3 Kita impas, bukan?
Stevanny sangat malu saat semua orang mulai bergosip padanya. Ia tidak menyangka kalau Alex sangat pandai membalikan fakta. Bahkan ia tidak bisa mengungkapkan kebenaran lagi.
“Apa kau melakukan hal ini karna kau masih mencintaiku?” tanya Alex dengan mengejek.
“Omong kosong macam apa itu? Bahkan jika aku harus memilih antara dirimu dengan kematian, maka aku lebih memilih untuk mati dari pada harus menikah dengan iblis seperti dirimu.”.
Aku akan memilih mati dan aku akan menghantui mu sepanjang hidupmu. Aku akan menakutimu hingga kau tidak berani untuk melanjutkan hidupmu dan memilih mati saja.
“Jaga mulut jelek mu itu!” bentak Alex. Ia mengangkat satu tangannya untuk menampar Stevany. Namun sayang, usahanya itu gagal karna seorang pria telah menahan tangan itu. Bukan hanya Alex yang terkejut. Stevanny juga terkejut.
Oh my god. Dia sangat tampan sekali. Lihatlah, hidung mancung itu itu. Kedua matanya yang tajam. Alisnya yang tebal. Bibirnya yang sexy menggoda, bahkan kumis yang walau Cuma tipispun menambah kesan ‘macho’ dalam diri pria itu. Siapa dia?
Stevanny langsung terpesona saat pertama kali melihatnya. Bahkan pria yang membelanya saat ini tidak ada bandinganya dengan Alex. pria ini jauh lebih sempurna dibanding Alex yang nilainya hanya sebatas rosokan sampah.
“Lepaskan tangan ku! Kau tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Jadi jangan ikut campur.” Alex emosi. Dia tidak suka ada yang mengganggu kesenangannya dalam menyiksa Stevanny.
Setelah melihat kalau Alex sudah kalah dalam adu fisik dengannya. Pria yang bagaikan pahlawan baru bagi Stevanny, pun melepaskan cengkraman itu.
“Siapa kau? Jangan mengganggu kesenangan ku!” ucap Alex walau ia mengatakan itu dengan gemetar. Ia tidak mau memperlihatkan kelemahannya, apalagi sekarang dilihat banyak orang.
“Aku, Leo.” Ucapnya dengan tersenyum sinis. Bahkan tatapannya masih terlihat sangat mengintimidasi lawannya. Dan Stevanny semakin dibuat terpesona olehnya.
“Aku tidak bertanya namamu. Aku hanya bertanya kenapa kau ikut campur dengan urusan kami. Bahkan kau mengganggu kesenanganku untuk memberikan pelajaran pada wanita yang sudah berani mengusik ketenangan acara pernikahan ku.”
“Siapa yang mau mengganggu mu? Aku hanya tidak suka ada lelaki yang berani main kasar dengan perempuan.” Ucap dengan melipatkan kedua tangannya.
“Cih. Apa lagi ini Stev? Apa kau juga menyewa pria ini untuk mengganggu juga? Apa segitu besarnya cintamu padaku?” ucap Alex semakin tidak tau malu dan mengejek.
“Aku tidak menyewanya dan aku sangat beruntung bertemu dengannya.” Ucap Stevani percaya diri sambil berfikir untuk membuat keputusan yang akan membawanya pada kehidupan yang pahit. Karena dia salah dalam memilih target.
“Hentikan omong kosong mu itu! Kau fikir aku akan dengan mudah percaya dengan kebohongan mu?” teriak Alex tidak terima.
Tidak Stev, kau tidak boleh dengan mudah melupakanku. Kau harus masih mencintaiku.
Sungguh pemikiran yang sangat serakah. Stevanny pasti akan tertawa sampai sakit pipi saat mendengar isi hati Alex yang tidak tau malu.
“Sayangnya aku tidak berbohong. Aku sudah menjalin hubungan lama dengan kak Leo. Kau tidak menduganya, bukan?” satu kebohongan yang dilakukan Stevany. Ia berharap pria yang telah membelanya ini mau bekerja sama dengannya.
Aku tidak perduli dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Yang penting aku harus membuat Alex merasa kalah dan terhianati juga. Untuk pria yang baru kukenal. Akan aku urus nanti.
“Apa? jangan asal bicara kau Stev, kau tidak mungkin melakukan hal tercela seperti itu!” bentak Alex tidak percaya.
Tidak! Kau bukanlah wanita seperti itu. Aku tau kalau kau adalah wanita yang tulus. lalu kenapa kau melakukan hal ini? Apa kau ingin menunjukkan padaku kalau kau juga bisa balas dendam? Ya, aku yakin itu. Alex masih mengharapkan Stevany mencintainya. Dia hanya ingin kalau Stevany akan menangisinya dan galau karena dirinya.
“Lalu bagaimana dengan mu? Kau bahkan juga melakukan hal yang sama. Kita sudah impas bukan?”
Aku tau kalau kau tidak terima dengan semua kebohongan ku. Dan kuharap kau mempercayainya. Dengan begitu semua sandiwara ku tidak akan sia-sia.
“Tidak. Jangan bercanda!” teriak Alex. bahkan teriakanya itu hampir membuat seluruh keluarga mempelai wanita malu atas perbuatannya yang tidak memiliki sopan santun.
Tidak, jangan memancing emosi ku Stev. Kau masih mencintaiku!
“Sayangnya aku mengatakan kebenaranya.”
Sebenarnya aku gugup mengatakan hal itu. Aku hanya bisa melirik kesamping, dimana disana ada Leo. Pria itu hanya diam tanpa menolak atau membantah perkataan ku. Semoga saja diamnya pertanda setuju membantuku. Aku akan balas budi atas kebaikanya hari ini.
Alex sangat kecewa mendengar hal itu. Tapi masih berusaha menolak kebenaran itu. Akhirnya ide gilapun terucap dari mulut Alex.
“Baiklah. Kalau kalian merasa memang pernah memiliki hubungan, maka tunjukkan padaku. Tunjukkan kalau kalian memang saling mencintai. Dengan begitu kalian harus menikah saat ini juga.” Ucap Alex yang membuat Stevanny sangat terkejut.
“Apa kau sudah gila?” bukan hanya terkejut, Stevanny juga takut.
“Kenapa kau terlihat tidak bersahabat? Apa kau takut untuk menikah dengannya? Atau kau memang sengaja membohongiku? Kau tidak mungkin takut menikah dengannya, kalau kalian memang memiliki hubungan. Jika kalian menolak, maka aku anggap kalau kalian membohongiku saja!”
Stevanny tidak menjawab. Ia sedang berfikir keras. Tidak mungkin dirinya mempermalukan diri di tempat ini.
“Bukannya menolak. Tapi aku harus meminta dulu pendapatku padanya. Aku tidak yakin dia akan mau karena dia belum siap.”
Aku harus bisa mencari alasan apapun untuk menyelamatkan diri. aku tidak mungkin menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku kenali.
Leo tersenyum misterius mendengar perdebatan mereka. Leo yang sendari tadi diam, langsung mendekat kearah Stevanny dan merangkul pinggangnya.
Ada apa ini? Kenapa dia menyentuhku? Dan juga, ada apa dengan jantungku? Kenapa aku merasa jantungku berdebar sangat kencang saat tangan itu menyentuhku dengan lembut.
Stevanny heran dengan dirinya sendiri. Ia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Saat masih berpacaran dengan Alex, ia sudah terbiasa bersentuhan fisik. Namun, entah kenapa sentuhan dari Leo sangatlah berbeda. Ia merasa seperti tersengat listrik.
“Kenapa kau harus bertanya pendapatku, sayang?” ucap Leo setelah sekian lama hanya diam diantara mereka.
What? Sayang? Ada apa dengan panggilan mesramu itu? Kenapa terdengar sangat menakutkan. Bahkan aku sangat takut dengan tatapanmu seakan kau akan memakanku hidup-hidup kalau aku berani melawan mu!
“Tentu saja. Aku tidak mungkin mengambil keputusan sendiri. Itu terdengar sangat egois.” Ucap Stevanny sambil terbata.
Jangan mendekat... Jangan mendekat... Seperti itulah pemikiran Stevanny karna Leo sedang mendekatkan wajah mereka. ia menerka, apa yang akan pria misterius itu lakukan padanya.
“Aku setuju untuk menikah.” Ucap Leo berbisik ditelinga Stevanny.
Apa maksudnya itu? Ia telah menerima ku? Tapi, bagaimana bisa dia mau menikah dengan mudah? Ini tidak jebakan, bukan? Dia tidak sedang merencanakan sesuatu dari kejadian ini bukan?
Bersambung...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments