Si Kembar Milik Tuan Mafia
Pelatuk.. Pelatuk.. Zzzzt...
Suara komputer yang terbakar, asap nampak mengepul dari belakang komputer tersebut.
"AA... Rachel tolong aku!!!" Teriak seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun yang berlari ke atas kasurnya seraya berteriak memanggil sang Kakak.
"Berisik! Aa... kebakaraaan!!" Rachel terperanjat saat mendapati seisi kamar adik kembarnya yang di penuhi asap.
"Uhuk.. uhuk.. ada apa ini?" Seorang wanita keluar dari dapur dan alangkah terkejutnya dia saat mendapati komputer putranya nampak sudah hangus.
"Ya ampun, keluar cepat!" Ucap wanita itu buru-buru menarik kedua lengan putra putrinya.
Wanita yang berperawakan tinggi semampai dengan rambut yang di ikat layaknya ekor kuda itu langsung membuka jendela kamar putranya, Rival nama bocah laki-laki itu. Dia nampak menundukkan wajahnya dan merasa sangat tertekan.
Kiana, seorang wanita berusia 28 tahun itu menggelengkan kepalanya melihat untuk ke sekian kalinya Rival meledakan satu set komputer, Rachel yang berdiri di samping Rival juga nampak menundukkan wajahnya.
"Sudahlah, nanti Momy panggil orang untuk ganti lagi komputernya." Ucap Kiana yang merasa tidak tega melihat kedua bocah kesayangannya itu.
Rachel yang selalu menghancurkan, memecahkan dan bahkan sering memporak porandakan seisi rumah dengan alasan sedang melatih jurus baru. Sedangkan Rival yang sering meledakan, membakar dan melakukan kekacauan selalu berdalih tengah bereksperimen.
Mereka beruda adalah paket paling komplit dalam hidup Kiana, namun Kiana sangat bersyukur memiliki dua bocah itu di atas keputus asaan-nya.
"Momy harus melihat kelangsungan syuting terbaru hari ini, apa kalian mau ikut?" Tanya Kiana pada kedua bocah kesayangannya itu.
"Tidak Mom, kami akan melakukan les hari ini." Ucap Rival cepat, Kiana tersenyum dan kembali ke dapur.
"Baiklah, sebagai hukuman untuk Rival kamu akan mencuci piring selama satu minggu ke depan." Ucap Kiana, Rival menganggukan kepalanya setuju.
"Baik Mom, maaf aku hanya sedang..."
"Bereksperimen lagi? Ya sudah tidak apa-apa. Setelah hasil eksperimen mu selesai biar Kakak mu yang menggunakan pertama kalinya." Ucap Kiana tersenyum jahat pada Rachel.
"Momy...!!" Rachel mengejar sang Momy yang berlari dengan tawa di bibirnya, setiap eksperimen yang di lakukan oleh Rival memang selalu berhasil. Namun entah mengapa, bocah itu selalu saja merahasiakan apa fungsi dari apapun yang dia ciptakan itu.
Seperti beberapa waktu lalu, Kiana saat itu tidak dapat melakukan buang air besar dan Rival menawarkan obat buatannya. Memang Kiana bisa buang air besar namun terlalu sering hingga membuat Kiana harus di rawat di rumah sakit selama dua hari.
Rival tersenyum melihat kedua wanita itu yang pergi meninggalkannya, dia menatap layar komputernya yang sudah hangus.
"Padahal sedikit lagi ketemu, Ziad Aksen Az-zahra. Uhhhh... lain kali aku akan mengalahkannya." Ucap Rival yang akhirnya berjalan menuju meja makan di mana Rachel sudah siap menerima asupan paginya.
"Syuuut..." Rachel memberikan kode keras pada Rival dengan tatapan matanya yang seolah tengah berkata, bagaimana?
Rival menggelengkan keplanya hingga membuat Rachel merasa lemas dan menghela nafas panjang, keduanya akhirnya sarapan pagi itu dan berangkat menuju tempat les mereka yang berbeda.
Rachel menuju sebuah ruangan gulat ternama dan Rival menuju ke sebuah les matematika yang sangat sulit, keduanya memang memilik ketidak samaan satu sama lain. Namun keduanya seolah di satukan dengan ketidak samaan itu.
"Rival, nanti malam sebaiknya kita melakukan penyerangan lagi." Ucap Rachel, Rival menganggukan kepalanya dan akhirnya mereka berpisah.
Kiana hari itu juga datang ke sebuah tempat syuting iklan sebuah parfum yang akan segera di luncurkan.
Sebuah baju berwarna hitam indah menyatu dengan mata indah Kiana seakan menjadi perpaduan sempurna wanita itu, seorang pria yang merupakan model dalam iklan itu akhirnya mendekat.
"Nyonya Presdir anda kemari? Ini bunga terindah untuk wanita tercantik." Ucapnya memberikan seikat bunga mawar putih.
"Apa ini produk yang akan di luncurkan perusahan parfum itu tahun ini?" Tanya Kiana mengambil sebotol parfum dengan elegan.
"Benar Nyonya Presdir, bagaimana menurut pandangan anda?" Tanya model iklan itu, Kiana menyeringai dan menatap pria itu dengan dingin seraya berjalan melewatinya.
"Tidak menarik, aromanya hampir sama dengan tahun lalu." Ucap Kiana duduk di sebuah sofa kebesaran miliknya memperhatikan orang-orang yang hilir-mudik.
"Bukankah dia Nyonya Presdir D'luna group?" Seorang model perempuan nampak menatap Kiana tidak suka.
"Ya, dia adalah wanita super dingin di muka bumi ini, bahkan sifat dinginnya itu melebihi Antartika." Seorang wanita berkaca mata tebal dengan seringai di bibirnya.
"Cih, aku yakin dia hanya menggunakan uang untuk sampai di posisi itu." Ucap model itu lagi menyindir Kiana.
"Anda sangat tidak tahu diri ya? Bukankah anda yang melakukan hal keji seperti itu? Meski Nyonya Presdir dingin namun dia bekerja sangat baik melebihi para profesional di sini." Ucap sosok berkaca mata itu lagi. Dia semula memang memancing model itu untuk memperlihatkan wajah asilnya dan berhasil.
"Vi?" Panggil Kiana pada asisten pribadinya, sosok wanita berkaca mata tebal itu mendekat dan menundukkan pandangannya.
"Aku rasa model itu tidak becus bekerja, aku mau gadis kecil yang manis menjadi model ku kali ini, bukan Nenek tua sepertinya." Ucap Kiana pedas.
"Baik Nyonya, apa ada yang lain lagi?" Tanya Violet menundukkan wajahnya dengan hormat.
"Sudah itu saja." Ucap Kiana, model yang mendapati dirinya langsung di keluarkan dari syuting hari itu meradang, dengan angkuhnya dia datang menemui Kiana.
"Siapa kau berani melanggar kontrak denganku? Kau hanya berasal dari tim produksi saja. Terlalu sombong dan arogan, kau memecat orang seenak jidat mu saja!" Bentak wanita itu dengan amarah yang menggeludak layaknya gunung meletus.
"Vi, coret dia dari daftar dunia permodelan. Bila ingin sombong sebaiknya lihat tempat." Ucap Kiana menyilangkan kakinya dengan angkuh.
"Kau tidak akan mampu! Kau tidak akan pernah bisa berbuat seenaknya kepadaku!" Wanita itu agaknya belum menyerah, Kiana tersenyum jahat dan menatap seorang pegawai yang cukup membuatnya tertarik.
"Hai kau yang di sana! Gantikan dia menjadi model hari ini, semuanya kembali bekerja." Kiana nampak tidak perduli dengan ocehan model di hadapannya hingga tak lama kemudian, manajer model itu menghubunginya dan mengatakan bila dia sudah di pecat.
Selain itu, seluruh iklan dan filem yang akan dia perankan sudah membatalkan kontrak dan memilih mencari orang baru, wanita itu tertegun seketika. Ucapan Kiana seolah seorang Dewi yang dalam satu kali kata, maka saat itu juga terjadi.
"Masih belum puas, aku bisa memberi mu sedikit lagi pelajaran bila kau mau?" Kekeh Kiana, wanita itu merinding seketika dan memilih balik kanan meninggalkan tempat tersebut.
Ya, begitulah Kiana di mata para bawahannya. Sangat menyeramkan, tidak berperasaan, dan tidak kenal ampun tanpa pandang status. Hal itu juga yang justru di segani oleh orang-orang di sekitarnya yang menganggap Kiana adalah sosok paling profesional di dunia hiburan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
visual Kiana sungguh cantik...
2024-01-13
3
𝕄𝕣. 𝔸𝕣𝕤𝕖𝕟𝕚𝕠
semangat nuah
2023-12-22
1
vivinika ivanayanti
Apakah ini anak kiana denga Aksen Kah kak....🤭🤭
2023-12-12
2