2. Kerikil rumah tangga.

Malam hari Bang Aves tidak bisa memejamkan matanya. Sebagai seorang anak, ia tidak bisa menyalahkan ibunya tapi ia juga tidak bisa menekan sang istri. Bagaimana pun juga dirinya harus adil memberi kenyamanan pada kedua ratu di dalam hatinya.

Ia mengusap rambut Indira yang sudah tidur. Sesekali ia masih mendengar suara sesenggukan istrinya.

"Apa Indira memakai uang itu? Tapi untuk apa? Aku yakin Dira tidak pandai soal uang, menggunakan kartu ATM saja masih sering ku antar. Ponselnya juga menggunakan finger print sendiri, mana mungkin khan ibu yang memakai uangnya? Tapi kalaupun ibu yang memakainya juga untuk apa? Berarti dengan kata lain, ibu harus memaksa Indira untuk memakai aplikasi tersebut." Bang Aves sampai memejamkan matanya sendiri. Semua seakan terasa memusingkan, apalagi rasa lelah dan meriangnya belum reda.

Bang Aves merebahkan tubuhnya dan memeluk Indira dari belakang. Dirabanya sepanjang tangan Indira dan ia mulai menyadari sang istri tidak memakai lagi gelangnya, Bang Aves melongok melirik jemari sang istri dan ternyata tidak ada cincin kawin mereka bahkan kalung pun sudah tidak melingkar lagi.

"Di kemanakan perhiasannya? Masa cincin kawin pun tidak di pakainya juga." Gumam Bang Aves membatin.

***

Ibu Kemala memelototi Indira dan kemudian seperti biasanya, ibu menyambar kain lap dan langsung menyampaikannya di pundaknya sendiri lalu sedikit mengacak rambutnya. Indira langsung pergi menemui Bang Aves untuk duduk di sampingnya.

"Perhiasan mu kemana dek? Cincin juga kenapa tidak di pakai?" Tegur Bang Aves.

"Hmm.. itu Bang......."

"Ibu sudah curiga, jangan-jangan istrimu menjualnya." Sambar Bu Kemala.

"Benar begitu dek??" Selidik Bang Aves.

Indira menunduk tak berani menjawab apalagi ibu mertua nya menuang nasi ke atas piring Indira tapi kakinya menginjak kaki Indira dengan kuat.

"Sudah.. makan dulu, kamu mau kerja. Makan yang banyak le, biar semangat kerjanya..!! Ibu sudah masak nih." Kata Bu Kemala.

Bang Aves melirik Indira, ia tidak paham kenapa sekarang istrinya bisa bersikap seperti ini. Malas-malasan bahkan tidak membantu ibunya yang sudah di bilang cukup tua di usianya yang kini sudah melewati setengah abad.

"Kamu bagaimana sih dek. Apa salahnya membantu ibu? Masa apa-apa harus ibu. Abang sudah membebaskan kamu segalanya, tapi ya juga tolong jangan keterlaluan seperti ini dek." Lirih sekali Bang Aves menegur Indira, berharap ibunya tidak mendengar tegurannya untuk Indira.

Sungguh Bang Aves ingin agar kedua wanitanya tidak saling di bandingkan atau disisihkan satu sama lain.

Tapi sayang, telinga tajam ibu Kemala sudah mendengarnya. Ia pun menyimpan senyumnya kemudian duduk di kursi makan dengan memasang wajah sendu.

"Bolehkah ibu pinjam uangnya le? Ibu tidak punya uang lagi." Tanya ibu Kemala.

"Ibu mau beli apa? Kemana saja uangnya? Aku tidak pernah lihat ibu beli barang apapun." Jawab Bang Aves.

Ibu semakin menunduk kemudian menangis dan setengah berlari ke dalam kamar. Bang Aves pun menghentikan acara makannya dan menyusul sang ibu ke kamar.

"Bu..!! Ada apa?"

"Ibu tidak tau lagi harus bagaimana le." Kata ibu Kemala. Wajahnya juga sedikit gelisah. "A_ada hutang yang harus di bayar."

Mendengar itu bola mata Bang Aves membulat besar. "Utang Ibu??? Berapa?????"

Melihat sorot mata putranya yang begitu tajam, ibu pun menjadi cemas. Duduknya pun tak tenang. Ibu mengarahkan jari telunjuknya untuk menutupi bibirnya sendiri.

"Hutangnya Indira." Bisik ibu.

"Apaaaa???"

"Sudahlah, jangan marahi istrimu lagi. Mungkin Indira juga khilaf. Berikan saja uangnya sama ibu. Sepuluh juta rupiah. Nanti ibu yang nasihati Dira agar tidak berbuat seperti ini lagi." Kata ibu Kemala.

"Nggak bisa Bu, aku harus menegur istriku dan mengajarinya agar tidak berhutang apalagi memakai uang sembarangan, bukan aku tidak mampu, tapi boros juga tidak baik." Bang Aves beranjak keluar dari kamar tapi ibu Kemala menarik lengan putranya lagi.

"Jangan begitu, hanya wanita yang bisa membujuk wanita. Kalau kamu kasar dan keras.. istrimu pasti melawan dan tidak akan mengaku. Mana uangnya, biar ibu yang tangani..!!" Bujuk ibu Kemala dengan suara yang sangat lembut.

Bang Aves menarik nafas panjang kemudian masuk ke kamarnya untuk mengambil uang dan di sana pas hanya tersisa sepuluh juta rupiah saja. Setelah benar pas jumlah nya, Bang Aves kembali lagi menuju kamar sang ibu.

"Ini Bu, sepuluh juta rupiah. Atas nama istriku.. aku minta maaf. Tolong nasihati Indira ya Bu. Mungkin benar sesama wanita akan bisa saling mengerti satu sama lain." Bang Aves menyerahkan segepok uang tersebut ke tangan ibunya.

Ibu Kemala mengangguk, beliau menyambarnya dengan cepat lalu segera menghitung nya.

~

"Bang.. mau berangkat sekarang?" Indira segera menyusulnya hendak bersalaman tapi Bang Aves tidak menggubrisnya.

"Lain kali taruhlah sedikit rasa hormatmu sama ibuku. Aku tau mungkin kamu tidak cocok sama ibu. Tapi niat ibu juga tidak mungkin jahat. Mungkin benar seharusnya ibu ikut mengajarimu. Bagaimana bisa kamu masuk di asrama sedangkan kelakuanmu saja seperti itu dek." Tegur Bang Aves. Wajahnya sudah terlihat sangat masam.

"Tapi Bang........!!"

"Sudahlah, Abang mau berangkat..!! Introspeksi dirimu dulu..!!" Pinta Bang Aves membuat Indira tidak bisa mengatakan apapun lagi.

Indira menunduk menahan tangisnya. Beberapa saat kemudian ibu menyusul Indira ke teras rumah. Senyumnya terlihat sinis.

"Cepat kamu masak, siapkan camilan dan minuman. Sebentar lagi kawanku datang. Nggak pakai lama Dira..!!" Perintah ibu Kemala sambil berkipas-kipas karena hatinya sedang berbunga mendapatkan bekal judi.

"Iya Bu."

"Heehh.. awas saja kalau kamu mengadu sama putraku. Aku akan jadikan hidup di rumah ini lebih menyakitkan daripada hidup di jalanan dulu." Ancam ibu Kemala.

Indira mengangguk kemudian segera masuk ke dalam rumah.

"Anak gembel saja belagu. Untung di nikahi anak ku. Masih untung ku beri makan, jangan harap kamu bisa menguasai harta anak ku..!!" Gumam ibu kemala jengah melihat Indira.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Eka elisa

Eka elisa

astaga pdhl kmu mling y knp trisk mling cih....brengsrk bgt ni bumer..

2023-12-26

1

Zainuddin Zain

Zainuddin Zain

ikut bagi poin saja ya mbk .. maaf jarang komentar 🙏🙏

2023-12-19

0

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

sesek napas ku Thor .... 🥺🥺🥺

2023-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bertengkar.
2 2. Kerikil rumah tangga.
3 3. Kalut dalam keadaan.
4 4. Orang baru.
5 5. Sahabat seperjuangan.
6 6. Identitas.
7 7. Tidak ada titik temu.
8 8. Hari pertama tanpamu.
9 9. Ikut denganku.
10 10. 'Istri' Letnan Andallas.
11 11. Terbongkar.
12 12. Jalan pintas.
13 13. Mulai ada pendekatan.
14 14. Goncangan.
15 15. Hati yang berbicara.
16 16. Awal dan akhir.
17 17. Titik terang.
18 18. Bersama mu.
19 19. Yang tidak bisa terganti.
20 20. Memastikan semua aman.
21 21. Malam pengantin.
22 22. Suasana berbeda.
23 23. Siapa dia??????
24 24. Menjalani hidup selanjutnya.
25 25. Waktu yang menjawab.
26 26. Hal tak terduga.
27 27. Sulit mengambil hati.
28 28. Istri yang tersakiti.
29 29. Tugas mendadak.
30 30. Tragedi.
31 31. Sakit hatinya laki-laki.
32 32. Jalan yang sulit.
33 33. Usaha memperbaiki keadaan.
34 34. Rasa sakit seorang suami.
35 35. Ingin membuatmu bahagia.
36 36. Terbawa arus perasaan.
37 37. Mempertahankan dia.
38 38. Menjaga kewarasan mental.
39 39. Kejamnya Letnan Andallas.
40 40. Misi dari sebuah rasa.
41 41. Hukuman yang pantas?
42 42. Kalap.
43 43. Banyak harap di balik kesakitan.
44 44. Menahan diri.
45 45. Tidak ada bahagia.
46 46. Sesal tak terobati.
47 47. Tobat dari hati.
48 48. Demi dua istriku.
49 Hargai usaha seseorang.
50 49. Masalah.
51 50. Jika harus menebus dosa.
52 51. Konsekuensi hati.
53 52. Bertahan demi keluarga.
54 53. Persiapan pindah.
55 54. Masih dalam perjalanan.
56 55. Rasaku untukmu dan dirinya.
57 56. Malam denganmu.
58 57. Bahagia mengambang.
59 58. Terjepit situasi.
60 59. Jiwa yang hilang.
61 60. Patahan jiwa dan belahan jiwa.
62 61. Rahasia Tuhan.
63 62. Tentang hadirnya.
64 63. Menguji adrenalin.
65 64. Tidak sabar.
66 65. Emosi lagi.
67 66. Membujuk damai.
68 67. Akhir damai.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Bertengkar.
2
2. Kerikil rumah tangga.
3
3. Kalut dalam keadaan.
4
4. Orang baru.
5
5. Sahabat seperjuangan.
6
6. Identitas.
7
7. Tidak ada titik temu.
8
8. Hari pertama tanpamu.
9
9. Ikut denganku.
10
10. 'Istri' Letnan Andallas.
11
11. Terbongkar.
12
12. Jalan pintas.
13
13. Mulai ada pendekatan.
14
14. Goncangan.
15
15. Hati yang berbicara.
16
16. Awal dan akhir.
17
17. Titik terang.
18
18. Bersama mu.
19
19. Yang tidak bisa terganti.
20
20. Memastikan semua aman.
21
21. Malam pengantin.
22
22. Suasana berbeda.
23
23. Siapa dia??????
24
24. Menjalani hidup selanjutnya.
25
25. Waktu yang menjawab.
26
26. Hal tak terduga.
27
27. Sulit mengambil hati.
28
28. Istri yang tersakiti.
29
29. Tugas mendadak.
30
30. Tragedi.
31
31. Sakit hatinya laki-laki.
32
32. Jalan yang sulit.
33
33. Usaha memperbaiki keadaan.
34
34. Rasa sakit seorang suami.
35
35. Ingin membuatmu bahagia.
36
36. Terbawa arus perasaan.
37
37. Mempertahankan dia.
38
38. Menjaga kewarasan mental.
39
39. Kejamnya Letnan Andallas.
40
40. Misi dari sebuah rasa.
41
41. Hukuman yang pantas?
42
42. Kalap.
43
43. Banyak harap di balik kesakitan.
44
44. Menahan diri.
45
45. Tidak ada bahagia.
46
46. Sesal tak terobati.
47
47. Tobat dari hati.
48
48. Demi dua istriku.
49
Hargai usaha seseorang.
50
49. Masalah.
51
50. Jika harus menebus dosa.
52
51. Konsekuensi hati.
53
52. Bertahan demi keluarga.
54
53. Persiapan pindah.
55
54. Masih dalam perjalanan.
56
55. Rasaku untukmu dan dirinya.
57
56. Malam denganmu.
58
57. Bahagia mengambang.
59
58. Terjepit situasi.
60
59. Jiwa yang hilang.
61
60. Patahan jiwa dan belahan jiwa.
62
61. Rahasia Tuhan.
63
62. Tentang hadirnya.
64
63. Menguji adrenalin.
65
64. Tidak sabar.
66
65. Emosi lagi.
67
66. Membujuk damai.
68
67. Akhir damai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!