Bab 4

Hah! Andre mendesah frustrasi, ia mengejar ibunya untuk menenangkan perempuan paruh baya yang telah melahirkannya itu. Meninggalkan Eve yang masih dalam keadaan sesenggukan.

“Sayang, aku nyusul mama dulu ya ... kamu tahu sendiri ‘kan, mama punya riwayat penyakit jantung.” Kata Andre memberikan alasan dan Eve membiarkannya pergi walaupun ia sendiri saat ini juga sangat membutuhkan Andre.

Perempuan itu tahu Andre akan lebih mementingkan ibunya, dan ia juga tidak ingin egois. Seperti cerita Andre bahwa Rita membesarkan suami Evenia hanya seorang diri. Maka tak salah Andre lebih mementingkan sang ibu ketimbang dirinya. Ia tahu diri akan hal itu.

Adegan para majikan itu ditonton oleh para pengurus rumah tangga yang menimbulkan argumen pro dan kontra.

Eve melihat mereka yang saling berbisik-bisik, perempuan itu menghapus air matanya dan berlalu dari sana menuju kamar. Ia tidak ingin terlihat semakin menyedihkan.

“Mah, Mama harus tenang. Ingat pesan dokter untuk jaga emosi agar tetap stabil. Aku tidak mau kesehatan Mama terganggu karena Mama yang tidak bisa menahan emosi.” Andre mengingatkan dengan membawa air minum untuk sang ibu. Akhir-akhir ini Rita memang sering marah-marah dan itu terjadi semenjak persoalan cucu yang tidak bisa Andre dan Eve berikan.

“Masalah cucu, aku dan Eve sedang berusaha Mah. Mama harus sabar.”

“Sabar sampai kapan, Ndre. Mama ini sudah semakin tua, dan asal kamu tahu, kamu itu anak satu-satunya mama. Mama besarin kamu sendiri, dan untuk balas budinya mama hanya minta cucu. Masa itu saja kamu nggak bisa penuhi keinginan mama.” Rita menunduk dengan sedih, hati Andre terenyuh melihatnya. Benar, mamanya membesarkan ia seorang diri. Ayahnya telah meninggal dunia saat ia masih dalam kandungan. Jadi, ia sangat tahu seberapa berat beban yang Rita alami demi membesarkannya.

“Mama cuman ingin menimang cucu dari kamu, Ndre.” Ujar Rita semakin lirih. Andre merasa sangat bersalah.

Ia tidak tahu dengan cara apalagi agar ia bisa memiliki anak, dirinya dan Eve tentu saja sehat. Dokter sendiri yang mengatakan hal tersebut. Serangkaian proses sudah mereka lakukan demi memiliki momongan, namun tetap saja hasilnya nihil.

“Kalau begitu aku dan Eve akan melakukan program bayi tabung.” Usul Andre.

“Nggak! Kamu kira program bayi tabung murah, Ndre? Mama tahu keluarga kita memang berkecukupan sekarang, tapi untuk program bayi tabung Mama tidak setuju.” Program bayi tabung tentu saja mahal, dan menurut Rita itu buang-buang uang saja.

“Tapi, Mah ....”

“Kamu itu nggak usah nyusahin diri Ndre, kamu nikah lagi saja, cari istri yang bisa melahirkan anak buat kamu.”

“Mama nggak mikirin perasaan Eve?” Andre tidak habis pikir.

“Buat apa? Lagi pula siapa suruh jadi perempuan nggak berguna!”

***

Kepala Andre rasanya ingin pecah, pikirannya bercabang-cabang, dan yang paling menguras emosi adalah permintaan ibunya yang belum bisa ia kabulkan.

“Hah! Apa aku harus benar-benar menikah lagi?” batinnya seraya berjalan menuju ruangannya.

Rasanya Andre hanya ingin beristirahat sekarang, tapi pekerjaannya tidak bisa ia tinggalkan. Jadilah dengan jas dan tas kerja di tangannya ia berangkat ke kantor.

“Selamat pagi, Pak. Sudah ada klien dari Addison Group yang menunggu Anda di ruang rapat.” Beritahu sekretarisnya ketika melihat kedatangan Andrea pemilik perusahaan ‘Harris Group’.

Andre mengangguk, hari ini ia memang datang agak terlambat dari biasanya. Permasalahannya di rumah tak sedikit menyita waktunya.

“Baik, terima kasih Bella. Dan tolong jamu mereka dengan baik, saya akan segera menyusul.” Sekretarisnya yang bernama Bella mengangguk mengerti.

“Maaf, membuat Anda semua menunggu.” Andre memasuki ruang rapat bersama sekretarisnya. Terlihat di sana dua orang perempuan yang membelakangi Andre yang ia ketahui adalah wakil dari Addison Group.

“Tidak masalah, kami juga dijamu dengan baik di sini.” Seorang perempuan dengan nada bicaranya yang lembut berbalik melihat Andre.

Deg!

Mata kedua orang itu bertemu, perempuan itu langsung segera menunduk, memilin kedua jarinya. Andre menelan ludah, ingatannya kembali pada pertemuan mereka di klab dan berakhir menghabiskan malam bersama. Perut Andre tergelitik, ia masih bisa merasa bagaimana malam panjang itu bersama perempuan di depannya ini.

“Perkenalkan ... saya Aluna Addison, wakil dari Addison Group.” Perempuan itu mengulurkan tangan. Andre yang tengah melamun segera menjabat tangannya. Tangan itu terasa halus, menimbulkan sengatan listrik di diri Andre.

“Andrea Rovalno Harris.” Andre memperkenalkan dirinya. Ia berdehem lalu memulai rapat kerja sama antara perusahaannya dengan Addison Group.

Ia tak menyangka bahwa perempuan yang bersamanya malam itu adalah salah satu anggota dari keluarga Addison. Keluarga itu cukup terkenal karena kedekatannya dengan keluarga Wijaya yang merupakan keluarga nomor satu yang menguasai raja bisnis di negara mereka. Laki-laki itu jadi cemas sendiri, takut karena kejadian malam itu mempengaruhi kerja sama mereka. Karena proyek ini merupakan proyek yang cukup menguntungkan untuk perusahaannya.

Di rumah, Eve mencegah kepala pelayan yang hendak berbelanja bulanan. Perempuan itu ingin ikut untuk berbelanja agar bisa memasak makanan kesukaan Andre nantinya. Ia juga mulai merasa jenuh karena tidak ada yang bisa ia lakukan.

Semenjak keluar dari pekerjaan untuk membesarkan ‘Harris Group’ Eve kini benar-benar menjadi pengangguran sejati. Waktunya terus ia habiskan di rumah bagaikan burung dalam sangkar. Kata Andre ia harus menjaga kesehatan agar program bayi yang mereka lakukan berjalan dengan baik. Eve anggap itu adalah perhatian dari Andre, maka tidak pernah mempermasalahkannya.

“Tapi, Non—“

“Tidak apa-apa, Bi. Aku juga bosan di rumah terus, tidak ada pekerjaan.” Kepala pelayanan itu pun mengangguk atas keinginan majikannya.

Andre dan Aluna berjabat tangan, mereka mencapai kesepakatan kerja sama dua perusahaan. Lelaki itu sangat salut pada pribadi Aluna yang lembut, namun dewasa. Sikapnya yang tidak mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan mereka saat ini.

Andre mengantar Aluna sampai lobi perusahaan, keduanya berjalan beriringan dengan diselingi pembicaraan santai.

Kalau boleh jujur, pertemuan mereka cukup menyenangkan kalau saja kejadian malam itu tidak terjadi yang membuat sedikit canggung.

“Baik, sampai ketemu lagi di lain waktu.” Andre kembali menjabat tangan Aluna. Perempuan itu memberikan senyuman termanisnya pada Andre.

“Aluna.” Panggil seseorang dengan pakaian mewah nan branded.

“Tante Rita.” Aluna berjalan menghampiri perempuan paruh baya itu dengan senangnya, lalu keduanya bercipika-cikipi.

Andre menatap bingung dengan keduanya yang sangat akrab. Dan mengangguk, tentu saja. Karena perempuan itu yang ibunya suruh jemput kemarin.

“Kamu udah kenalan ‘kan sama Andrea anaknya, tante.” Senyum Rita sungguh bersahabat pada Aluna, anak dari temannya. Aluna mengangguk malu-malu, Andre menatapnya intens, membuat Rita terkekeh sendiri. Cocok dijadikan calon menantu. Batinnya.

“Bagaimana kalau malam ini kita makan bersama?” usul dari Rita. Aluna sama sekali tidak keberatan. Andre berpikir sejenak, sepertinya tidak buruk.

Eve menatap makanan yang tersaji di meja makan, semua makanan tersebut adalah kesukaan Andre dan juga Rita. Ia memasaknya sendiri sejak sore tadi, ingin menyenangkan Andre juga memperbaiki hubungannya dengan sang ibu mertua. Namun, sampai saat ini. Pukul 9 malam, dua orang itu tak kunjung terlihat keberadaannya.

Eve sudah mengirimkan pesan berulang kali. Namun, sama sekali tidak mendapatkan balasan. Ia ingin menghubungi, tapi takut mengganggu suaminya itu seperti terakhir kali.

“Bi.” Panggil Eve membuat salah satu pekerja menghampirinya. “Tolong berikan makanan ini pada rekan bibi, sisakan saja beberapa untuk dihangatkan jika mas Andre atau mama pulang.” Katanya, ia sendiri memasukkan secukupnya makanan ke dalam piring untuk dirinya. Ia mulai makan dalam diam sembari melihat makanan yang ia masak dibawa ke belakang.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

yg sabar eve

2024-01-03

1

Nazra Rufqa

Nazra Rufqa

Kasian Eve😢

2023-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!