Ijin Menikah Lagi

Sesuai yang diucapkan oleh Reyhan, setelah Rendra tidur kini Shahnaz dan Reyhan tengah duduk di atas tempat tidur mereka.

Shahnaz menatap wajah sang suami yang terlihat memikirkan sesuatu. Bahkan berulang kali Reyhan menghela nafasnya, seperti ada beban di hatinya.

" Sebenarnya ada apa sih, Mas ? Kayak ada masalah penting " tanya Shahnaz membuka pembicaraan.

Reyhan menghembuskan nafasnya lalu meraih jemari Shahnaz.

" Janji sama Mas, kamu akan mendengarkan apa yang Mas sampaikan sampai selesai " pinta Reyhan penuh harap.

" Memangnya Mas Reyhan mau ngomong apaan ? Serius banget deh " tukas Shahnaz heran.

" Sayang... Kamu tahu kan dalam agama kita kalau suami itu boleh punya istri lebih dari satu ? " tanya Reyhan menatap Shahnaz.

" Iya, tahu. Laki-laki itu bahkan boleh punya istri sampai 4. Memangnya kenapa ? Mas mau punya istri lebih dari satu juga ? " tanya Shahnaz sambil tertawa kecil.

Namun melihat raut wajah sang suami yang begitu serius membuat tawanya berangsur surut dari wajahnya.

" Mas mau minta ijin menikah lagi " ucap Reyhan.

" Apa ? Mas lagi bercanda kan ? Ini gak lucu ah ! " tukas Shahnaz sambil menatap wajah sang suami.

" Mas... ? " tanya Shahnaz lagi dan melihat Reyhan yang bergeming, Shahnaz dengan segera menarik jemarinya dari genggaman tangan Reyhan.

" Ini gak betul kan Mas ? Mas cuma mau bercandain aku aja kan ? " tanya Shahnaz mulai shock dan panik.

Reyhan dengan segera meraih Shahnaz ke dalam pelukannya. Dan ia bisa merasakan cairan merembes membasahi pakaian tidurnya.

" Maaf... Maaf kalau Mas mengecewakan kamu. Tapi Mas ini laki-laki normal dan Mas hanya tidak ingin terjebak zina. Karena itu, Mas meminta ijin untuk menikah lagi " jelas Reyhan mendekap erat sang istri yang ia tahu tengah menangis dalam diamnya.

Shahnaz melepaskan diri dari dekapan Reyhan.

" Apa Mas sudah bosan sama aku ? Apa aku sudah tidak menarik lagi di mata Mas Reyhan ? " tanya Shahnaz dengan tatapan sendu. Wajahnya sudah dipenuhi air mata.

" Tidak... Bukan begitu sayang ! Mas sangat mencintai kamu. Di mata Mas, kamu itu sempurna, tidak memiliki kekurangan apapun. Kamu dan Rendra adalah anugrah terbesar dari Tuhan untuk Mas. Hanya saja... Di luar sana godaan begitu besar dan Mas takut terjerumus dosa. Oleh karena itu, Mas putuskan untuk menikah lagi " papar Reyhan berharap sang istri mengerti.

" Siapa perempuan itu Mas ? Siapa perempuan yang akan Mas nikahi ? " tanya Shahnaz menatap wajah sang suami yang sangat ia cintai selama ini.

" Apa aku mengenalnya ? Bilang sama aku, Mas !" seru Shahnaz tak sabar.

" Kalian pernah bertemu " jawab Reyhan apa adanya.

" Dia karyawan Mas Reyhan ? " selidik Shahnaz.

Reyhan menjawab pertanyaan Shahnaz dengan anggukan kepala.

" Siapa ? Apa Winda ? Perempuan yang Mas Reyhan mau nikahi itu Winda ? " tebak Shahnaz ingin tahu.

Dan lagi-lagi Reyhan menganggukan kepala.

Jleb...

Terasa bagaikan sembilu menusuk hati Shahnaz. Ia tak pernah menyangka jika apa yang ia takutkan dulu terjadi.

Shahnaz lantas mendorong dada Reyhan, lalu bergegas turun dari ranjang. Shahnaz segera keluar dari kamar mereka lalu masuk ke dalam kamar Rendra dengan air mata yang berderai.

Ia mengunci kamar sang anak, lalu meluruhkan diri terduduk di lantai sambil menyandarkan punggungnya pada pintu.

Ya Allah... Kenapa Mas Reyhan tega ? Kenapa jadi seperti ini ? Kurang apa aku selama ini ?

Batin Shahnaz terus menjerit sementara air matanya pun terus luruh membasahi wajahnya.

Terdengar pintu kamar diketuk dari luar dan suara Reyhan yang memanggil-manggil Shahnaz. Namun Shahnaz enggan untuk menyahut. Ia masih larut dalam kesedihan dan rasa tidak percaya jika sang suami memiliki keinginan untuk berpoligami.

Astaghfirullohal adzim... Astaghfirulloh...

Shahnaz berulang kali melafadzkan istighfar untuk menenangkan hatinya. Entah sampai kapan ia terduduk disana, hingga akhirnya ia bangkit dan keluar dari kamar Rendra. Ia berlalu menuju ruangan yang dijadikan mushola.

Saat hatinya membutuhkan ketenangan, maka ia akan mengambil air wudhu kemudian sholat untuk meminta petunjuk kepada Tuhan, Sang Pencipta.

Shahnaz mengenakan mukena dan mengamparkan sajadah. Di sepertiga malam, Shahnaz menemui sang khalik. Menceritakan semua keluh kesahnya dan memohon agar diberi petunjuk dalam mengambil keputusan.

Air mata tak tertahan lagi saat Shahnaz mengangkat tangannya. Entah apa yang ia sampaikan saat bermunajat dengan Sang Maha Kuasa.

Hingga akhirnya suara adzan terdengar dan Shahnaz masih duduk bersimpuh sambil terus berdzikir untuk menenangkan hatinya.

Reyhan datang untuk melaksanakan sholat shubuh. Ia menatap sang istri yang dengan khusyuknya berdzikir, hingga kemudian Reyhan mengajak Shahnaz untuk sholat berjamaah.

" Sayang... " ucap Reyhan kini ia duduk menghadap Shahnaz yang tetap menjadikannya imam.

" Maafkan Mas, sayang ! " ucap Reyhan lagi.

" Aku yang minta maaf, Mas ! Mungkin ini teguran dari Allah karena aku terlalu mencintai Mas Reyhan " sahut Shahnaz.

" Maksudnya ? "

" Aku merestui Mas Reyhan untuk menikah lagi ! Aku rela Mas Reyhan berpoligami " jawab Shahnaz sesaat ia menghirup udara dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

" Shahnaz, sayang... "

" Maaf kalau aku kurang peka dengan kebutuhan biologis Mas Reyhan. Seharusnya aku sadar dengan segala kelebihan yang Mas Reyhan miliki tentunya godaan itu sangat besar. Aku tidak mau Mas Reyhan terjerumus dalam dosa. Karena itu, aku putuskan bersedia dipoligami asalkan Mas Reyhan bisa berlaku adil kepadaku dan istri Mas Reyhan yang lain. Aku juga akan terus berusaha untuk menjadi istri sholehah bagi Mas Reyhan " jawab Shahnaz berlapang dada.

Reyhan segala merangkul Shahnaz lalu menciumi pucuk kepalanya. Seharusnya ia tidak lagi mencari wanita lain saat ia mendapatkan wanita seperti Shahnaz. Namun Reyhan hanyalah laki-laki biasa yang bisa tergoda oleh hawa nafsu.

Kini, Reyhan, Shahnaz dan Rendra berada di kediaman orang tua Reyhan. Mereka akan mengatakan yang sebenarnya, bahwa Reyhan akan menikah lagi.

Kedatangan mereka disambut oleh umi dan abi Reyhan yang terlihat sangat bahagia bisa bertemu dengan cucu kesayangannya.

Rendra tengah asyik bermain ditemani oleh Shahnaz di depan televisi. Sementara Reyhan menyampaikan maksudnya kepada kedua orang tuanya.

" Mengapa kau bisa memutuskan untuk berpoligami ? Apa kau tidak puas dengan pelayanan istrimu ? " tanya Abi telak.

" Tidak, Abi. Shahnaz benar-benar istri idaman, tidak ada kekurangan dalam diri Shahnaz " jawab Reyhan.

" Lalu apa lagi yang kau cari ? Kau sudah memiliki istri yang sempurna dan kau masih tidak puas ? Reyhan, umi dan abi tidak pernah mengajarkanmu untuk menyakiti perasaan seorang wanita " sahut umi dengan intonasi suara meninggi.

" Tapi Shahnaz mengijinkannya umi " tukas Reyhan memberi alasan.

" Tentu saja Shahnaz mengijinkanmu. Shahnaz tahu betul jika ridho dipoligami itu balasannya surga. Karena itu, ia hanya mengharapkan surga. Dan kau ! Apa kau bisa memberikan surga itu kepada istrimu ? Apa kau bisa membawa mereka ke surga bukan ke neraka ? " sanggah abi jengkel.

" Maaf, abi... Shahnaz tahu, umi dan abi kecewa mendengar keputusan Mas Reyhan. Tapi Shahnaz percaya kalau Mas Reyhan pastinya bisa mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Mas Reyhan tentu tahu apa konsekuensinya jika berniat poligami dan Shahnaz yakin Mas Reyhan akan bersikap adil nanti " sela Shahnaz membela Reyhan.

Abi membuang kasar nafasnya. Ia lantas menatap Reyhan dengan tatapan tajam.

" Terserah dirimu jika kau mau berpoligami. Istrimu sendiri sudah mengijinkan dan kami tidak berhak melarang. Tapi jika nanti kau berlaku tidak adil, maka kami sendiri yang akan memisahkanmu dengan Shahnaz. Karena Shahnaz sama sekali tak pantas kau perlakukan seperti ini "

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***