Kemarahan Robert

"Kamu tenang dulu dong, Melisa. Gimana kakak mau ngomong, kalau kamu emosian terus seperti ini?" omel Robert kesal.

Robert tetap berusaha mengontrol emosi nya. Ia tidak ingin gegabah dalam menghadapi sifat kasar adik kandung nya itu.

"Ya sudah, cepat katakan! Apa yang kalian inginkan?" ucap Melisa kembali mengulang pertanyaan yang sama.

Sebelum memulai perbincangan, Robert mengatur pernafasan terlebih dahulu. Setelah itu, ia menatap wajah adik nya dengan serius, kemudian berkata...

"Melisa, kakak ingin segera membagi harta warisan peninggalan orang tua kita secepatnya. Kakak sudah memutuskan untuk membagi satu rumah dan separuh isi tabungan untuk mu," tutur Robert menjelaskan.

Melisa menautkan kedua alis. Ia tidak terima dengan keputusan sepihak yang sudah di buat oleh kakak kandung nya itu.

"Loh, kok cuma satu rumah sama separuh tabungan saja sih? Trus sisa nya mau di kemana kan?" protes Melisa ketus.

Melisa merasa tidak adil atas pembagian harta warisan itu. Karena yang ia ketahui, almarhum kedua orang tua nya memiliki 10 rumah kontrakan, 1 toko meubel dan beberapa hektar sawah yang sedang di sewa oleh penduduk sekitaran tempat tinggal nya.

"Sisa nya sebagian mau kakak jual, untuk melunasi hutang almarhum bapak di bank," jelas Robert.

"Hutang di bank?" tanya Melisa tidak percaya.

"Ya, benar sekali." Robert mengangguk.

"Jangan bohong kamu, kak. Setahu ku, selama ini bapak tidak pernah berhutang dimana pun dan dengan siapa pun," bantah Melisa.

Robert langsung bungkam. Ternyata Melisa tidak sebodoh yang ia pikirkan. Ia tidak menyangka jika adik kandung nya itu mengetahui segala nya.

"Duuuhhh, bagaimana ini? Apa lagi yang harus aku katakan pada nya, agar dia percaya dengan semua perkataan ku?" batin Robert gelisah.

Melisa tersenyum miring melihat kegelisahan sang kakak. Sebenarnya ia tahu, kalau Robert sedang berbohong pada nya dan ingin menguasai seluruh harta warisan itu sendirian.

"Beneran, Melisa. Kakak tidak bohong. Kemarin ada pegawai bank yang datang kesini. Mereka mengatakan kalau bapak mempunyai hutang yang banyak dan menggadaikan seluruh sertifikat sawah," jelas Robert masih tetap kekeuh dengan kebohongan nya.

Melisa kembali tersenyum miring mendengar ocehan sang kakak. Ia mulai bangkit dari tempat duduk dan berdiri tegak di depan Robert. Melisa melipat kedua tangan di atas perut, lalu berkata...

"Kalian pikir aku sebodoh itu? Hahahaha, tentu tidak dong. Asal kalian tau ya, sampai kapan pun aku tidak akan membiarkan kalian berdua berfoya-foya dengan hasil keringat orang tua ku, ingat itu baik-baik!" ucap Melisa dengan penuh peringatan.

"Di kira aku tidak tau apa-apa kali ya," gumam Melisa pelan.

"Kalau kamu tidak percaya juga. Ayo, kita pergi ke bank sekarang! Kakak akan membuktikan semua ucapan kakak tadi," ucap Robert dengan wajah memerah.

Lelaki itu beranjak dari sofa, lalu menarik paksa pergelangan tangan Melisa. Caroline tersenyum jahat melihat kakak beradik yang sedang berseteru di hadapan nya.

"Bagus, Mas. Kamu memang harus bertindak tegas kepada adik sombong mu itu," batin Caroline bahagia.

Tidak terima dengan perlakuan kasar sang kakak, Melisa pun meronta-ronta dan menghempaskan cengkraman tangan Robert dari pergelangan tangan nya.

"Lepaskan...! Jangan pernah berbuat kasar dengan ku. Atau kalau tidak, aku tidak akan segan-segan untuk melaporkan mu ke polisi, kak Robert."

Melisa mengancam sambil menunjuk wajah sang kakak dengan jari telunjuk nya. Ia merasa geram dengan perbuatan kasar Robert barusan.

Robert mengeraskan rahangnya. Mata nya membulat dan tangan mengepal kuat. Kekesalan yang sedari tadi sudah di tahan-tahan oleh Robert, akhirnya keluar juga.

"Berani-beraninya kau mengancam kakak mu sendiri, MELISAAAA...!"

Plak...

Satu tangan Robert berhasil mendarat di pipi mulus Melisa dengan sangat kuat. Dan itu berhasil membuat Melisa jatuh tersungkur ke lantai.

Melisa menatap tidak percaya kepada Robert sambil memegangi sebelah pipi nya. Ia sedikit meringis akibat menahan rasa perih di wajah nya.

"Awas kamu, kak! Aku akan melaporkan perbuatan mu ini ke kantor polisi," ancam Melisa.

Gadis itu mulai bangkit dari lantai, lalu menyambar tas kecil yang tergeletak di atas meja. Ia melangkah dengan tergesa-gesa menuju pintu utama.

Namun, belum sempat tangan nya membuka pintu, tiba-tiba Melisa menjerit kesakitan saat tangan kekar Robert menarik rambut nya dengan sekuat tenaga.

"Kurang ajar kau, MELISAAAA..." pekik Robert dengan emosi meledak-ledak.

"Aaaaaaaa... Lepaskan, tangan mu, bangs*t. Sakiiiittt...!" teriak Melisa sembari berusaha melepaskan cengkraman tangan sang kakak dari rambut nya.

Bukan nya melepaskan tangan nya, Robert malah menghantamkan kepala Melisa ke dinding sampai berulang-ulang kali. Hingga membuat kepala sang adik berlumuran darah dan mengalir di seluruh wajah nya.

Tidak sampai disitu saja, bahkan Robert juga menghempaskan tubuh adik nya ke lantai dengan kuat, kemudian menendang-nendang wajah dan sekujur tubuh Melisa dengan membabi buta.

"Rasakan ini, adik sialan!" ucap Robert masih terus meluapkan emosi nya kepada Melisa.

"Kau benar-benar manusia tidak tahu di untung. Sudah di kasih hati malah minta jantung. Sekarang, rasakan lah akibat nya!" tambah Robert dengan penuh amarah.

Caroline tetap bersikap santai di tempat duduk nya. Ia tersenyum bahagia melihat pemandangan yang sangat indah di depan mata nya.

"Rasakan kau, gadis sombong! Bila perlu, mati saja sekalian, hahahaha..." batin Caroline girang.

Robert terus saja menyiksa tubuh sang adik seperti orang kesetanan. Ia melayangkan pukulan dan tendangan bertubi-tubi ke tubuh Melisa tanpa belas kasihan sedikit pun.

"Ampun, kak, ampun... Tolong lepaskan aku, kak. Jangan sakiti aku lagi, kak Robert. Aku mohon," rintih Melisa dengan wajah babak belur dan berlumuran darah.

"Tidak akan, aku tidak akan pernah mengampuni mu, Melisa. Sikap mu sudah sangat keterlaluan, aku tidak akan memaafkan mu, adik sialan!" pekik Robert sambil terus melanjutkan perbuatan keji nya.

Karena sudah tidak sanggup menerima siksaan sang kakak, akhirnya Melisa pun menghembuskan nafas terakhirnya. Ia menutup mata perlahan sambil berucap...

"La... ilahaillallah... Muhammadar... Rasulullah..." ucap Melisa dengan nada terputus-putus.

Robert mulai menghentikan perbuatan nya saat melihat tubuh Melisa yang sudah tidak bergerak lagi. Ia mematung di tempat dengan mata membulat sempurna.

"Heh, Melisa. Bangun kamu! Jangan pura-pura mati kamu, Melisa. Ayo, buka mata mu!" ucap Robert sambil menendang-nendang pelan kaki Melisa.

Karena tidak ada reaksi apa pun dari tubuh Melisa, lelaki itu mulai berjongkok lalu menempelkan jari nya ke depan hidung Melisa. Alangkah terkejutnya Robert, saat jari tangan nya tidak merasakan hembusan nafas yang keluar dari hidung Melisa.

Robert mengalihkan perhatian nya kepada Caroline. Ia memandang ke arah sang istri dengan wajah ketakutan.

"Ada apa, Mas? Kenapa kamu ketakutan begitu? Apa yang terjadi dengan Melisa?" tanya Caroline bingung melihat ekspresi suaminya.

"Di-dia... Dia sudah mati..." ucap Robert gugup.

"APAAAA...?" pekik Caroline terlonjak kaget.

Caroline langsung berlari secepat kilat ke arah Robert. Ia menutup mulut dengan kedua tangan, saat melihat tubuh Melisa yang sudah terbujur kaku di atas lantai, dengan wajah hancur berlumuran darah.

"Gila kamu, Mas! Kamu sudah membunuh adik kamu sendiri," umpat Caroline seakan tidak percaya dengan perbuatan suami nya.

Robert tidak menghiraukan umpatan Caroline. Ia masih terus mematung sambil memandangi jasad sang adik dengan penuh penyesalan.

"Bagaimana ini, Mas? Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Caroline gelisah.

🌼 Terima kasih atas kunjungan nya man teman. Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak favorit, like dan komen nya untuk mendukung karya author ya 🙏🤗🌼

Terpopuler

Comments

cancer

cancer

jahat betul si Robert

2023-12-27

0

Leo

Leo

waduh kasian banget si melisa

2023-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!