Episode 5: Rasa penasaran

Matahari mulai hampir tenggelam, langit terlihat berwarna jingga, para manusia lalu lalang memberikan persembahan bagi para dewa di kuil, sampai akhirnya waktu sudah menunjukan pukul delapan malam, pengawas kuil pun menutup kuil, segala aktivitas doa dan persembahan di kuil di hentikan dan di lanjutkan besok pagi.

Dewa naga Ananta masih duduk bersila di depan kuil miliknya, ia masih teringat dengan Virlania yang tadi berdo'a di depan pintu masuk kuil, dewa naga Ananta masih merasa penasaran dengan asal-usul Virlania.

Dewa Dreyn pun datang dan menghampiri dewa naga Ananta yang tengah melamun, lalu menepuk pundaknya.

"Dewa naga Ananta, kenapa kau melamun?" Tanya dewa Dreyn.

"Tidak apa-apa, aku hanya mengingat tentang seorang gadis yang berdo'a di depan pintu masuk kuil tadi pagi." Ucap dewa naga Ananta.

"Ada apa dengan gadis itu dewa naga Ananta? kenapa kau terus mengingatnya?" Tanya dewa Dreyn.

"Entahlah dewa Dreyn, aku hanya merasa kasihan melihatnya, dia nampak berbeda dengan manusia-manusia yang ku lihat datang ke kuil ini, penampilan nya sangat sederhana, tidak seperti manusia lain-nya." Jelas dewa naga Ananta.

"Iya, tapi anehnya kenapa gadis itu tidak masuk ke kuil, aku masih merasa janggal sampai disana." Ucap dewa Dreyn

Dewa naga Ananta pun mulai berpikir dengan ucapan dewa Dreyn, ia mengingat do'a Virlania tadi, gadis itu mengucapkan rasa lelah, di tambah wajahnya yang penuh luka seperti habis mengalami siksaan.

"Apa mungkin orang-orang satu keluarga yang berdo'a pada mu tadi adalah keluarga gadis itu?" Tanya dewa naga Ananta pada dewa Dreyn.

"Aku tidak tau dewa naga Ananta, keluarga itu hanya berdo'a supaya rezeki dan uangnya di limpahkan." Jelas dewa Dreyn.

...***...

Virlania yang sudah kembali sampai di rumah keluarga Cesi sedang melakukan pekerjaan rumah, yaitu melipat baju-baju Cesi dan adik-nya. gadis itu di lihat dengan sinis oleh Cesi dan Ibunya, melihat wajah Virlania yang sudah kembali sembuh dan mulus setelah kembali dari kuil, membuat mereka heran.

"Ibu, kenapa wajah gadis tolol itu mulus lagi? padahal sudah bagus wajahnya jadi jelek karena penuh luka!" Gerutu Cesi.

"Ibu tidak tau, setelah kita kembali dari kuil wajahnya sudah sembuh, entah apa yang menyembuhkan nya." Ucap Ibu Cesi.

Virlania pun sudah melipat baju terkahir, dan segera selesai, gadis itu sangat mengantuk dan menguap, setelah seharian mengerjakan pekerjaan rumah.

Setelah melipat baju, Virlania langsung beranjak dan menuju gudang untuk tidur, Hari ini Virlania sangat bahagia, ia merasa mendapatkan berkat yang sungguh tidak terduga setelah berdo'a di depan kuil. Virlania tersenyum sambil meraba wajahnya, rasa perih itu hilang seketika.

"Wahai dewa yang menyembuhkan luka di wajahku.. terimakasih.. terimakasih dewa.." Ucap Virlania lalu tertidur.

Di tempat yang berbeda yaitu di kuil, Dewa naga Ananta mendengar ucapan Virlania, dewa naga Ananta pun tersenyum.

"Kau kenapa dewa naga Ananta? kenapa tiba-tiba tersenyum?" Tanya dewa bumi Dreyn.

"Aku mendengar ucapan terimakasih gadis yang tadi berdo'a di depan kuil, ternyata dia masih mengingat ku sampai saat ini." Ucap dewa naga Ananta.

"Hmm.. kau masih mengingat gadis itu terus dewa naga Ananta, nampak nya dia sangat spesial bagi mu ya." Dewa Dreyn tertawa.

"Semua umat manusia yang berdo'a di kuil ku, aku anggap spesial dewa Dreyn, hanya saja gadis ini terlihat malang, makanya aku kepikiran terus dengan-nya." Jelas dewa naga Ananta.

Dewa naga Ananta dan seluruh dewa bumi pun malam ini kembali bertapa di kuilnya, hingga esok pagi, mereka akan mendapatkan tugas baru lagi.

Virlania yang masih tertidur lelap bermimpi, gadis itu bermimpi datang lagi ke kuil dewa bumi, tapi kali ini ia hanya sendiri, tidak bersama keluarga Cesi.

Virlania masuk ke dalam kuil, dan melihat kuil dewa naga ananta yang paling besar di antara kuil yang lain, dengan patung naga yang melilit di bangunan kuil itu.

Virlania pun tersimpuh di depan kuil itu, dan tiba-tiba se-ekor naga yang sangat besar melingkari tubuh-nya, mendekatkan wajahnya yang benar-benar besar itu ke wajah Virlania yang hanya terlihat kecil seperti titik di depan wajah naga itu.

Virlania pun sangat kaget, dan tercengang melihat naga yang sebesar itu menghampiri nya, namun anehnya Virlania sama sekali tidak merasa takut di hadapan naga itu.

Naga itu pun meraung sangat keras, yang membuat Virlania langsung terbangun dari tidurnya.

"Hanya mimpi ternyata!" Gumam Virlania.

Virlani pun menyentuh dadanya, jantungnya terasa berdetak kencang setelah mimpi itu, perasaanya sangat aneh, bukan rasa takut namun perasaan kagum dan rasa ingin bertemu dengan naga itu.

"Kenapa.. aku kenapa? kenapa rasanya aku merindukannya, tapi siapa yang aku rindukan?" Ucap Virlania.

Virlania meremas dadanya, jantungnya terasa berdebar, perasaan yang sangat aneh ia alami malam itu, rasa rindu yang tidak jelas dengan siapa.

...***...

Dewa naga Ananta menghentikan tapanya, dewa yang sangat tampan dan sakti itu membuka mata nya, masih dalam posisi duduk bersila, ia merasakan suatu energi positif yang entah datangnya dari mana.

Kuil dewa Dreyn bersebelahan dengan kuil dewa naga Ananta, seluruh kuil dewa bumi berjajar bersebelahan di dalam kuil besar utama.

Dewa Dreyn terlihat masih memejamkan mata dan bersila di kuilnya, seluruh dewa masih terpejam dan bertapa malam itu, namun dewa naga Ananta tiba-tiba menghentikan tapanya, karena mendapatkan sesuatu energi positif.

"Kenapa semua dewa yang lain masih bertapa? apa cuma aku yang menangkap energi ini? kenapa para dewa tidak merasakan energi ini.. jika memang para manusia sedang berdoa malam ini, seluruh dewa pasti merasakan energi yang sama dengan yang aku rasakan saat ini. namun kenapa hanya aku yang merasakannya.. sebenarnya energi apa ini?" Ucap dewa naga Ananta.

...***...

Ke-esokan harinya, penjaga kuil pun membuka kembali gerbang akses menuju ke kuil, seluruh umat manusia kembali berbondong-bondong membawa makanan persembahan ke kuil.

Buah-buahan dan kue seperti biasa memenuhi kuil dewa naga Ananta, seluruh umat manusia kembali berdo'a kepadanya, untuk di berikan perlindungan dari iblis.

Dewa naga Ananta seperti biasa duduk bersila dan menyentuh ubun-ubun manusia yang berdoa di depannya, memberikan berkat perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.

Begitu juga dewa bumi yang lain, mereka semua juga mendapatkan banyak makanan persembahan di kuilnya, hari ini kuil sangat padat pengunjung.

Setelah kuil sepi, para dewa pun kembali bersantai, dan saling berinteraksi satu sama lain, namun dewa naga Ananta malah melamun dan menghadap ke gerbang kuil.

Hingga dewa Dreyn melihatnya, dan kembali menepuk pundaknya.

"Wahai dewa naga Ananta, kenapa kau malah melamun?" Tanya dewa Dreyn.

"Apa pengunjung yang berdoa sudah habis?" Tanya dewa naga Ananta.

"Sudah dewa Ananta, pengunjung nya sudah habis, seluruh manusia yang tadi ke sini sudah keluar dari kuil." Jelas dewa Dreyn.

Dewa naga Ananta masih menatap ke arah gerbang kuil, dia berpikir kali ini apakah ada gadis itu lagi yang berdoa di depan kuil, dan tidak masuk ke dalam kuil?

"Kau menunggu siapa wahai dewa naga Ananta? kenapa kau terus menatap ke arah gerbang kuil?" Tanya dewa Dreyn.

"Tidak dewa Dreyn, aku hanya berpikir apakah ada manusia yang berdoa di depan pintu masuk kuil seperti kemarin, tapi seperti nya tidak ada." Ucap dewa naga Ananta.

"Tentu saja tidak ada dewa naga Ananta, para manusia pasti langsung masuk ke dalam kuil untuk berdoa." Jelas dewa Dreyn.

^^^Bersambung... ^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!