Malam hari, Elisa sahabat Dinda tiba-tiba datang dengan pakaian rapi seolah ingin ke suatu pesta.
"Tumben kamu pake pakaian cantik begitu, ini udah malam, aku kira kamu ke sini mau curhat lagi," ucap Dinda yang tengah mengobrol dengan Elisa di kamar.
"Din...masa kamu lupa sih, hari ini ada acara besar-besaran, ada acara reuni SMA kita dulu, semua angkatan di undang, mulai dari angkatan 2000an sampai angkatan sekarang ini," jawab Elisa dengan bersemangat ingin menghadiri.
"Terus.." Dinda tampak tak peduli
"Aduh Dinda..ini tuh kesempatan bangat, kita bisa lihat lihat cogan loh, semoga aja gebetan ku pas SMA dulu bisa hadir,"
"Astaghfirullah...sholat isya dulu sana.. biar pikiran mu bersih dari cogan!" tegas Dinda yang amat tak peduli dengan laki-laki tampan.
"Pokoknya kita harus datang! sana ganti baju!" suruh Elisa dengan paksa.
"Nggak! Aku nggak mau!"
"Din..kok kamu setega ini sih, padahal aku berharap bangat bisa hadir ke acara itu," kata Elisa dengan ekspresi sedihnya.
Dinda hanya diam.
"Aku kira kita akan sama-sama terus," lanjut Elisa seolah ingin menangis dengan lebainya.
"Iya..iya deh...tapi sana sholat isya dulu, biar aku siap-siap," akhirnya Dinda pun mengalah untuk ikut ke acara Reuni itu.
☘️☘️☘️
Sementara itu, Raka juga kedatangan tamu malam-malam. Siapa lagi kalau bukan teman dekatnya yaitu Heri.
"Pokoknya aku nggak bisa datang, titik. Aku sibuk mau tidur!" tegas Raka pada Heri yang sedari tadi membujuknya.
"Nanti kamu menyesal loh,"
"Lagian pergi ke acara reuni seperti itu hanya membuat kepala pusing, pasti di sana banyak yang datang cuma untuk pamer, apalagi kalau teman-teman SMA yang udah pada nikah, pasti mereka akan mengejek aku,"
"Ayolah Raka...siapa tau di acara reuni itu kamu bisa ketemu jodohmu, kan kamu sendiri yang bilang kalau kamu di paksa nikah secepatnya, aku nggak bisa bayangin kalau kamu dijodohin sama perempuan aneh lagi,"
Raka terdiam sejenak. Ia merasa ucapan Heri itu masuk akal. "Iya juga sih.." akhirnya Raka dan Heri memutuskan untuk hadir di acara reuni itu.
☘️☘️☘️
"Ya ampun din..kamu kok pake baju biasa sih, kita itu mau ke acara reuni, tunjukkan penampilan terbaik mu dong!" tegas Elisa yang selalu memperhatikan penampilan Dinda.
"Gini aja udah..ayo buruan!"
"Nggak! Ganti baju sekarang, biar aku dandanin kamu, kalau di make-up dikit, pasti kamu kayak Cinderella," dengan paksa Elisa menyuruh Dinda berganti baju sesuai dengan yang ia pilih.
Tak lama kemudian, Elisa berhasil mendandani Dinda dengan maksimal, hingga Dinda amat cantik bagai Cinderella versi syar'i.
"Sumpah, kamu benar-benar cantik Din, aku kayaknya harus buka salon deh, ternyata aku berbakat!" Elisa merasa bangga telah berhasil mengubah penampilan Dinda.
"Udah ayo buruan! Keburu habis acaranya, kalau nggak kita nggak usah datang deh, aku ngantuk nih,"
"Iya ayo..buruan!" Elisa lalu menarik tangan Dinda dan naik taksi bersama.
🎆🥂
Sampailah di acara reuni,
Dinda amat terkejut dengan suasana acara Reuni itu, bagai pesta besar yang di hadiri oleh seluruh alumni dari berbagai angkatan.
"Keren bangat Din, lihat tuh, Abang Abang kelas yang ganteng itu juga datang, sekarang mereka keren ya," bisik Elisa ke telinga Dinda.
"Pulang yuk, aku malah nggak suka kalau acaranya seheboh ini," kata Dinda yang sedari tadi gelisah.
Elisa membawa Dinda berjalan-jalan di dalam gedung acara reuni itu. Tak sengaja mata Dinda tertuju ke arah samping yang ternyata ada Raka di sana.
"Mampus aku, ada si kepsek," Dinda berbalik badan dan berusaha menghindari.
Namun tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi. Ternyata Elisa telah saling kenal dekat dengan teman Raka yang tak lain adalah Heri.
"Elisa! kamu datang juga," panggil Heri menatap Elisa bersama seorang gadis yang selalu menutupi wajahnya.
"Iya kak Heri," sahut Elisa dan hendak menarik tangan Dinda untuk bergabung dengan Heri dan Raka.
Namun Dinda terus bersembunyi, keadaannya sangat Panik, ia tak tau bagaimana lagi cara menghindari Kepsek galak itu. Untungnya ada masker di tas Dinda. Ia langsung memakai masker itu agar Raka tak mengenalinya.
Sementara Raka sedari tadi cukup heran dengan tingkah aneh perempuan di dekat Elisa.
"Kenapa pake masker?" bisik Elisa ke telinga Dinda.
"Itu kepsek galak yang aku ceritain, kamu mau bawa aku bunuh diri ya!" bisik Dinda dengan kesal.
"Udah ayo..dia nggak akan kenal kamu!" Elisa menggandeng tangan Dinda untuk menemui Heri dan Raka karena Heri telah memanggilnya sedari tadi.
"Apa kabar Elisa, oh ya teman kamu ini siapa?" sapa Heri dengan ramahnya.
"Baik kak, ini teman aku namanya...Din..
"Nama saya Dina kak," jawab Dinda dengan cepat memotong perkataan Elisa. Ia khawatir Elisa hampir mengungkap nama aslinya.
"Salam kenal Dina, kenalkan ini teman kakak, namanya kak Raka, sekarang dia udah jadi Kepsek di SMA kita itu loh, keren kan, dia juga punya banyak bisnis, sayangnya dia masih jomblo!" ujar Heri sedikit tersenyum ketika mengucap kata jomblo.
"Salam kenal juga kak," ucap Dinda yang sedari tadi menunduk, ia tak henti menghindari pandangannya dari Raka.
Sementara Raka justru sebaliknya. Ia tak henti memandang Dinda. Meski mengenakan masker, mata indah Dinda tak bisa tertutupi.
"Hai Dina, saya Raka, kamu sakit ya? kenapa pake masker?" tanya Raka memperhatikan Dinda.
"Hah..i-iya kak Raka, saya..saya lagi flu," jawab Dinda yang asal bicara.
"Kenapa dengan si kepsek gila ini, kenapa dia sok baik," batin Dinda yang heran dengan sikap Raka yang tampak baik jika berhadapan dengan dirinya saat menyamar sebagai Dina.
Jam 21.30. Di tengah acara reuni. Sebuah peristiwa besar terjadi. Api datang dari sisi belakang dan menyebar cepat ke seluruh benda yang ada. Semua orang panik dan berlari keluar dari gedung itu.
Karena terlalu panik, Dinda sampai terpisah dengan Elisa. Elisa telah berlari keluar karena mengira Dinda telah keluar padahal Dinda masih terjebak di sana.
Dinda ingin keluar, tapi tak sengaja ia melihat Raka yang terjatuh karena di tabrak oleh orang-orang yang berlari keluar.
"Sial kakiku kayaknya keseleo," Raka tampak susah untuk bangkit.
Dinda yang melihat itu tak tega untuk pergi begitu saja, ia datang dan mengulurkan tangannya untuk membantu. Di situasi panik seperti ini Dinda tak punya pilihan lain selain membantu.
"Ayo kak Raka, apinya semakin menyebar, semua orang sudah lari keluar," ucap Dinda yang meraih tangan Raka dan memapahnya keluar.
Raka tak henti menatap mata perempuan yang dengan tulus menolongnya di tengah situasi darurat ini. Ia tak tau saja kalau perempuan itu adalah Dinda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Memyr 67
𝘂𝘂𝘂𝘂. 𝗮𝗽𝗮 𝗿𝗮𝗸𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗮𝘁𝘂𝗵 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗱𝗶𝗻𝗮?
2023-12-30
0