Akhirnya untuk pertama kalinya Darin dan Agara bertemu. Tanpa Darin tahu sebenarnya Arga sudah lebih dulu mencari tahu tentang dirinya, sesuai perintah Zein. Namun baru kali ini Arga berani untuk menemuinya. Sedikit kesulitan bagi Arga untuk mencari keberadaan Darin karena selama ini ia tidak pernah terekspos oleh media. Namun Arga tidak pernah patah semangat, segala cara ia lakukan untuk mendapatkan informasi tentang Darin.
Tak disangka jika Arga lebih tampan dari foto-foto yang Darin lihat di media sosial dan internet. Tidak ada yang kurang, lelaki itu sungguh sempurna bagaikan visual yang nyata. Tapi sayang bagi Darin sosok Arga seperti fatamorgana untuk dimiliki secara utuh.
Masih dengan stelan seragam kerjanya Darin mengikuti Arga untuk berbicara empat mata. Arga meminta izin kepada atasan Darin agar gadis cantik berkulit kuning langsat bisa ikut sebentar dengannya.
Keduanya saling terdiam dan menatap satu sama lain, tatapan Arga sangat sinis dan jutek menatap Darin. Ingin rasanya Darin berhenti menatap setiap sudut ketampanan yang terdapat di wajah Arga. Namun sayang Darin tidak bisa melakukannya. Walaupun sekuat tenaga gadis yang mempunyai bibir tipis mencoba mengalihkan pandangannya, nyatanya tatapannya hanya tertuju kepada Arga.
"Apa orang tuamu tahu kalau anak bungsu kesayangannya kerja kayak gini?" Arga memulai pembicaraan setelah sekian lama mereka berdua hanya terdiam hanya saling menatap tanpa sepatah kata yang terucap dari mulutnya masing-masing.
Hanya jus alpukat dan kopi caramel macchiato yang sudah berada di atas meja begitu setia menunggu pembicaraan antara mereka berdua.
"Mau ada urusan apa kamu datang jauh-jauh dari kerajaan ke sini?" Darin balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Arga ebih dulu.
Pertanyaan Darin membuat Arga tertawa kecil sepertinya Darin sedang menyindir dirinya.
"Memangnya burung merpati milikmu nggak memberitahu, kalau kita berdua mau dijodohkan?" balas Arga tidak kalah hebat meledek Darin.
Dongkol rasanya saat Darin mendengar apa yang baru saja diucapkan lelaki berkulit putih bermata oriental saat menyindirnya. Mengapa bisa-bisanya dia memutar balikkan mood Darin sekarang. Ingi sekali Darin cepat pergi dari sini meninggalkan lelaki yang sangat menyebalkan baginya, kini.
"Jauh-jauh datang ke sini cuman mau bahas soal itu aja?" suara Darin terdengar dongkol dan kesal serta tatapan sinis-nya yang sedari tadi diperlihatkan untuk Arga.
Sekarang Darin baru melihat dengan jelas dan dekat putra kedua dari keluarga Harun yaitu Arga. Memang lelaki itu sangat tampan sekali tidak ada yang kurang, wajahnya sangat tampan, serta bentuk tubuhnya yang bagus membuat mata kaum hawa ingin memandangnya lebih lama. Apalagi dengan kulit putih seperti susu membuat Arga terasa semakin sempurna.
Mana mungkin seorang Arga Rakyan Atmaja Wiguna tidak memiliki seorang kekasih, kenapa sampai-sampai orang tuanya menjodohkan lelaki itu dengan Darin.
"Memangnya kamu pikir aku jauh-jauh datang ke sini mau membahas soal skin care atau join bisnis denganmu?" tatapan sinis Arga menghampiri kedua bola mata indah Darin.
Baru saja dengan tatapan matanya sudah membuat Darin sedikit ketakutan, seolah Arga akan memakan dirinya. Tapi Darin tak gentar membalas tatapan mata Arga. Jam kerja Darin terbuang percuma dengan kedatangannya. Mengapa kesan pertama mereka berdua sangat tidak baik.
"Nggak lucu!" balas Darin dengan sikap juteknya.
"Siapa yang bilang lucu?" timpal Arga semakin jutek seakan mengajak Darin untuk bertengkar.
Aura mereka berdua sepertinya memang tidak cocok, akan selalu ada perselisihan menghampiri keduanya. Arga yang terkesan dingin kepada perempuan dan Darin yang sedikit cuek menghadapi lelaki tidak akan bisa menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka berdua. Sebenarnya Darin adalah perempuan yang sangat hangat dan menyenangkan, namun semua sikap manja dan hangatnya hilang setelah dikecewakan oleh Akaz.
Begitu juga dengan Arga yang memang sejak awal ia mempunyai sikap dingin dan jutek, Arga sangat kaku dan tidak pernah bisa mengekpresikan perasaannya kepada orang lain apalagi perempuan. Lelaki yang terlahir dengan sosok dingin dan cuek sejak dulu tidak pernah mempunyai seorang perempuan yang disukainya, karena ia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan perasaannya, bagaimana caranya mengutarakan rasa sukanya. Dan semua tertutup rasa trauma, kecewa karena perceraian kedua orang tuanya.
"Kalau kamu jauh-jauh datang ke sini cuma buat aku kesal lebih baik kamu pulang!" usir Darin sudah kehabisan kesabarannya.
Sedari tadi tidak ada ekspresi lain di wajah Arga selain memasang wajah jutek dan dingin, serta tatapan sinis. Arga memang sangat pendiam dan introvert antara putra Harun, setara dengan Zein. Kehidupan Arga sangatlah privasi sampai-sampai jarang terekspos dan diketahui orang banyak.
"Kamu yang mulai? Kamu aja yang susah diajak bicara," singgung Arga terus menyindir seakan tidak mau kalah.
Ternyata Darin baru tahu jika seorang Arga Rakyan Atmaja Wiguna sangat menyebalkan, bagaimana orang yang kenal dengannya bisa tahan lama-lama ketika bersamanya. Dan Darin berpikir bagaimana jika memang mereka berdua dijodohkan, pasti setiap hari akan banyak perselisihan serta perdebatan panjang yang akan menguras emosinya.
Darin sudah tidak mau berdebat lagi dan ia memilih untuk mengalah, percuma meladeninya karena Arga tidak akan pernah mau mengalah. Sesaat ditarik napas Darin dengan perlahan lalu dihembuskan sambil menutup kedua bola matanya.
"Oke. Kamu datang ke sini mau membahas soal perjodohan kita?" tanya Darin kembali dengan nada lembut.
Malas bagi Darin untuk bersikap lembut dan ramah kepada orang angkuh dan jutek seperti Arga. Jika Darin tidak mengalah, masalahnya tidak akan pernah selesai sampai kapanpun juga.
"Aku harap kamu mau menolaknya. Karena aku yakin kalau kamu juga nggak akan mau menyetujui perjodohan ini, kan?" tebak Arga tanpa basa basi.
Betul sekali tebakannya jika Darin juga tidak pernah menginginkan perjodohan ini. Mereka berdua hanya alat untuk mencapai bisnis kedua orang tuanya. Memang tidak adil bagi mereka berdua jika terlibat ke dalam perjodohan buta seperti ini, tapi mereka berdua tidak bisa memilih jodohnya sendiri.
"Kalau kamu sudah tahu jawabannya buat apa datang ke sini? Hanya membuang waktuku saja."
Glek, ucapan Darin kali ini berhasil membuat Arga kembali kesal. Namun Arga adalah lelaki yang dikenal memiliki kesabaran seluas samudra. Semarah apapun dirinya ia tidak pernah meninggikan suaranya, baik dengan lelaki apalagi perempuan. Tapi sekalinya ia bicara bisa membuat lawan bicaranya sakit hati dan terdiam seribu bahasa.
"Jadi kamu setuju membatalkan perjodohan ini?" hati Arga terasa senang karena perempuan yang akan menjadi calon istrinya menolak perjodohan antara mereka.
"Ingin sekali aku membatalkannya, tapi aku nggak mempunyai kekuatan untuk melakukan itu semua," jawab Darin dengan nada pesimis membuat Arga dirundung rasa kesal dan jengkel.
"Aku yakin kamu bisa melakukannya. Karena pasti kamu juga sudah mempunyai kekasih atau calon pendamping hidupmu, kan?"
Deg, wajah Darin yang tadinya terlihat jutek kini mendadak sendu saat Arga menyinggung tentang kekasih. Ingatannya kembali menghampiri Akaz yang sudah pergi meninggalkannya. Arga bisa melihat dengan jelas perubahan yang terlukis di wajah Darin, dan kedua bola matanya mendadak berkaca-kaca.
"Sekali lagi aku bilang, kalau aku nggak bisa membatalkan perjodohan ini. Karena aku nggak mempunyai kekuatan menentang kedua orang tuaku. Sekalipun aku berusaha keras berbicara dengan mereka, tetap saja semua akan terjadi. Lagipula aku hanya alat untuk membayar hutan perusahaan keluargaku kepada keluargamu." suara Darin terdengar sedikit parau dan sedih serta air mara mulai memenuhi pelupuk matanya.
Sekuat tenaga Darin berusaha menahan agar air mata tidak jatuh ke pipi, ia tidak mau terlihat menyedihkan di depan Arga. Mendengar apa yang diucapkan oleh Darin membuat Arga kecewa karena ia tidak mau membatalkannya.
"Apa kamu dan keluargamu takut hidup menjadi gelandangan sehingga keluargamu memberikanmu sebagai jaminan?"
Lagi-lagi ucapan Arga membuat Darin sakit hati dan ingin menangis, apa serendah itu ia di mata Arga? Bibir Darin gemetar seakan menahan semua amarah yang ingin ia ucapkan. Tapi Arga tidak merasa bersalah sedikitpun atas ucapannya.
"Bukannya keluargamu masih memiliki banyak saham untuk membayar hutang? Bahkan aku dengar baru kemarin kakakmu mendapatkan tender yang sangat besar. Tapi kenapa bisa mereka mengorbankan mu untuk melunasi hutang kepada kami? Apa mereka sudah tidak mau menginginkanmu lagi?"
Semua yang Arga ucapkan membuat Darin terpukul dan hatinya seperti tercabik, memang benar apa yang diucapkan Arga benar adanya. Entah kenapa keluarga Darin begitu ingin menendang dirinya keluar dari rumah dan menyingkirkan dirinya jauh-jauh dari kehidupan mereka.
"Kamu bisa bayangkan bagaimana hidup dengan orang yang nggak kamu cintai? Bukan hanya sehari seminggu atau sebulan, bahkan bertahun-tahun. Apa kamu sanggup hidup tanpa cinta dengan orang yang nggak menginginkan kamu dalam hidupnya?" Arga kembali mengintimidasi Darin agar mau menolak perjodohannya.
Arga tidak perlu memberitahu dirinya tentang itu semua, Darin sudah merasakan semuanya. Dibuang oleh keluarga dan ditinggalkan dengan orang yang sangat dicintainya, tidak pernah dianggap keberadaannya itu sudah biasa bagi Darin. Bahkan Darin sempat ingin bunuh diri, terlahir dari keluarga kaya raya tidak pernah menjamin kebahagiaan yang didapatkan olehnya. Kehidupan Darin baginya saat ini sudah tidak ada artinya, jika boleh memilih ia ingin sekali pergi jauh atau mungkin tidak kembali lagi ke dunia ini.
"Aku tahu rasanya. Bahkan aku juga nggak mau hidup. Tapi aku nggak bisa memilih jalan hidupku. Masa depanku di tangan mereka dan kehidupanku nggak ada artinya, jika aku bisa memilih lebih baik aku nggak pernah dilahirkan ke dunia ini." air mata Darin yang sekuat tenaga dibendungnya sejak tadi kini jatuh menetas ke pipi membuat Arga sedikit terkejut dengan ekspresi sedih Darin.
Arga tidak bisa berkata apa-apa saat mendengar yang baru saja terucap dari mulut Darin. Sepertinya gadis itu sedang menumpahkan semua isi hatinya yang sudah dipendam lama dan tidak ada seorang yang tahu.
Secepat kilat Darin menghapus air mata yang jatuh ke pipi dan kembali menegakkan wajah cantiknya di depan Arga. Darin tidak mau kalau Arga tahu tentang lukanya dan masa lalunya yang membuat dirinya merasa tidak ingin hidup lagi.
"Jadi kalau kamu mau membatalkan perjodohan ini, aku nggak akan pernah melarangnya. Tapi jangan pernah menyuruhku untuk meminta kepada mereka membatalkan perjodohan ini, karena hidupku nggak ada artinya di mata mereka," kata terkahir Darin sambil pergi meninggalkan Arga tanpa permisi seraya air mata kembali jatuh ke pipinya.
Entah mengapa Arga tiba-tiba saja iba dan penasaran dengan semua ucapan Darin. Apa yang terjadi kepada keluarganya sehingga perempuan itu tidak bisa memilih kehidupannya sendiri. Dan apa benar jika Darin memilih untuk tidak dilahirkan ke dunia ini?
Arga menjadi serba salah setelah bertemu dengan Darin, benar apa yang diucapkan olehnya. Jika mereka tidak akan pernah bisa menghindari takdir yang sudah menjadi bagian dari keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
akhirnya kamu kepo Arga
2024-05-16
0