Bukan Surgaku
Poligami sebuah kata yang banyak ditakuti oleh kaum wanita. Kendati dalam agama itu diperbolehkan dan balasannya adalah surga bagi wanita yang ridho dipoligami. Tapi ternyata itu tidak berlaku bagi Shahnaz.
Mungkin dia yang terlalu lemah sehingga tidak sabar untuk bisa meraih surga itu. Atau mungkin suaminya yang tidak bisa bersikap adil sehingga tidak bisa menciptakan surga baginya.
...****************...
Shahnaz Khumaira Bestari, seorang wanita muda yang sholehah. Usianya saat ini 26 tahun. Dia sudah menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki berumur 4 tahun.
Suaminya bernama Reyhan Arda Wardana, usianya 6 tahun lebih tua dari Shahnaz. Reyhan dan Shahnaz bertetangga dan keluarga mereka saling mengenal dengan baik.
Pernikahan keduanya terjadi pada saat Shahnaz baru berusia 20 tahun. Saat itu, ia masih kuliah semester 5. Sedangkan suaminya saat itu berusia 26 tahun dan sudah merintis usahanya sendiri.
Mereka menikah atas dasar cinta meskipun tidak berpacaran seperti orang-orang pada umumnya.
Ya, Shahnaz memang sudah lama menyimpan perasaan kepada Reyhan. Lebih tepatnya sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Reyhan merupakan cinta pertama Shahnaz dan ternyata Reyhan pun memendam perasaan yang sama.
Mungkin atas dasar hal itu, kedua orang tua merestui hubungan mereka sehingga akhirnya Reyhan memberanikan diri untuk mengkhitbah Shahnaz untuk menjadi istrinya.
Reyhan seorang pria yang taat beragama, mungkin karena sejak kecil terbiasa dengan ajaran agama karena orang tuanya adalah pemuka agama dan mengedepankan ilmu agama.
Selain taat beribadah, ia pun seorang yang giat berusaha. Sehingga di usianya yang masih muda, ia sudah bisa menjadi seorang pengusaha yang cukup sukses.
Kehidupan mereka sangat bahagia. Setidaknya itulah yang orang-orang lihat dan memang itulah yang dirasakan oleh keduanya.
Kehidupan yang mapan, suami yang sangat mencintainya, juga seorang anak yang tampan dan lucu.
Sungguh nikmat mana lagi yang kau dustakan ?
Shahnaz sangat-sangat bersyukur atas kehidupan yang dijalaninya saat ini.
Suara mobil berhenti di pekarangan rumah. Rendra segera berlari menuju ke pintu, ia segera membuka pintu dengan semangat menyambut kedatangan sang ayah.
Reyhan dengan segera memeluk lalu menggendong tubuh Rendra. Ia menciumi wajah Rendra dan menghirup wangi tubuh Rendra yang dipenuhi aroma minyak kayu putih dan talk.
" Hm... Anak ayah wangi banget sih "
" Assalamu'alaikum " ucap Reyhan sambil melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumah.
" Wa'alaikumsalam "
Shahnaz menyambut Mas Reyhan dan mencium tangannya. Reyhan membalas dengan mengecup keningnya. Sebuah kebiasaan yang selalu mereka lakukan jika Reyhan pergi atau pulang bekerja.
Shahnaz bergerak untuk mengambil alih Rendra dari pelukan Reyhan. Namun Rendra menolak dan tak ingin lepas dari gendongan sang ayah.
" Biar sayang, tidak apa-apa. Rendra kangen ya sama ayah ? " ucap Reyhan lalu duduk di sofa sambil menatap wajah Rendra.
Shahnaz berjalan menuju pantry untuk membuatkan teh hangat untuk Reyhan. Dari pantry ia masih bisa mendengar obrolan antara ayah dan anak itu.
Rendra mengangguk antusias, lalu ia meraih tas jinjing Reyhan.
" Rendra cari apa ? " tanya Reyhan saat menyadari jika Rendra seperti mencari sesuatu dari dalam tasnya.
" Mainannya mana ? " tanya Rendra penasaran.
Reyhan mengerutkan keningnya, lalu sesaat kemudian ia menyunggingkan senyum.
" Oh, Rendra mau mainan mobilan itu ya ? " tanya Reyhan.
" Iya, ayah kan janji mau beliin mobil yang ada tlack balunya " jawab Rendra.
" Ah iya, ayah lupa... Nanti kita beli barengan sama bunda ya " sahut Reyhan sambil mengusap pelan kepala Rendra.
" Sekalang ya ! " pinta Rendra yang masih cadel melafalkan huruf r.
" Rendra, ayahnya kan baru pulang. Masih capek lho itu " tegur Shahnaz dengan lembut.
Shahnaz meletakkan secangkir teh di atas meja.
" Bunda, ayo kita pelgi beli mainan mobil ! " ajak Rendra antusias.
" Eh, nanti ya sayang. Kasian ayahnya masih capek tuh " tukas Shahnaz sambil mengusap kepala Rendra.
" No, sekalang bunda. Pease ! " mohon Rendra sambil menyatukan dua telapak tangannya.
Shahnaz dan Reyhan terkekeh melihat tingkah Rendra yang menggemaskan.
" Iya, udah ayo ! Sana bunda siap-siap dulu ! " seru Reyhan akhirnya memutuskan untuk pergi.
" Tapi, Mas kan baru pulang. Belum makan lagi " sahut Shahnaz.
" Udah, gak apa-apa. Sekalian kita makan di luar, udah lama kan kita gak makan di luar " ucap Reyhan sambil tersenyum.
" Tapi bunda udah masak makanan kesukaan ayah lho " Shahnaz sedikit merengut.
" Gak apa-apa bunda sayang. Nanti pulangnya, Mas kan bisa makan lagi. Terus makan kamu deh" bisik Reyhan menggoda.
" Ish, apaan sih Mas " timpal Shahnaz dengan wajah bersemu merah.
Reyhan mengelus pipi sang istri lalu mengecupnya.
" Udah, sayang. Nurut apa kata suami ! " seru Reyhan lembut.
" Ya udah, kalau gitu bunda siap-siap dulu " ucap Shahnaz lalu bergegas menuju ke kamar meninggalkan Reyhan bersama dengan Rendra.
Setelah bersiap, mereka pun segera meluncur menuju ke sebuah tempat perbelanjaan.
Rendra begitu antusias saat mereka memasuki sebuah toko mainan. Dia pun langsung memilih mainan kesukaannya. Mainan mobil dengan track favoritnya. Meskipun di rumah sudah memiliki banyak mainan sejenis tapi setiap ada keluaran terbaru, Rendra selalu memintanya. Dan Reyhan pun selalu menuruti permintaan Rendra.
Tentu saja karena Reyhan benar-benar menyayangi anak semata wayang mereka.
Setelah mendapatkan mainan yang diinginkan oleh Rendra, mereka pun menuju restoran untuk makan malam. Saat menunggu pesanan datang, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan beberapa karyawan Reyhan.
" Assalamu'alaikum. Selamat malam Pak Reyhan, Bu Shahnaz dan Rendra. Bapak dan ibu sedang makan malam juga ya ? " tanya seseorang.
" Wa'alaikumsalam " sahut Shahnaz dan Reyhan kompak sambil melihat ke arah datangnya suara.
" Eh, ada Mas Arman. Mau makan malam juga ? " tanya Shahnaz saat melihat Arman yang merupakan asisten sang suami.
Shahnaz menatap 4 orang lainnya yang juga datang bersama Arman. Mereka menganggukkan kepala sambil tersenyum kepada atasan mereka dan keluarganya. Shahnaz dan Reyhan pun balas tersenyum kepada mereka.
" Iya, bu... Kami mau makan malam juga, tadi habis pulang kantor sekalian mau makan bareng-bareng " jawab Arman sopan.
" Oh, gitu... Ya sudah, sini gabung aja ! Boleh kan Mas ? " seru Shahnaz melirik ke arah Reyhan.
" Boleh. Ayo kalian gabung aja ! " tambah Reyhan sambil melihat ke arah Arman dan rekannya yang lain.
" Waduh, gak usah pak, bu... Nanti kita malah ganggu lagi " sahut rekan Arman yang disetujui oleh Arman dan yang lainnya.
" Eh, beneran gak apa-apa kok. Lagian kapan lagi kita bisa makan bareng-bareng gini " sahut Shahnaz masih berusaha membuat mereka ikut bergabung.
" Ah, maaf Pak, Bu... Terima kasih lho sudah mau ajakin kita. Tapi, sebaiknya kami tidak mengganggu quality timenya bapak sama ibu " tolak Arman penuh pengertian.
" Eh, saya gak terima penolakan lho Mas Arman. Sini gabung aja, saya juga kan mau kenal sama karyawannya Mas Reyhan yang lain. Gak apa-apa kan Mas ? " Shahnaz kembali melihat Reyhan yang hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
" Ya, sudah kalau ibu maksa. Apalah daya kami, mana bisa menolak rejeki " ucap Arman lalu duduk bersama mereka diikuti oleh rekannya yang lain.
Selagi menunggu pesanan mereka datang, mereka berbincang banyak hal, juga memperkenalkan diri mereka. Mereka adalah Nisa, Agung, Winda, dan Dimas. Mereka ada divisi marketing yang dipimpin langsung oleh Arman dan Reyhan.
Dari semua yang ada, mata Shahnaz tertuju ke arah Winda. Dia wanita muda yang cantik dan cerdas. Terlihat dari cara bicaranya yang anggun dan berpendidikan. Tentunya, setiap pria normal di kantor Reyhan pastinya akan tertarik kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
kaya pernah baca yg kaya gini
2024-02-08
1
Jar Waty
mampir thor
2023-12-13
1
Apriyanti
lanjut thor
2023-12-13
1