Bab 3 LUAPAN EMOSI

"huf huf huf huf huf" Leon sedang jogging pagi-pagi

Dari jendela kamarnya Jenny mengintip, Leon si duda ganteng, ia sudah keliling tiga kali pagi ini. Sejak kejadian kemarin Jenny tidak bisa melupakan apa yang sudah ia lihat, tubuh berotot Leon terus saja memenuhi kepala Jenny, malam hari juga tidak bisa tidur nyenyak karena membayangkannya.

Dengan mudah Jenny bisa mendapatkan informasi soal Leon, Melalui para tetangga, Jenny tahu Leon ternyata seorang duda satu anak, sampai saat ini juga belum pernah punya pacar, "Ah tapi percuma saja, mana mungkin mau sama wanita mandul" ucap Jenny dalam hatinya, sebenarnya sih ia sangat tertarik, tapi mengingat kekurangan dirinya, Jenny lebih memilih mundur.

Seperti biasa Jenny yang seorang pengangguran tidak tahu mau ngapain, tapi ada satu kebiasaannya yang paling ia sukai, "Berjemur", sambil membawa bir kaleng Jenny duduk di kursi malas depan teras rumahnya.

"Astaga.." ujar seorang ibu-ibu yang baru lewat, karena melihat Jenny pakai pakaian minim dan rebahan diluar rumah dengan cueknya.

"Ah~ segar sekali udara disini, langitnya juga sangat biru" Jenny mulai betah tinggal disini, ia bisa leluasa menenangkan dirinya

"Meeeooooong...!!!" seekor kucing tiba-tiba melompat ke tubuh Jenny

"Aaagghh...!!!" Jenny teriak ketakutan

Ia langsung jatuh dari kursi malasnya, dan berlari menjauhi kucing liar tadi.

"Meeeooong.." Kucing lain masuk halaman terasnya dan ajak berantem kucing yang awalnya masuk

Karena sangat takut, Jenny mengambil selang, dan menyemprotkan secara membabi-buta.

"Aaagghh sana perrgiii...!!!" teriak Jenny

Kucing-kucing itu pun langsung pergi dari teras rumah Jenny, ia pun merasa lega.

"Hiks..hikss.." suara tangisan

Jenny melirik, dan betapa kagetnya dia.

"Astaga maaf...!!!" ujar Jenny, melihat anak tetangganya basah kuyup

Ternyata tanpa sengaja, Jenny menyiram Karin yang kebetulan sedang bermain di teras rumah.

"HUAAAW...!!!" Karin menangis keras

Jenny panik, gak sengaja siram anak orang.

"BRAKKK..!!!" Leon langsung keluar panik mendengar putri kesayangannya menangis

Ia langsung melihat pemandangan yang sungguh membuatnya marah, anaknya menangis basah kuyup, lalu melihat tetangganya Jenny sedang memegang selang.

"Ya ampun kamu apain anak saya..!!!" teriak Leon sangat-sangat marah

"A... aku gak sengaja tadi ada kucing" Jenny mencoba menjelaskan

"Astaga Karin kamu gak kenapa-napa kan nak" Leon tidak mendengar Jenny, langsung menggendong anaknya

Dengan tatapan sinis Leon berteriak "DASAR WANITA GILA..!!!"

Kata-kata kasar Leon langsung menancap di hati Jenny.

"BRAKKK..!!!" Leon masuk ke rumahnya

Jenny mematung, kata-kata kasar Leon masih terngiang-ngiang di telinganya, tapi hatinya tidak merasakan sakit, hanya saja pikirannya jadi brutal.

Sejak itu kegilaan Jenny dimulai di komplek perumahan yang tenang ini.

"TIN...!!! TIN...!!!! TIN...!!! TIN...!!!" Jenny mengklakson kencang-kencang mobilnya di depan perumahan hanya karena ada seekor kucing yang menghalangi mobilnya.

"Astaga bu.. anak bayi saya jadi bangun lagi, kan ibu bisa turun usir kucing ini..!!!" salah seorang ibu muda keluar rumah

"Cih..!! suru tuh kucing minggiirr..!!!" Teriak Jenny ke ibu muda itu dengan galaknya

"Aaagghh motor gua..!!" Teriak seorang bapak motornya di tendang oleh jenny, hanya karena parkir sebentar di depan pagar rumahnya.

"Aduh..!!! apa apaan ini..!!!" Teriak seorang bapak, yang teras rumahnya di tebar daun-daun dan ranting pohon oleh Jenny, gara-gara suka bakar sampah pagi-pagi

"Kayaknya tetangga baru kita kurang waras deh" ujar Wendy baru saja pulang belanja sayur sambil sekalian bergosip ria

"Oh ya" ujar Leon sambil kerja di laptopnya

"Dia ada banyak masalah sama orang-orang komplek sini, banyak yang protes juga ke pak RT" ujar Wendy

"Hmm..gitu ya" ujar Leon masih saja fokus ke laptop

"Kamu dengerin ibu ngomong gak sih dari tadi~" Wendy kesal anaknya Leon seperti tidak fokus pada ceritanya

"I.. iya dengerin kok" ujar Leon

"Pokoknya jangan sampai kamu ada masalah sama dia" ujar ibunya tegas

"Okay" ujar Leon santai

"Ayah~ nih lihat" Karin membawa gambar

"Oh apa ini nak?" ujar Leon melihat gambar Karin

Mata Leon agak kaget liat gambar anaknya, Karin menggambar kucing dan ada gambar wanita lagi pegang selang air, Leon jadi memikirkan ulang kejadian waktu itu.

"Karin ini siapa?" tanya Leon memastikan

"Itu Tante disebelah, waktu itu dia usir kucing pakai air, trus Karin liat, eh~ Karin kena semprotan air" ujar Karin bercerita

Mendengar cerita anaknya, Leon jadi merasa bersalah sudah melontarkan kata-kata kasar pada Jenny.

"Tok..tok..tok...permisi~" Leon bertamu ke rumah Jenny

"Cekrek" Jenny membuka pintu

"Halo ma..maaf tiba-tiba ganggu malam-malam begini, saya cuma mau kasih ini sebagai permintaan maaf" ujar Leon memberikan tanaman kecil sukulen berbentuk bunga mawar

"Iya makasih" ujar Jenny datar

"Saya benar-benar minta maaf sudah bicara kasar waktu itu" ujar Leon sambil mengeluarkan gambar Karin

"...." Jenny terdiam melihat gambar

"Kalau Karin gak gambar ini mungkin saya gak tau kejadian sebenarnya" ujar Leon

"Sret sret sret sret" Jenny merobek-robek gambar anaknya di depan Leon

"...." Leon tertegun ia mulai Emosi

"Cih..!!! Jelek banget gambarnya" ujar Jenny meledek

"Astaga..!! Kamu kan gak harus robek, tinggal balikin aja ke saya" teriak Leon yang emosi

"Masih bagus gua robek dari pada gua injak, makanya jangan suka ngomong seenaknya" teriak Jenny lebih galak

"....." Leon tertegun melihat sorot mata Jenny penuh kebencian, berbeda sekali sewaktu awal pertama kali bertemu.

"Hah~ okay... Maaf..., gak perlu marah-marah" ujar Leon mencoba menenangkan Jenny yang emosinya seperti meluap-luap

Leon langsung berbalik, berjalan pulang.

Jenny tidak suka dengan Leon, kelihatannya baik, tapi tanpa pikir panjang bisa langsung bicara kasar padanya tanpa mau mendengar penjelasannya dulu. Dengan luapan emosinya Jenny melempar sukulen pemberiannya.

"Aww...!!" lemparan Jenny mengenai punggung Leon

Leon langsung menoleh, melihat Jenny dengan sangat marah.

Jenny mengacungkan jari tengahnya, dan langsung menutup pintu rumah.

Api kebencian pun bernyala di hati mereka.

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Amarah membara ..lama2 kesengsem...haus belaian kau Jeni....panteng terus mas duda/Joyful/

2024-08-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!