Dia Monalisa
Malam itu hujan turun cukup lebat,jalanan yang becek dan licin membuatnya kesusahan untuk berlari,setelah pelariannya yang dirasa sudah cukup jauh,Mona putuskan untuk berhenti sejenak dibawah pohon besar,dia terduduk diatas akar pohon yang menyembul,menyandarkan punggungnya dibatang pohon,dan menengadahkan wajahnya ke atas,memandang daun daun yang lebat,pikirannya masih berkelana pada kejadian sebelum dirinya memutuskan untuk lari kedalam hutan.
"Mona,pergilah!! aku akan mengalihkan perhatian mereka,jadi cepatlah pergi!!"
Suara Alex teman seperjuangannya masih terdengar jelas ditelinga Mona.
"Kau gila ya??aku tidak akan meninggalkanmu sendirian disini,ayo kita lari bersama!"
"Tidak,dengarkan aku! kau harus pergi darisini dan laporkan semuanya pada Pak Kepala,jika kita pergi bersama itu hanya akan membuat kita tertangkap"
"Alex"
Mona meninggikan suaranya sambil menarik tangan Alex agar mau pergi bersamannya,tapi Alex sama sekali tidak bergeming,dia hanya memegang tangan Mona dan menepuk nepuk punggung tangannya menenangkan,sambil tersenyum tipis Alex berkata pada Mona.
"Mona,kapten sudah mengumpankan kita pada para bedebah ini,jika kita lari mereka hanya akan mengejar kita bahkan sampai ke ujung dunia,jadi sekalian aku akan mengajak mereka ke dunia lain.Tapi kau harus tetap ada di dunia ini untuk membalaskan dendamku!"
Mona hanya terpaku mendengar perkataan Alex,belum bisa mencerna dengan benar,atau lebih tepatnya tidak mau percaya dengan kata katanya,menggenggam tangan Alex semakin kuat.
"kumohon jangan!" Mona sudah mulai merasakan ada yang menetes di pipinya,dan menatap lekat mata sahabatnya itu.
Alex hanya tersenyum sambil mengusap air mata Mona,dia melepaskan cengkraman tangan Mona dengan perlahan,kemudian berbalik dan langsung berlari menuju sebuah bangunan,sebuah rumah kecil mirip gudang.
Di dalamnya sedang ada pertemuan para petinggi perusahaan ilegal tempat mereka ditugaskan menjadi infiltrator, tugas awal mereka adalah untuk masuk menjadi salah satu anggota mereka,dan mencari bukti bukti yang menyatakan perusahaan mereka adalah perusahaan ilegal dan menangkap semua dalangnya,mereka sudah hampir mengumpulkan semua bukti sampai tiba tiba keadaan berbalik,ada yang membocorkan keberadaan mereka, dan sekarang mereka sedang bersembunyi menunggu moment tepat untuk lari.
Tapi sialnya penjagaan malam itu diperketat,karena pemimpin perusahaan mereka barusaja mengumumkan ada tikus pemerintah yang mencoba menyusup kedalam perusahaan,semua petugas keamanan kalang kabut mencari siapa tikus nya,setiap orang yang bekerja diperiksa kembali identitasnya,tidak ada seorangnpun yang diijinkan keluar dari gerbang utama sebelum penyelidikan selesai.
Alex yang sudah memantapkan hati nya terus berlari dan berhenti didepan salah seorang petugas keamanan,dan dengan santai nya berkata pada petugas itu
"Saya tahu siapa tikus nya pa,biar saya beritahukan langsung pada pimpinan"
Petugas keamanan yang kegirangan mendengar ucapan Alex,langsung menyeret tangannya menuju pintu masuk rumah tanpa rasa curiga sedikitpun,dia yang merasa kelelahan hanya merasa senang bahwa pekerjaannya akan segera selesai jika tikus itu tertangkap,dan bisa kembali ke ruangannya untuk beristirahat.
Sesampainya dipintu masuk,petugas keamanan itu mengetuk pintu tiga kali kemudian membukanya secara perlahan,petugas itu masuk kedalam ruangan bersama Alex yang mengikuti dibelakangnya,menghampiri meja pimpinan perusahaan tempat mereka bekerja Baskoro Wiryawan, petugas itu membisikan sesuatu ditelinga Baskoro,membuat matanya menoleh dan melirik tajam pada Alex.
Pria paruh baya itu menjentikan jari nya menyuruh Alex mendekat,Alex mendekatinya dengan seringai di wajah nya,sambil berjalan pelan menuju meja Baskoro Alex mebuka jaket nya melemparnya ke sembarang arah,seketika orang orang yang berada diruangan itu membulatkan mata melihat peledak yang menempel menyilang di dada Alex,belum sempat mereka beranjak dari tempat duduk,Alex sudah menarik tuas peledak dan seketika suara ledakan menggema,merubah ruangan itu beserta isinya menjadi abu.
Mona yang melihat kejadian itu dari kejauhan tidak dapat membendung lagi air matanya,dia menangis getir meneriakan nama sahabatnya itu,agar pengorbanan Alex tidak sia sia,Mona sudah membulatkan tekad nya untuk segera lari dari tempat itu dan segera kembali ke markas,melaporkan semua kejadian pada kepala pusat BIN (Badan Intelejen Nasional) bagaimana kapten mereka sudah menghianati mereka.
Kembali pada Mona yang masih bersandar dibawah pohon,dia yang kelelahan perlahan mulai memejamkan matanya dan tidak berselang lama dia sudah hilang kesadaran sepenuhnya,masuk ke alam mimpinya melihat Alex yang tersenyum ceria sambil melambaikan tangan ke arahnya.
. . . . .
Matahari sudah tinggi,sinarnya masuk menerobos jendela sebuah kamar kecil,membuat seseorang yang sedang tidur disana mengernyitkan kening,reflek mengangkat tangannya menghalangi sinar matahari dari wajahnya,perlahan dia mulai mengerjapkan mata,mengumpulkan sisa tenaga untuk bangun dan bersandar pada dashboard tempat tidur,kemudian mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan.
"Dimana ini? terkahir aku ingat sedang istirahat dibawah pohon"
Tiba tiba pintu kamar terbuka,tampak seorang wanita muda memasuki kamar,sambil melonjak kaget mendapati penghuni kamar sudah bangun,wanita itu setengah berlari mengahmpiri kasur.
"Nona anda sudah sadar? apa ada yang terasa sakit?"
"Tidak,tidak ada yang sakit,tapi..ini dimana?"
"Tempat ini adalah panti asuhan Kasih Ibu,saya dan ibu kepala panti menemukan nona tergeletak di bawah pohon nangka d kebun belakang,saya kira nona sudah mati,pas saya cek nafas nona ternyata nona cuma tidur,lagian kenapa nona tidur dibawah pohon?"
"Emm,kayanya semalam gara gara hujan saya jadi tidak memperhatikan sekitar,saya cuma berniat istrahat sebentar,tapi ternyata saya ketiduran ya" Mona tersenyum malu mengetahui kenyataan dia yang tertidur di kebun orang.
"Tapi itu beneran kebun?perasaan saya masuk ke hutan semalam"tanya Mona kebingungan
"Oohh,kebun belakang kami memang luas,terhubung langsung ke hutan,tapi ada jalan setapak yang memisahkan,memangnya kenapa nona sampai masuk kehutan?eh iya saya belum tahu nama nona?"
"Begitu ya,kenapa juga ya saya lari kehutan,haha"tertawa canggung untuk mencairkan suasana,agar wanita muda didepannya itu lupa dengan pertanyaannya,"panggil saja saya Mon,eh Lisa aja,anda sendiri?"
"Nama saya Erika,tapi saya biasa dipanggil Eri"
Eri tersenyum pada Mona yang sekarang memilih untuk dipanggil Lisa,itu masih nama aslinya,karena nama lengkap Mona adalah Monalisa Van Derick,hanya saja semenjak bekerja di BIN,setiap anggota mempunyai nama panggilan mereka masing masing sebagai alias,Mona lebih memilih nama depannya saja sebagai nama alias nya,hanya kepala pusat BIN saja yang mengetahui nama lengkap atau nama asli setiap anggotanya,dan semenjak saat itu dia hanya memperkenalkan diri sebagai Mona saja,saat di markas besar maupun saat menyusup di area musuh,nama lengkapnya seakan sudah terlupakan,tapi sekarang dia memilih untuk memakai namanya yang lain,berharap keberadaannya tidak akan membawa hal buruk bagi orang di sekitarnya.
Note:
untuk selanjutnya Mona akan dipanggil Lisa,karena disini dia sudah memperkenalkan dirinya sebagai Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments