Pulang sekolah, Dahlia bersama teman-teman nya berjalan menuju gerbang, dan sesampainya di gerbang sekolah Dahlia pun harus berpisah dengan mereka, karena dia sudah di jemput oleh sang ibu.
"Lia, kamu pulang sama siapa?" Tanya Amelia yang penasaran, karena dirinya tidak melihat mobil Ayah Dahlia yang sudah familiar.
Dahlia hanya menunjuk ke sebrang jalan tepat pada mobil berwarna silver.
Mobil berwarna silver sudah menunggu Dahlia, "Aku duluan ya, bye." Ucap nya sambil melambaikan tangan.
"Bye bye Dahlia, hati-hati ya..." Teriak Amelia. Dia tak henti memperhatikan Dahlia yang sedang menyebrang, dan Dahlia terlihat sedang berbincang dengan Ibu dan laki-laki asing?
Entah siapa laki-laki itu, tapi Ibu Dahlia terlihat akur? Mereka terlihat sudah akrab tertawa satu sama lain bahkan Ibu Dahlia berani menepuk-nepuk lengan laki-laki itu.
"Tumben banget si Lia di jemput ibunya?" Celetuk sama satu teman se kelasnya.
"Iya, mungkin ayahnya sibuk kali." Jawab Amelia, tapi dirinya masih memantau Dahlia dan mereka.
"Hmm, mungkin itu sahabat ibunya kali." Gumam di dalam hati Amelia tampak berpikir panjang dirinya hanya memantau Lia.
Dahlia langsung bersalaman kepada Ibu dan laki-laki itu, dia juga tersenyum dengan ramah kepada laki-laki yang asing. Kemudian sang ibu pun memperkenalkan lelaki itu kepada anaknya.
"Sayang ini om Daniel, dia rekan kerja ibu..."
Dahlia hanya tersenyum, dan sebenarnya dirinya sangat malas harus melihat tingkah ibunya yang terlihat genit. Sesekali sang ibu berbicara sambil merapikan rambut dan bajunya.
Kini mata Dahlia tak berhenti memperhatikan tingkah ibunya dan laki-laki itu, "Siapa dia sebenarnya?" Pikir dengan rasa penasaran.
Ibunya memang terlihat begitu dekat, bahkan ibunya sesekali tertawa dan tersenyum dengan manis? Ibu terlihat begitu tertarik dengan laki-laki yang usianya mungkin lebih muda dari ibunya.
"Ayo bu kita pulang," Dahlia mengajak ibunya. Ketika Dahlia mengajak ibunya, Daniel pun tiba-tiba saja tersenyum kepada Dahlia, mata Daniel juga tak berhenti memandang gadis remaja yang memang memiliki paras cantik.
"Dahlia, nama dan orang nya sangat cantik," ucap Daniel sambil melirik Laras (ibu Dahlia).
Laras tersenyum.
"Iya cantik seperti ibunya," lanjut Daniel.
"Ah kamu ini bisa saja ya," jawab Laras.
"Ibu, ayo pulang..." Ucap Dahlia sambil berjalan dan membuka pintu mobil.
Di dalam mobil. Dahlia hanya menggeleng geleng kepala, dirinya tak habis pikir dengan sang Ibu dan si Daniel yang aneh?
"Kenapa om Daniel menatap ku seperti itu, dirinya juga memperhatikan aku sambil tersenyum? Apa ada yang salah dengan ku?" Pikir Dahlia ....
"Aneh," ucap Dahlia.
Ibunya pun masuk ke dalam mobil dengan wajah yang terlihat senang, tanpa berbicara apa pun lagi ibu nya pun menyalakan mesin mobil untuk melaju.
Dahlia yang memang dihantui oleh rasa penasaran akan ayah nya yang tidak datang menjemput pun bertanya kepada sang ibu dengan wajah yang sedih. Jujur saja Dahlia tidak bisa menerima kenyataan jika memang benar ayah dan ibunya bertengkar kembali.
"Kenapa ayah tidak menjemput?"
Ibunya memandang Dahlia, dia melihat wajah anak nya yang tiba-tiba bersedih. "Sibuk sayang," jawab ibu yang terpaksa berbohong. Laras berbohong karena dia tidak ingin membuat anaknya lebih bersedih.
Namun, Dahlia tak percaya begitu saja kepada ibu nya karena dia tahu sesibuk apa pun ayah pasti dia bisa menjemput, jika pun tidak ayahnya selalu menghubungi Dahlia, bukan ibunya.
Dahlia memperhatikan sang ibu, "Kenapa kau berbohong?" Ucap Dahlia sambil menatap tajam ibunya.
Ibunya tidak bisa menjawab, dia benar-benar tidak tau apakah harus berbohong kembali?
3 menit ibunya hanya terdiam lalu pura-pura tidak mendengar anaknya dia malah memasang earphones untuk beralibi mendapatkan panggilan.
Dengan beraninya Dahlia mengambil earphones ibunya, yang membuat sang ibu terkejut bahwa anaknya benar-benar bisa seberani itu kepada ibunya sendiri.
"Dahlia! Apa-apaan ini?" Tanya ibu dangan nada keras, ibunya juga pun berhenti dan menyampingkan mobilnya.
"Apa? Ibu berbohong..." Ucap Dahlia.
"Ibu berantem sama ayah kan?" Tanya Dahlia.
"Kenapa kamu bisa berkata seperti itu?" Jawab sang ibu penasaran.
"Aku melihat kalian berantem lagi semalam..." Jawab Dahlia dan meneteskan air mata.
Dahlia tidak ingin melihat ayah dan ibunya bertengkar apalagi sampai bercerai dia tidak mau itu terjadi? Dia ingin keluarganya bisa utuh dan bahagia seperti dulu saat dirinya masih menjadi anak-anak.
Ketika Dahlia berusia 3 tahun sampai 6 tahun dia benar-benar merasa bahagia, dia merasa keluarga nya sangat harmonis dan dirinya bisa merasakan cinta kasih dari kedua orang tua yang amat besar yang tiada taranya?
Namun kebahagiaan itu tak bertahan lama, pasalnya saat usia Dahlia menginjak 7 tahun dia pun melihat kejadian yang membuat hatinya sedih? Hingga saat ini masih tersimpan di memorinya dengan rapih. Kejadian menyedihkan itu terjadi tepat di hari ulang tahun Dahlia.
Flashback on, kejadian masa lalu.
Siang hari sebelum acara ulang tahun dimulai.
Hari ulang tahun yang akan digelar sore hari seharusnya menjadi moment yang berbahagia itu malah terbalik, sebelum acara ulang tahun di mulai tiba-tiba saja Dahlia memergoki ibu dan ayahnya yang bertengkar karena dirinya?
Ulang tahun nya akan diramaikan di rumah denga meriah tentu membuat Dahlia sangat bahagia apalagi kedua orang tuanya juga turut mengundang keluarga besar serta teman-teman Dahlia. Tapi, semua tidak lagi di harapkan oleh Dahlia setelah dirinya berdiri di depan pintu kamar orang tuanya yang terbuka?
Dahlia berdiri dan mendengar mereka bertengkar.
"Apa yang akan aku katakan, dibelakang meraka pasti akan mengejek ku ?"
"Kamu benar-benar tidak becus mendidik nya!" Lanjut dang ayah dengan emosi yang menggebu-gebu sambil memegang hasil rapor Dahlia.
"Apa? Kamu menyalahkan ku, seharusnya kamu ngaca diri... Kamu ada perna tidak dalam mendidik anak mu?"
"Ya tentu aku memberikan semua fasilitas!"
"Aku juga memberikan fasilitas nya, bahkan turut menemani nya belajar!"
"Kenapa kamu tidak becus? Dia sangat bodoh... Jangan- jangan selama ini prestasi mu bagus kamu juga sukses itu karena ada seseorang di balik layar? Jangan jangan kamu membayar seseorang?" Ucap ayah sambil melemparkan rapor Dahlia.
"STOP!" Laras marah.
"Kenapa?" Tanya Ardia (ayah Dahlia)
"Jangan-jangan dia bukan darah daging ku," lanjut Ardia.
"Kamu keterlaluan! Kamu..." Laras meneteskan air matanya.
" Jika dia anak ku dia akan seperti ku, dia tidak akan bodoh!" Ucap Ardia.
Dahlia yang melihat dan mendengar semua pertengkaran itu membuat dirinya menangis, dan begitu hancur hati anak kecil itu saat melihat sang ayah melemparkan rapor nya.
Dahlia mundur, dirinya berlari ke kamar dan menangis tersedu-sedu. Dikamar nya itu Dahlia menangis dan mencoret-coret bukanya.
"Jika dia anak ku dia akan seperti ku, dia tidak akan bodoh!" Apa yang keluar dari mulut ayahnya itu terngiang-ngiang di telinga, dan membuat hati anak kecil itu menangis lagi dan lagi.
Saat Dahlia mendengar sang ibu memanggilnya dia langsung menghapus air mata seolah-olah tak pernah menangis dan tak pernah tahu kejadian itu. Dahlia yang tidak ingin mereka bertengkar dirinya pun mengambil beberapa buku pelajaran dan membukanya.
Dia duduk di kursi belajar sambil mencoba memahami apa yang ada dalam buku itu. Dahlia juga membacanya perlahan-lahan sambil mengeja nya.
"Du-a pu-luh ti-ga di tu-li-s 23" ucap Dahlia.
"Tuk tuk tuk" sang ibu mengetuk dan masuk ke kamar, betapa terkejut nya ibu melihat Dahlia yang tiba-tiba saja duduk di kursi belajar sambil belajar.
"Sayang," panggil ibunya sambil mendekati Dahlia dengan mata yang berkaca-kaca.
Dahlia tersenyum, dia sama sekali tidak menunjukkan hati nya yang remuk di depan ibunya.
Ibu Dahlia pun memeluk, "Anak yang pintar"
Flashback off, Dahlia menatap ibunya dengan tajam.
"Kenapa kalian bertengkar?" Tanya Dahlia.
"Apa itu karena aku lagi?" Lanjut Dahlia.
Ibunya pun langsung mengambil tangan putrinya itu, dia menatap sang putri dengan lembut. "Tidak adak sayang, kami memang sedang tidak cocok..." Jawab sang Ibu.
"Apa yang membuat kalian tidak cocok?" Tanya Dahlia masih penasaran.
Tapi sang ibu memilih diam dan melanjutkan perjalanan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments