Dahlia memilih mengirimkan pesan kepada ibunya, karena Dahlia tidak ingin membuat kesalahan di perpustakaan.
Dahlia : Aku sedang di perpustakaan, kenapa?
Itu adalah pesan yang disampaikan olehnya kepada sang ibu. Dahlia dan ibunya sebenarnya tidak sedekat di media sosial bahkan Dahlia juga bersikap dingin kepada kedua orang tuanya.
Ibu : Nanti ibu jemput kamu.
Dahlia terdiam sejenak, karena tidak biasanya ibu menjemput Dahlia. Setiap hari Dahlia diantar jemput oleh sang Ayah. "Kenapa jadi ibu, aneh sekali... Pasti ada sesuatu di antar mereka." Pikir Dahlia.
Dahlia : Ya.
Dahlia menjawab dengan singkat tanpa lagi bertanya, kemudian dirinya kembali memandang langit yang biru dan indah.
"Seandainya, hidup ku secerah dan seindah langit itu," gumam Dahlia. Kemudian dirinya pun tersadar dan kembali tersenyum.
"Lucu sekali aku, padahal langit cerah pun bisa gelap," lanjutnya kemudian memilih untuk kembali membaca beberapa buku.
Tapi, Dahlia tidak bisa fokus ? Sejatinya dia anak yang pemikir dia sekarang memikirkan apa yang sebenarnya terjadi antara Ayah dan Ibunya. "Apa mereka berdebat?"
"Mereka pasti berantem lagi..." Pikir Dahlia, kemudian dirinya pun memilih untuk pergi dari perpustakaan ke tempat seni. Dia berharap ketika di sana bisa melepas pikiran yang mengganggu.
Dahlia pun berjalan dengan cepat, dia sudah tidak sabar ingin melampiaskan semua amarahnya dengan memainkan piano.
Jantung Dahlia berdegup kencang, langkah kakinya pun tak terarah. Namun, saat dia melihat anak-anak lainya yang memperhatikan dirinya dia pun sadar dan berjalan seperti biasanya tapi tak ada senyuman.
"Hai kak Dahlia," sapa adek kelasnya.
Tapi, Dahlia tidak menghiraukan nya.
Laboratorium musik.
Dahlia pun membuka pintu, dia berjalan perlahan mendekati piano. Tapi, piano itu sedang dimainkan oleh seseorang dengan syahdu?
Dahlia pun menoleh ke belakang dan melihat ke kaca yang nampak anak-anak lainya sedang asyik menonton dan mendengarkan anak itu bermain piano.
"Siapa dia?"
Dahlia memejamkan matanya dan berhenti melangkah, "Bisakah aku memainkannya?" Ucap Dahlia dengan hati yang tak sabar, dirinya pun menggenggam amarah karena pikirannya. Pikiran tentang ayah dan ibunya.
Anak yang tengah asyik itu pun berhenti memainkan pianonya. "Dahlia," ucap Anak itu sambil melihat name tag yang tertera di seragamnya.
Dahlia membuka matanya, "Siapa dia?" Ucap Dahlia sambil memicingkan matanya.
Dahlia sepertinya tidak pernah bertemu dengan anak ini, wajahnya juga terlihat asing. Kini Dahlia masih berdiri di hadapan nya sambil memperhatikan dari setiap detailnya.
"Yaaa Nando..."
"Nando..." Teriak anak-anak cewek dengan histeris.
"Nando?" Gumam Dahlia, dirinya benar-benar tidak mengenal siapa Nando dan dia pikir Nando adalah anak baru sebab anak-anak cewek tidak biasanya histeris ini melihat wajah cowok? Yah, nama 'Nando' juga baru terdengar ditelinga nya.
Nando memperhatikan Dahlia, "Tentu saja, aku juga ingin melihat seberapa hebatnya kamu?" Ucap Nando berdiri dihadapan Dahlia, dirinya juga tersenyum miring.
Dahlia tidak banyak berpikir, dirinya pun duduk dan memainkan piano dengan hikmat.
Nando dan anak-anak yang sedang mendengarkan instrumen itu dengan nikmati, itu terdengar sangat indah karena Dahlia sangat menghayati di setiap melodinya.
Tak sedikit anak-anak yang mengabadikan Dahlia, mereka mem video kan Dahlia.
"Kak Dahlia memang hebat,"
Suara itu membuat semua merasakan emosi yang sedang di rasakan oleh Dahlia?
Beberapa menit setelah selesai Dahlia memainkan piano, Nando pun memberikan tepukan tangan sebagai tanda apresiasi nya.
"Pro pro pro" suara tepukan tangan. Sorak dari anak-anak di luar pun mengikuti tepukan tangan Nando.
"Keren abis Lia... Huuuuu" ucap siswa siswi di luar yang menyaksikan nya.
"Hebat juga, ternyata memang kamu berbakat," Ucap Nando.
Dahlia hanya melirik, kemudian dirinya melangkah pergi tanpa meninggalkan sepenggal kata. Dahlia juga tidak tersenyum.
Nando tersenyum, "Dahlia menurut ku dia sangat dingin, tapi... Kenapa orang-orang suka dengan Dahlia?" Ucap Nando sambil menggelengkan kepala.
Benar? Bagi Nando, Dahlia itu terlihat sangat dingin. "Sikapnya berbeda, apa dia tidak suka dengan ku?" Pikir Nando yang melihat Dahlia hanya tersenyum ramah kepada anak-anak yang ikut menonton.
"Sudah lah, tak perlu dipikirkan..." Ucap Nando kepada dirinya kemudian dia memilih untuk duduk dan memainkan piano kembali.
Namun setelah beberapa detik, Nando malah kembali teringat dengan instrumen yang menyedihkan itu, lantas dirinya pun menghentikan jarinya. Begitu Nando juga merasa heran dengan Dahlia?
"Kenapa dirinya harus menutup mata, dan mengepalkan tangannya... Apa dia tidak suka ada aku di sini? Atau dia sedang ada masalah?" Pikir Nando.
"Lah, ngapain harus peduli?" Lanjut Nando kemudian menyeringai.
Dirinya merasa lucu dengan apa yang dia pikirkan tentang Dahlia, dia seharusnya tak perlu memikirkan hal itu karena semua itu tidak ada hubungan apa pun dengan nya.
Kelas 9 A.
Di kelas, semua anak masuk ke dalam kelasnya masing-masing karena waktu istirahat telah habis. Kelas 9 A sangat ramai-ramai dengan anak-anak yang sedang asik bergosip bahkan mereka senang melihat apa yang ada dalam video itu.
Tidak satu atau dua orang yang mengharapkan pertemuan Nando dan Dahlia adalah awal dari sebuah hubungan yang spesial.
"Cocok ya mereka, Cantik dan Ganteng terus punya talenta yang sama," ucap Amelia sahabat nya yang sudah lama menantikan ada momen seperti ini.
"Kalian setuju kan, kalau Nando kita comblang sama si Lia?" Lanjut Amelia tersenyum.
"Setuju sih, tapi emang nya si Lia mau? Dia kan cewek dingin dan dia terlalu fokus sama prestasi..." Ucap salah satu siswi di kelas.
"Nah itu peran kita, comblang mereka!" Ucap Amelia dengan semangat.
"Tunggu, kamu kenapa tiba-tiba mau mereka pacaran sih?" Tanya mereka yang penasaran dengan Amelia yang tiba-tiba gak ada badai dan petir dia mau sahabatnya punya pacar?
"Dan kenapa harus si anak baru itu?" Lanjut mereka.
"Aku mau buat bahan novel tentang asmaranya Dahlia, kalian bosen kan lihat si Lia gitu gitu aja... Nah aku pengen nge bahas asmaranya Lia." Jawab Amelia sambil menyeringai.
"Kenapa si Nando? Karena dia anak pindahan yang prestasi nya juga bagus banget... Anak nya ganteng dan juga lumayan baik, eh beneran baik sih." Lanjut Amelia.
Mereka menganggukkan paham, dan setuju dengan ide Amelia.
"Yah betul juga Mel, gue bosen baca novel lu yang isinya family Dahlia atau prestasi Dahlia..."
"Tapi, gimana kalau si Nando itu udah punya cewek?"
"Tenang... aku juga gak asal comot! Nando itu masih jomblo setahu ku berdasarkan data di media sosial sih," jawab Amelia.
Mereka sangat antusias dengan rencana Amelia. Bahkan mereka mendukungnya dan tidak sabar ingin membaca cerita itu.
"Aah aku gak sabar Mel pengen baca."
Dahlia datang dengan senyuman tipis tak biasanya dirinya menampilkan mimik itu, yah... Dia selalu menampilkan wajah ceria, dan selalu bisa menutupi masalah yang sedang dia lakukan.
Semua anak masih terdiam, dan memilih tidak menanyakan apa pun karena takut semakin membuat Lia menjadi semakin terbebani.
Amelia sahabatnya lah yang memang selalu berani, yah... Karena Amelia itu sahabatnya.
"Lia,"
"Kamu kayaknya lemes banget, kenapa?" Amelia bertanya dengan penasaran.
"Tidak papa kok, hanya lelah saja setelah aku membaca banyak buku..." Jawab Dahlia berbohong.
Dahlia memang tidak pernah mau berbagi masalah apa pun kepada siapa pun, dari dulu dari dia kecil dia selalu memendam semuanya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Teriablackwhite
Kehidupan pun begitu ya Lia, ada cerah dan pastinya ada gelap pula
2023-12-22
1
Iam-aam
awas kena mental lo baru tau rasa/Facepalm/ Lia liaaa
2023-12-06
5