Reyhan singkat, ia melirik ke arah Winda dari kaca spion depannya sambil tersenyum tipis.

Ish, ganteng banget sih Pak Reyhan. Orangnya baik lagi. Seneng banget kalau bisa jadi istrinya.

Batin Winda sambil mencuri pandang ke arah Reyhan yang fokus mengendarai mobilnya.

" Saya turun di depan aja, Pak. Gak enak nanti bapak kejauhan kalau anterin saya sampai rumah " ucap Winda.

Reyhan mengernyitkan keningnya.

" Memangnya udah deket ? " tanya Reyhan sambil menatap Winda dari spion.

Mata mereka tak sengaja saling bertabrakan hingga akhirnya Reyhan mengalihkan pandangannya menuju jalan kembali.

" Masih lumayan sih, Pak. Saya gak enak aja kalau bapak harus anter saya, takutnya Bu Shahnaz udah nungguin bapak di rumah " jawab Winda sengaja sok perhatian.

" Istri saya baik kok, dia gak pernah mempermasalahkan apapun selama saya jujur sama dia " sahut Reyhan.

" Wah, bahagia banget ya Pak, kalau punya istri kayak Bu Shahnaz " ucap Winda lagi sengaja memuji Shahnaz di depan Reyhan.

" Ya, kamu benar saya sangat bahagia " ucap Reyhan diiringi senyum bahagia.

" Istri Pak Reyhan kegiatan sehari-harinya apa Pak ? " tanya Winda lagi. Ia sengaja memancing obrolan dengan Reyhan.

" Biasa aja, jadi ibu rumah tangga. Ngurus suami sama anak " jawab Reyhan.

" Kenapa gak ikut kerja juga Pak ? Padahal saya denger dari temen-temen lain katanya Bu Winda itu seorang designer interior ya Pak. Wah bisa banget bantu bapak di kantor. Kan enak Pak, kalau punya istri satu kerjaan sama kita bisa banyak waktu bersama " papar Winda.

Reyhan tak menyahut ucapan Winda. Ia hanya diam dan sedikit terpikir mengenai ucapannya tadi.

" Eh, maaf ya Pak kalau saya salah bicara " ucap Winda khawatir jika Reyhan salah tangkap dengan ucapannya.

" Tidak apa " jawab Reyhan singkat.

" Maaf ya, Pak. Saya itu sebetulnya kagum banget lihat Bu Shahnaz. Istri idaman banget, cantik, baik, sholehah, pinter. Cocok banget sama bapak. Beda sama saya, sejak ayah saya meninggal, saya harus jadi tulang punggung keluarga. Ibu saya sakit-sakitan, sementara kakak saya sudah berumah tangga dan sibuk mengurus keluarganya sendiri. Tapi saya ikhlas kok, Pak. Karena itu saya kerja keras supaya bisa membahagiakan ibu saya " beber Winda.

Entah mengapa mendengar penjelasan dari Winda, hati Reyhan merasa kagum. Di usianya yang masih muda, ia harus membiayai ibunya. Pantas saja jika Reyhan tidak pernah melihat Winda dekat dengan pria atau pergi hang out bersama teman-temannya.

" Di depan belok kiri ya Pak. Rumah saya yang di ujung " ucap Winda mengarahkan Reyhan.

Reyhan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Winda hingga mereka akhirnya berhenti di depan sebuah rumah.

" Terima kasih ya Pak, sudah mau mengantar saya ! Bapak mau mampir dulu ? " tawar Winda saat turun dari mobil Reyhan.

" Tidak usah, kalau begitu saya permisi " pamit Reyhan.

Winda masih berdiri di depan pagar rumahnya saat Reyhan memutarkan mobilnya. Kemudian ia bergerak masuk saat Reyhan melajukan kendaraannya.

Saat Winda membuka pagar, kepala Reyhan keluar dari kaca jendela.

" Win, besok biar saya jemput kamu. Lagian motor kamu di kantor kan " ucap Reyhan.

Winda pun menganggukkan kepala.

Yes, umpannya udah disambar. Tinggal tarik pancingannya.

OTW jadi istri bos

Senyum mengembang di wajah Winda. Ini yang ia harapkan sejak lama, dan ia yakin ia bisa mendapatkan hati Reyhan.

Terpopuler

Comments

Micke Rouli Tua Sitompul

Micke Rouli Tua Sitompul

pelakor

2024-02-09

2

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

hmm bau" pelakor

2024-02-08

1

Lia Sakking

Lia Sakking

dobel up Thor... semangat

2023-12-14

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!