Siang hari usai lari siang, Bang Aves mengingat ada berkasnya yang tertinggal di rumah. Karena kejadian semalam dirinya sampai tidak mengontrol barang-barangnya lagi dan akhirnya Bang Aves memutuskan untuk pulang ke rumah.
...
Ibu Kemala menyerak kan segala benda yang ada di atas meja dan rekan ibu Kemala tertawa terbahak melihat kekalahan Ibu Kemala.
"Sekarang kamu punya apalagi Kemala? Uang sudah tidak punya dan utangnya bertambah delapan juta lagi padaku." Ledek seorang pria tua.
"Menantuku saja, dia cantik. Kamu bisa membawanya tapi sebelum jam lima sore, kamu sudah herus mengembalikan dia. Anak ku pasti pulang jam segitu." Kata Bu kemala karena tau mata pria tua itu sedari tadi melihat Indira yang mondar mandir membersihkan rumah.
Pria itu kembali tertawa karena Bu Kemala sangat memahami isi hatinya. Ia tersenyum licik.
"Ku anggap lunas jika dia pintar melayani ku..!!" Kata pria tua bangka itu.
"Okee.. okee... Cepat bawa dia ke kamar..!!!" Perintah Bu Kemala dan hanya mendapat tawa renyah kawan-kawannya.
Si pria tua itu segera beranjak dan berjalan menuju dapur untuk menemui Indira.
"Aaaaaaaaaaaaa.." suara Indira memecah keheningan.
Tak ada tetangga yang bisa menolong karena rumah mereka terletak pada tempat paling ujung di desa dan tersembunyi hingga minim warga sekitar berada disana.
Kawan ibu Kemala semakin terbahak melihat si tua bangka menyeret Indira ke dalam kamar.
Bapak tua bangka tersebut begitu emosi karena Indira melawannya sekuat tenaga. Si tua bangka menghantam tengkuk Indira hingga terkapar di atas ranjang.
"Kami pulang dulu lah. Anakmu tentara.. aku takut di hajarnya." Pamit seorang pria kemudian di susul dengan ke empat teman wanita Bu Kemala.
"Ya sudah lah, lain kali kita kita bertemu lagi." Kata Bu Kemala.
~
Sekitar sepuluh menit berlalu, motor Bang Aves tiba di rumah, ibu Kemala pun menjadi gelagapan. Semakin Bang Aves me dekat, semakin panik pula ibu Kemala.
Cckkllkk..
Bang Aves kaget melihat ibunya duduk melantai sambil menangis tersedu-sedu sambil membawa kantong plastik berisi sayur. Ia segera berlari mendekati ibunya.
"Ada apa Bu?" tanya Bang Aves.
Ibu hanya menunjuk kamar putranya sambil menangis histeris. Jelas saja Bang. Aves bingung dengan keadaan ini dan dirinya segera menuju kamar untuk melihatnya.
Tangannya ragu untuk membuka tapi akhirnya Bang Aves membukanya juga.
"Astaghfirullah hal adzim.." Mata Bang Aves terpejam. Batinnya terpuruk, ribuan rasa sesak menghantam ulu hatinya. "Teganya kamu dek..!!!!" Bang Aves sudah lemas tapi emosinya memuncak melihat Indira berada dalam pelukan laki-laki lain tanpa sehelai benang pun.
Pria tua bangka itu kaget, Bang Aves menghajarnya hingga babak belur. Indira pun terkejut apalagi melihat dirinya sudah tidak dalam keadaan yang tidak semestinya. Pria itu ketakutan dan lagi tunggang langgang membawa pakaiannya.
Kini tersisa Bang Aves yang sedang berkacak pinggang menatap wajah Indira dengan sorot mata tajam.
"Kau benar-benar wanita ular Indira. Aku menyesal sudah menikahimu. Kamu menginjak wajahku, kamu menjatuhkan harga diriku..!!!" Bentak Bang Aves.
"Bukan Bang, Dira bisa jelaskan." Ucapnya sesenggukan sesak. Ia menutup rapat tubuhnya dengan selimut.
"Persetan..!!!"
Plaaakk..
Satu tamparan mendarat di pipi Indira. Bang Aves mundur beberapa langkah ke belakang. Ada tetes air mata penyesalan tapi ia pun tidak bisa memungkiri, hatinya terasa begitu sakit.
"Dira.. kenapa Diraa..........."
"Ibu malu nak, kenapa bisa punya menantu seperti ini. Selama ini ibu diam, tapi ibu sering melihat Indira bersama laki-laki itu." Tangis ibu semakin menjadi membuat Bang Aves goyah.
Tekanan dalam batin Bang Aves semakin terasa, ia memutuskan untuk tenang dan mengatur nafasnya baik-baik.
"Dia memakai semua hartamu untuk laki-laki itu nak."
"Ibu tolong keluarlah..!!" Pinta Bang Aves.
"Ini disini saja.. ibu tidak rela kamu bersama dia yang sudah kotor."
"Tolong Bu..!!!"
"Nggak Aves.. dia bukan perempuan baik-baik..!!"
"Aku menceraikan kamu Indira Neema.. mulai saat ini kamu bukan istri saya lagi." Ucap Bang Aves. "Keluar kamu dari rumah ini..!!!!" Bentak Bang Aves namun dengan kesadaran nya.
"Tanpa barang apapun." Imbuh ibunya.
Indira menangis tanpa bisa banyak berkata-kata, bahkan untuk membela dirinya sendiri pun tak mampu dan membuatnya seakan membenarkan keadaan yang sudah menyudutkan dirinya.
Untuk kesekian kalinya Indira menyentuh kaki Bang Aves namun kali ini Bang Aves mundur teratur.
"Kamu sudah kuceraikan Indira, ragamu haram ku sentuh." Ucap Bang Aves.
"Baiklah Bang, jika Abang tidak percaya padaku. Aku akan tetap meminta maaf. Maaf selama ini Dira tidak menjadi istri Abang yang sholehah, tidak bisa membuat hati Abang tenang. Terima kasih Abang sudah bersedia mengangkat derajat Dira bahkan sudi mengajari Dira beribadah." Indira menunduk dan tetap mencium kaki Bang Aves yang masih memakai sepatu.
Sadar akan sisi kemanusiaan, Bang Aves menolaknya. Tidak etis rasanya membuat dirinya bagai seorang dewa meskipun mungkin kesalahan Indira sudah begitu besar padanya.
"Pergilah..!!"
:
Indira benar-benar keluar dari rumah tanpa membawa barang apapun dari Bang Aves. Ada hati yang tidak rela melihat langkah gontai Indira. Hati Bang Aves pun tetap merasa tidak tega. Ia memberikan uang sejumlah tiga juta rupiah kemudian masuk ke dalam rumah tanpa bicara sepatah kata pun.
Saat baru sampai pagar rumah, ibu secepatnya berlari dan menyambar uang di tangan Indira lalu memasukan nya ke dalam kantong celananya.
"Enak saja. Ini punyaku. Pergi sana kuntilanak..!!!" Umpatnya kemudian berlari masuk.
//
Bang Aves memejamkan matanya bersandar pada sofa. Tak hentinya air matanya mengalir menganak sungai. Ia terus membolak-balik pikiran dan hati nya namun apa yang di lihatnya semakin membuat luka hatinya semakin terbuka.
"Kurang apa sayangku untukmu Dira?? Abang benar-benar sayang kamu? Tega sekali kamu mengkhianati Abang."
"Sudahlah, dia bukan istrimu yang baik." Kata ibu Kemala.
"Ibu masuklah di kamar dan tolong jangan ganggu aku. Aku ingin sendiri..!!!"
...
Indira berjalan tak tentu arah. Tatapan matanya kosong tak jauh dari tempatnya duduk, ada seorang pria yang sedang memancing di bawah jembatan, tempat dimana wanita itu berdiri.
Pria tersebut terus mengawasi hingga tanpa di duga wanita itu melompat.
"Astaghfirullah...!!!" Pria itu langsung melompat ke sungai beraliran deras lalu menolongnya
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Andaru Obix Farfum
ka Nara knp novel mengandung bawang semua
2024-06-03
0
Eka elisa
gk kurang bng cumn kmu bodog gk bisa bedain yg tulus ma yg modus bng
2023-12-26
2
Eka elisa
ksian dira..pdhl ibu kmu yg jual bini mu buat lunsin utang alves kmu bkln mnyesl.....tau...udh skiti dira
2023-12-26
1