Ketakutan

Caroline bergelayut manja di lengan Robert. Ia sangat bahagia karena bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan.

"Iya, sama-sama, sayang." Robert tersenyum simpul lalu mengecup dahi sang istri.

Waktu terus berlalu. Tanpa terasa hari sudah mulai gelap. Setelah selesai makan malam bersama, pasangan suami-isteri itu pun masuk ke dalam kamar dan kembali berbincang-bincang.

"Mas, perasaan ku kok tiba-tiba gak enak ya," ucap Caroline sambil memegang ceruk leher nya.

"Gak enak gimana maksud kamu?" tanya Robert seraya merangkak naik ke atas ranjang lalu membaringkan tubuh nya.

"Entah lah, Mas. Aku juga gak tau. Tiba-tiba saja seluruh badan ku terasa merinding begini," jawab Caroline sambil mengusap-usap lengan nya yang mulai meremang.

"Mana...? Coba sini tangan kamu, mas mau lihat!" ucap Robert.

Robert ikut duduk di sebelah Caroline, kemudian memegang tangan nya. Robert memandangi kedua lengan sang istri dengan wajah santai.

"Kalau cuma merinding begini sih itu sudah biasa, Caroline. Kadang-kadang Mas juga sering merasakan nya," ucap Robert berusaha menenangkan Caroline agar tidak berpikiran yang aneh-aneh.

"Ah, masa sih, Mas? Kok Mas gak pernah bilang?" tanya Caroline tidak percaya.

"Untuk apa juga Mas harus bilang-bilang hal yang gak penting seperti ini ke kamu?" tanya Robert balik.

"Hmmmm, iya juga sih." Caroline manggut-manggut membenarkan perkataan suami nya.

Caroline mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kamar, kemudian ia menautkan kedua alis saat melihat bayangan hitam yang ada di balik tirai jendela.

Wanita itu semakin menajamkan pandangan nya lalu mengucek-ngucek mata berulang-ulang. Ia seakan-akan tidak percaya dengan penglihatan nya sendiri.

"Mas, coba kamu lihat itu! Seperti ada seseorang yang sedang berdiri disana," ucap Caroline seraya menunjuk ke arah tirai jendela.

Robert mengikuti arah telunjuk Caroline. Mata lelaki itu pun langsung terbelalak lebar, ketika melihat sesosok bayangan hitam yang sedang memandang ke arah mereka berdua.

Tanpa pikir panjang, Robert pun langsung lompat dari atas ranjang kemudian berlari kecil ke arah jendela. Ia menyingkap kain tirai lalu memandang ke arah luar jendela.

"Tidak ada siapa-siapa. Trus, yang tadi itu apa ya?" gumam nya heran sambil terus mengamati keadaan sekitar jendela kamar nya.

"Siapa itu, Mas?" tanya Caroline dari atas ranjang.

Robert tidak menyahut. Ia segera menutup tirai dan kembali naik ke atas ranjang. Caroline menatap wajah sang suami dengan penuh tanda tanya.

"Ada siapa disitu, Mas?" tanya Caroline masih di selimuti rasa penasaran.

"Tidak ada siapa-siapa, sayang. Mungkin itu hanya bayangan dari pepohonan yang ada di luar saja ,"jawab Robert menerka-nerka lalu membungkus seluruh tubuh nya dengan selimut tebal.

"Oooohhh, gitu." Caroline manggut-manggut mendengar penuturan suami nya.

"Sudah, tidur lah. Tidak usah berpikiran yang macem-macem lagi," ucap Robert mulai membetulkan posisi tidur nya.

"Baik, Mas." Caroline menurut kemudian ikut membaringkan tubuh nya di samping Robert.

Pasangan suami istri itu pun mulai memejamkan mata masing-masing, dengan posisi saling berhadapan dan memeluk guling. Tak butuh waktu lama, mereka berdua pun terlelap dan mulai menjelajah ke alam mimpi.

Beberapa saat kemudian, Robert pun kembali membuka mata. Alangkah terkejutnya ia, ketika melihat keadaan sekitar tempat nya berdiri saat ini.

"Tempat apa ini? Kok serem banget? Mana gelap lagi," gumam nya bingung.

Saat ini Robert sedang berdiri di jalan setapak yang berada di tengah hutan belantara. Suara burung hantu dan hewan malam lain nya terdengar saling bersahutan, hingga membuat suasana di tempat itu menjadi semakin mencekam dan menakutkan.

Robert celingukan kesana-kemari sambil menggigil ketakutan. Dan saat hendak mengayunkan langkah ke depan, tiba-tiba bulu kuduk Robert meremang seketika.

"Kak Robert ~ ~ ~ Kak Robert ~ ~ ~"

Robert terlonjak kaget saat seseorang sedang memanggil-manggil nama nya. Seluruh tubuh nya bergetar hebat. Ia semakin ketakutan kala suara itu terdengar semakin dekat dan mendayu-dayu di telinga nya.

"Si-siapa itu?" tanya Robert gugup sambil mengedarkan pandangan ke segala arah.

Sepi... Tidak ada satu orang pun di tempat itu selain diri nya sendiri. Robert menghela nafas berat lalu mengayunkan langkah nya kembali.

Baru saja berjalan beberapa langkah, tiba-tiba tubuh Robert pun kembali menggigil akibat terkena terpaan angin yang cukup kuat dari arah depan.

"Duuuhhh, sebenarnya ini tempat apa sih? Kok aku bisa tersesat disini? Perasaan tadi aku sedang tidur bersama Caroline. Kenapa tiba-tiba aku bisa ada di tempat seperti ini?" gumam nya bingung.

Robert menatap ke atas. Ia memandangi rembulan yang sedang bersinar menerangi kegelapan malam. Masih dengan perasaan was-was dan ketakutan, Robert pun kembali berjalan menyusuri jalan setapak sambil terus mengedarkan pandangannya ke segala arah.

Langkah nya kembali terhenti saat melihat seseorang yang sedang berjalan tertatih-tatih yang berada tidak jauh dari tempat nya berdiri.

"Siapa itu? Ngapain dia jalan sendirian di tempat seperti ini? Apa jangan-jangan, dia juga sedang tersesat seperti aku?" gumam Robert menduga-duga.

Robert menajamkan penglihatannya. Ia merasa sedikit lega karena akhirnya ada seseorang yang akan menemani nya di hutan itu.

"Kak Robert ~ ~ ~"

Lagi... Suara panggilan itu kembali terdengar merdu di telinga Robert. Lelaki itu pun langsung membelalakkan mata, saat melihat seseorang yang sedang tertatih-tatih di depan nya malah melambaikan tangan kepada nya.

"Loh, kok dia bisa tau nama ku sih? Apa jangan-jangan, dia memang seseorang yang aku kenal?" gumam Robert heran.

"Ta-tapi suara nya kok kayak gak asing ya? Mirip kayak suara..."

Robert menggantung kata-kata nya. Ia berpikir keras untuk berusaha mengingat suara yang ia dengar saat ini. Tak lama kemudian, mata Robert pun kembali terbelalak lebar.

"I-itu kan suara Me-Melisa..." Robert semakin ketakutan kala mengingat suara sang adik.

Semakin lama orang yang sedang tertatih itu pun semakin dekat dengan dengan Robert. Hingga akhirnya...

"Aaaaaaaa..."

Robert langsung menjerit ketakutan, saat melihat wajah sang adik yang telah hancur dan berlumuran darah sudah berdiri tepat di hadapan nya. Lutut dan tubuh Robert lemas seketika. Ia semakin ketakutan saat sang adik tertawa cekikikan, hingga menampilkan deretan gigi taring yang tajam dan siap untuk menerkam leher nya.

Kik kik kik kik...Kik kik kik kik...

"Kau masih ingat dengan ku, kak Robert?" tanya Melisa dengan senyum menyeringai di wajah seram nya.

Robert tidak bisa menjawab. Mulut nya terkunci dan tubuh nya terasa semakin berat. Ia mematung di tempat sambil terus memandang wajah hancur Melisa dengan penuh ketakutan.

Melisa semakin mendekatkan wajah nya kepada Robert, dengan sorot mata merah menyala seperti kobaran api. Dan di saat ia hendak menerkam leher Robert, tiba-tiba...

"Tidaaaakkkk..."

Robert langsung tersentak dan terbangun dari mimpi buruk nya. Ia terduduk lemas di atas ranjang dengan nafas ngos-ngosan dan keringat di sekujur tubuh nya.

"Kamu kenapa, Mas? Kok teriak-teriak begitu? Kamu mimpi buruk ya?" tanya Caroline. Wanita itu langsung terbangun saat mendengar teriakan suaminya.

🌼 Terima kasih atas kunjungan nya man teman. Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak favorit, like, dan komen setelah membaca ya 🙏🤗🌼

Terpopuler

Comments

cancer

cancer

serem thor 😱😱

2023-12-27

0

Leo

Leo

sampai merinding aku baca nya thor

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!