***
"Breaking news,telah terjadi sebuah ledakan di daerah XX pada pukul 9 kemarin malam, tepatnya di sebuah villa milik pimpinan perusahaan Mandala Grup yaitu Baskoro Wiryawan,diperkirakan korban sekitar 15 orang yang terdiri dari para petinggi perusahaan,staff perusahaan dan beberapa petugas keamanan,termasuk pa Baskoro sendiri....."
"P**elaku diperkirakan merupakan seorang tero*** yang menyamar sebagai staff di perusahaan tersebut..."
Tidak seperti hari hari biasa,tv diruangan kerja CEO hari ini dinyalakan dengan volume tinggi,tampak seorang pria sedang duduk d sofa sambil menatap kearah tv,tapi sepertinya dia tidak benar benar memperhatikan berita yang ada di tv,terlihat dari tatapan matanya yang kosong,pikirannya seperti sedang berkelana entah kemana.
Tok..tok.. terdengar suara ketukan pintu yang disusul seorang pria memasuki ruangan.
"Pa,mobil sudah siap,kita berangkat sekarang" ucap Dean salah seorang sekertaris kepercayaan CEO.
"Oke" Armand bangun dari duduknya dan berjalan kearah pintu.
Mereka keluar bersama dari gedung perusahaan dengan mengendarai mobil sedan hitam yang dikemudikan oleh Dean,mereka sekarang sedang menuju ke pemakaman Baskoro Wiryawan.
Armand Ferdinan Rahardja,merupakan seorang CEO sekaligus calon penerus Athena Corp,perusahan besar yang berjalan dibidang jasa,furniture,makanan dan lain lain,hampir semua jenis usaha ada di Athena Corp, cabangnya ada dihampir seluruh pelosok negeri,dan itulah yang membuat nama Armand dikenal oleh semua khalayak di negeri ini.
Tampan,pintar,pekerja keras,begitu mereka menggambarkan sosok Armand,memang betul,saking pekerja kerasnya terkadang Armand sampai melupakan kehidupan pribadinya, terutama masalah wanita,kapan terkahir kali dia berkencan,mungkin dia sendiri sudah lupa.
. . . . .
Hampir semua para pimpinan perusahaan terkenal ada di acara pemakaman Baskoro,termasuk para pejabat negeri,mereka secara bergantian menemui keluarga yang ditinggalkan,memberi ucapan bela sungkawa,sekarang sudah giliran Armand untuk mengucapkan bela sungkawanya.
"Bram,aku turut berduka cita atas meninggalnya ayahmu" ucap Armand sambil tangan kanannya menjabat tangan Bram dan sebelah lagi menepuk nepuk bahu Bram.
"Terimaksih kawan,rasanya ini masih seperti mimpi,siapapun pelakunya aku pastikan dia akan kutangkap dan diberi hukuman yang setimpal" Bram berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan amarah diwajahnya,tapi tetap masih terdengar jelas dari nada bicaranya.
"Bukannya pelakunya itu ikut mati terkena ledakan?" tanya Armand penasaran.
"Aku yakin dia tidak bekerja sendiri,pasti masih ada komplotannya diluar sana" mata Bram semakin berapi api,jika dia sudah bertekad, semua cara akan dia tempuh untuk mewujudkannya.
Bramasta Wiryawan,anak dari Baskoro Wiryawan dan juga penerus Mandala Grup.
sebagai penerus tentu saja Bram tahu perusahaan jenis apa milik ayahnya itu.
Dari luar Mandala Grup memang terlihat biasa,tidak ada yang aneh dengan perusahaan konstruksi tersebut,hanya mereka mereka yang terlibat didalam saja yang mengetahui bahwa setiap proyek yang dibuat tidak lain adalah untuk money loundry,karena jenis usaha mereka yang sebenarnya adalah...perdagangan senjata dan obat terlarang.
"Katakan jika kau butuh bantuanku,aku pasti akan selalu membantumu Bram" Armand menepuk nepuk lagi bahu Bram untuk menguatkan kawannya tersebut.
"Terimakasih Ar"jawab Bram sambil menganggukan kepalanya.
Armand kemudian berlalu dari acara pemakaman setelah dia memberi penghormatan kepada keluarga Bram yang lain.
Armand dan Bram sudah berteman dari SMA, sebenarnya dari segi sifat mereka agak bertolak belakang,jika Armand tidak terlalu peduli dengan kehidupan pribadinya,maka berbeda dengannya,Bram selalu mengutamakan kehidupan pribadinya di atas pekerjaannya.
Satu hal yang membuat mereka dekat,mereka sama sama calon penerus perusahaan besar yang terkadang membuat mereka jengah dengan segala macam aturan yang harus mereka jalani,dari situlah mereka jadi seperti punya teman seperjuangan.
Sesampainya diperusahan Armand dikejutkan lagi dengan keberadaan ibunya diruang kerjanya,tidak biasanya ibunya datang tanpa pemberitahuan terlebih dulu,setidaknya dia bisa pergi kepemakaman bersama kalau tahu ibunya akan datang.
"Ma,mama lagi apa di kantor Armand? tumben mama ga telpon Armand dulu?" tanya Armand sambil menghampiri ibunya yang sedang duduk di sofa.
"Mama cuma mau ngasih kejutan aja sama anak mama,gimana kamu kaget kan?kalau di film film itu biasanya yang ngasih kejutan seperti ini itu pacarnya loh" jawab ibu Armand dengan nada sedikit mengejek
"Mama ke kantor Armand cuma buat ngejek Armand yang jomblo gitu?"
"Mama kesini buat bikin kamu ga jomblo lagi, Ar kamu inget ga sama Elina anaknya tante Iren, dia sekarang lagi ada di ibu kota lho,dia mau menghadiri pemakaman om Baskoro sama mama papa nya"
"Terus?" tanya Armand datar
"Ya kita juga pergi kesana dong,biar kamu bisa pedekate sama Elina"
"Mama telat,Armand baru aja pulang dari pemakaman om Baskoro sama Dean"
"Ih kamu ini gimana sih,kenapa kamu ga ngasih tau mama kalau mau kesana,kita kan bisa berangkat barengan Ar" tanya ibu Armand kesal.
"Siapa suruh mama ga ngasih tahu Armand kalau mama mau kesini,lagian Ar banyak kerjaan ma,jadi sengaja kesananya pagi pagi" jawab Armand acuh ga acuh
"Terus Elina gimana dong?"
Armand cuma mengangkat bahu menjawab pertanyaan dari ibunya itu,sambil beranjak dari sofa menuju ke meja kerja nya.
"Pokoknya mama ga mau tahu,kamu mesti ketemuan sama Elina,ajak dia makan malam aja gimana?"
"Armand sibuk ma,nanti sore ada meeting, beresnya bisa sampe malem"
"Terus percuma dong mama jauh jauh kesini,tau gitu tadi mama bareng sama papa kamu aja, pokoknya nanti mama bakal atur jadwal kalian biar bisa ketemu,mama bakal minta Elina jangan dulu pulang ke kampung halamannya"
"Bukannya tante Iren itu tinggalnya dikota ma bukan dikampung?" tanya Armand dengan nada sok polos.
"Yaaa pokoknya dia ga boleh pulang dulu sebelum ketemu kamu"
Bu Nadia,mama Armand keluar dari ruang kerja Armand dengan wajah cemberut karena rencananya tidak berjalan sesuai harapan.
Armand hanya terkekeh melihat kelakuan ibunya yang kekanakan itu.
***
Kembali ke panti asuhan,Lisa yang mulai tinggal dipanti ikut bantu bantu semua pekerjaan disana,dimulai dari beres beres rumah sampai menyiapkan makanan dengan porsi banyak untuk anak anak dan penghuni lainnya makan.
Selain Eri dan bu Marta,ada 2 orang lagi yang membantu mereka dipanti,keberadaan Lisa disana benar benar membantu mereka yang kekurangan tenaga,disana ada sekitar 15 orang anak dari rentang usia 7-13th,dan 5 anak lagi yang masih balita.
Setiap hari suasana dipanti selalu ramai,mereka yang lebih besar membantu adik adik yang lebih kecil,mereka semua sangat mandiri untuk ukuran usia mereka,tidak ada istilah senior junior seperti yang biasa dilakukan orang dewasa.
"Mba Lisa boleh minta lauk yang disana" tanya salah seorang anak perempuan dengan sopan pada Lisa
"Tentu aja sayang,sini piringnya mba ambilin"Lisa membantu anak itu dengan senyum yang terus menghiasi diwajahnya.
Aahhh,mereka lucu sekali,coba lihat ekspresi seriusnya itu,benar benar tidak sesuai dengan wajahnya yang imut,hehehe
Melihat mereka yang mencoba bertingkah seperti orang dewasa diumur mereka benar benar memberi hiburan tersendiri untuk Lisa, secara tidak sadar,sedikit demi sedikit kehidupan barunya dipanti membuat Lisa dapat melupakan kejadihan pahit yang menimpa sahabatnya beberapa waktu yang lalu,akankah Lisa dapat membalaskan dendam Alex?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments