Suara Tangisan

"I-iya, Caroline. Tadi aku mimpi buruk. Serem banget lah pokoknya, hiiiiii..." jawab Robert bergidik ngeri saat mengingat mimpi yang sangat mengerikan itu.

"Emang nya mimpi tentang apa sih, Mas? Kok kayak nya kamu ketakutan sekali?" tanya Caroline mulai penasaran.

"Te-tentang Melisa," jawab Robert tergagap.

"HAH... MELISA...?" pekik Caroline dengan mata terbelalak.

"I-iya," Robert mengangguk pelan.

"Kok kamu bisa mimpi in Melisa sih? Emang nya kamu lagi mikirin dia ya?" terka Caroline.

Robert diam. Ia masih sangat syok dengan kejadian yang baru saja ia alami. Caroline memandangi wajah pucat Robert dengan tatapan heran. Ia semakin penasaran dengan mimpi suami nya itu.

"Kok malah diam sih, Mas? Ayo dong cerita sama aku! Aku kan jadi kepo dengan mimpi kamu tadi!" desak Caroline sambil mengguncang-guncang lengan Robert.

Mendengar suara berisik Caroline, Robert pun semakin bertambah kesal. Jangan kan ingin menceritakan mimpi itu, mengingat saja dia sudah enggan.

"Ck, berisik banget sih kamu! Sudah, tidur sana! Tak usah tanya-tanya tentang mimpi itu lagi! Bikin kesal saja," omel Robert lalu membaringkan tubuhnya kembali dan memejamkan mata.

"Huuuu, dasar pelit! Tinggal cerita aja kok susah amat sih, menjengkelkan sekali!" umpat Caroline. Ia memanyunkan bibir mendengar ocehan suami nya.

Caroline kembali menidurkan tubuh nya di samping Robert. Saat hendak menutup mata, tiba-tiba terdengar suara tangisan seseorang dari arah jendela.

Hiks hiks hiks... Hiks hiks hiks...

Tangisan itu terdengar semakin jelas di telinga Caroline. Semakin lama suara itu terdengar semakin pilu menyayat hati. Caroline pun semakin menajamkan pendengarannya dengan wajah bingung.

"Suara siapa sih itu? Kurang kerjaan banget nangis-nangis tengah malam begini!" gerutu Caroline.

Karena merasa terganggu dengan suara tangisan itu, akhirnya Caroline pun berinisiatif untuk membangunkan Robert. Ia mengguncang-guncang pelan bahu suami nya, sembari berucap...

"Mas bangun, Mas! Kamu dengar suara itu tidak?" tanya Caroline dengan nada berbisik.

"Ck, kamu ini apa-apaan sih, Caroline? Berisik banget dari tadi. Ganggu orang saja," omel Robert dengan mata tertutup rapat.

Caroline tidak menghiraukan omelan suaminya. Ia masih terus berusaha membangunkan Robert dan menyuruh nya untuk memeriksa keadaan di luar jendela.

"Maaas... Bangun dong, Mas! Coba kamu periksa di luar, seperti nya ada orang yang sedang menangis disana!" ucap Caroline sambil sesekali melirik ke arah jendela.

Terus-terusan mendapat desakan dari Caroline, dengan terpaksa akhirnya Robert pun mulai membuka mata.

"Ada apa sih, Caroline? Kamu ini gak bisa lihat orang tenang, sebentaaaaar aja!" gerutu Robert seraya mengusap wajah dengan kasar.

Caroline tidak menggubris perkataan suaminya. Ia malah menempelkan jari telunjuk di bibir Robert, lalu berbisik...

"Ssstttt, diem! Coba kamu dengerin deh, Mas!" ucap Caroline.

Robert pun langsung menurut. Ia menghentikan ocehan nya kemudian ikut mendengarkan suara tangisan itu bersama sang istri.

"Siapa yang nangis tengah malam begini, Caroline?" bisik Robert bingung.

"Entah lah, aku juga tidak tau, Mas." Caroline mengendikkan bahu.

Pasangan suami istri itu saling pandang-pandangan satu sama lain. Mereka terus mendengarkan suara tangisan itu, yang semakin lama semakin terdengar jelas di telinga kedua nya.

"Sebaik nya kamu periksa deh, Mas. Siapa tau aja itu suara orang iseng yang sengaja mengganggu kita," usul Caroline.

"Hmmmm, bisa jadi sih." Robert manggut-manggut. Ia sependapat dengan ucapan Caroline yang kemungkinan besar benar ada nya.

"Ya sudah, Mas periksa dulu ya!" ucap Robert seraya merangkak turun dari ranjang.

"Ya," Caroline mengangguk.

Robert berjalan perlahan ke arah jendela. Ia kembali memeriksa keadaan di luar jendela untuk yang kedua kalinya.

Hiks... Hik... Hiks...

Suara tangisan itu terdengar jelas di sekitar jendela. Robert menelan ludah dengan susah payah. Ia mulai mengulurkan tangan dan membuka tirai jendela dengan perasaan was-was.

Deg deg deg...

Jantung Robert berdebar-debar kencang. Bulu kuduk nya pun langsung meremang seketika. Ia semakin ketakutan saat suara mengerikan itu semakin dekat dengan nya.

"Duuuhhh, kok jadi deg-degan gini sih?" gumam Robert mulai cemas.

Lelaki itu mulai membuka tirai jendela secara perlahan, kemudian mengedarkan pandangan nya ke segala arah.

Mata Robert pun langsung terbelalak selebar-lebarnya saat melihat sesosok wanita yang sedang duduk manis di atas pohon mangga, yang berada tidak jauh dari jendela kamar nya.

Dada Robert semakin berdebar-debar hebat. Wajah nya langsung pucat serta keringat dingin mulai bermunculan di dahi nya.

"Kak Robert ~ ~ ~ Kik kik kik kik..."

Suara yang sama persis seperti yang ada di dalam mimpi pun kembali terdengar jelas di telinga Robert. Ia tidak bisa menggerakkan anggota tubuh nya sendiri. Badan nya terasa kaku dan bibir pun juga ikut terkunci.

Robert kembali merasakan kejadian yang sama, seperti yang pernah ia rasakan di dalam mimpi buruk nya.

Hantu Melisa terus saja melambai-lambaikan tangan kepada Robert. Dan bahkan bukan itu saja, hantu Melisa juga memutar-mutar kepala nya sampai putus, lalu melemparkan kepala nya itu ke depan jendela.

Robert semakin ketakutan melihat pemandangan yang sangat mengerikan di depan mata nya. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Tubuh dan mulut nya terkunci rapat. Hingga membuat nya tidak bisa melakukan apa pun, kecuali hanya diam dan menyaksikan adegan-adegan yang begitu menakutkan.

"Caroline... Tolong... Aku sudah tidak sanggup melihat semua ini. Cepat tolong aku, Caroline! Aku mohon," jerit Robert dalam hati.

Robert melirik sang istri dengan ekor mata nya. Ia berusaha meminta tolong kepada Caroline untuk segera menyelamatkan nya dari kegilaan hantu Melisa.

Namun sayang nya, sang istri tidak bisa mendengar jeritan hati nya itu. Caroline hanya diam sambil terus memperhatikan gerak-gerik suaminya dari atas ranjang.

"Dia lagi ngapain sih? Kok diem terus dari tadi?" batin Caroline.

Ia mulai heran dengan sikap aneh Robert yang masih terus mematung di depan jendela. Karena penasaran, akhirnya Caroline pun mulai bersuara...

"Ada siapa di luar, Mas? Kenapa kamu serius banget lihatin nya?" tanya Caroline.

Robert tidak menyahut. Bibir nya masih terkunci rapat. Mata nya juga masih terbelalak lebar, melihat kepala hantu Melisa yang menempel di kaca jendela dengan wajah hancur dan di penuhi belatung.

Dan di saat tubuh tanpa kepala itu mulai terbang ke arah jendela, Robert pun sudah tidak sanggup untuk menahan nya lagi. Hingga akhirnya...

Bruugghh...

Tubuh kekar itu jatuh tersungkur di atas lantai. Begitu pun dengan Hantu Melisa. Arwah gentayangan itu langsung menghilang dari kaca jendela, di saat bersamaan jatuh nya tubuh Robert.

"Maaaass...!" pekik Caroline saat melihat tubuh Robert sudah tergeletak di lantai.

Wanita itu langsung lompat dari atas ranjang. Ia berlari ke arah jendela, kemudian mengedarkan pandangan ke luar. Ia memperhatikan keadaan sekitar dengan wajah panik.

Setelah tidak menemukan apa pun di luar jendela, Caroline pun mulai mendekati tubuh lemas Robert. Ia meletakkan kepala sang suami di atas pangkuan nya, kemudian menepuk-nepuk pelan kedua pipinya nya.

"Mas bangun, Mas! Kenapa bisa sampai begini sih, Mas? Apa yang sebenarnya kamu lihat tadi di luar?" oceh Caroline sambil terus berusaha membangunkan Robert.

Tak lama kemudian, Robert pun mulai membuka mata. Ia langsung memeluk pinggang Caroline dan menenggelamkan wajah nya di perut sang istri.

Robert menangis sejadi-jadinya, mengingat kejadian mengerikan yang baru saja ia alami.

"Kamu kenapa, Mas? Kok malah nangis sih?" tanya Caroline heran sambil membelai rambut Robert.

"Me-Melisa... Melisa kembali mengganggu ku, Caroline."

Robert tampak begitu ketakutan saat menyebutkan nama almarhumah sang adik. Ia semakin menenggelamkan wajah nya di perut Caroline dan kembali menangis tersedu-sedu.

"Ah, masa sih, Mas? Jangan ngaco kamu!" omel Caroline tidak percaya.

"Melisa itu kan sudah mati. Jadi orang mati tidak akan bisa mengganggu kita lagi," lanjut Caroline masih tetap kekeuh dengan pemikiran nya.

"Beneran, Caroline. Mas tidak bohong," ucap Robert meyakinkan Caroline.

🌼 Terima kasih atas kunjungan nya man teman. Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak favorit, like, dan komen untuk mendukung karya author ya 🙏🤗🌼

Terpopuler

Comments

Leo

Leo

serem banget

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!