Episode 3: Para dewa menempati kuil pemujaan

Suasana malam hari setelah para dewa sampai di bumi, seluruh dewa menempati kuil masing-masing untuk pemujaan mereka, di bumi umat manusia membuat banyak kuil pemujaan untuk menyembah para dewa.

Dewa naga Ananta pun tiba di kuil pemujannya bersama ke dua puluh sembilan dewa bumi lainnya.

Di depan mereka sudah terdapat tiga puluh kuil yang megah yang di buat oleh para umat manusia dari bertahun-tahun yang lalu, dan sudah sering mengalami pembaruan dan renovasi.

dari ke-tiga puluh kuil megah itu ada satu kuil yang paling besar ukurannya, kuil dengan patung naga besar yang melilitnya, itu adalah kuil untuk dewa naga Ananta.

Malam itu dewa naga Ananta dan para dewa lainnya pun sudah mulai bersemayam di dalam kuil, sambil mengintai kapan iblis akan datang dan menyerang umat manusia.

"Malam ini bumi masih terpantau aman di sini, belum ada tanda-tanda iblis menyerang." Ucap Dewa naga Ananta.

"Kalian beristirahat saja dulu malam ini di kuil, aku akan berkeliling melihat seisi bumi, nampaknya bumi tidak kalah indah dengan istana langit." Ujar dewa naga Ananta, tersenyum.

"Baiklah dewa naga Ananta, tapi apakah kau akan berkeliling dengan wujud naga mu?" Tanya Dreyn, salah satu dewa bumi, anggota dewa Ananta.

"Tentu tidak! bisa gempar para umat manusia jika aku berkeliling di langit dengan wujud naga-ku." Dewa naga Ananta tertawa.

"Baiklah dewa naga Ananta." Serentak para dewa bumi merunduk kan badannya kepada dewa naga Ananta.

Dewa naga Ananta pun langsung melecut terbang dari kuil ke angkasa, ia berkeliling dan melihat ke indahan bumi dari atas.

"Cahaya apa itu kerlap-kerlip? apakah itu api? ternyata bumi sungguh indah, sangat di sayangkan jika iblis sampai menghancurkan bumi yang indah ini" Gumam dewa naga Ananta.

Dewa naga Ananta melihat para manusia yang lalu lalang beraktivitas dari angkasa, membuat dewa naga Ananta tersenyum.

"Itu kah manusia? wujudnya tidak jauh berbeda dengan para dewa rupanya, namun mereka hanya saja tidak memakai baju zirah seperti para dewa." Ucap dewa naga Ananta.

"Hei wahai dewa naga Ananta!" Panggil dewa api Fryeor yang ternyata sedang berkeliling juga di angkasa, Mereka berdua bertemu di bumi.

"Dewa Fryeor! kau rupanya.. apa kabar?" Tanya dewa naga Ananta.

"Tentu saja baik, iblis belum menyerang jadi aku masih baik-baik saja haha." Dewa api Fryeor bergurau.

"Kau sudah menemukan kuil mu?" Tanya dewa Fryeor.

"Tentu sudah, kuil ku sangat mencolok di antara kuil yang lainnya, sebab kuilnya di hiasi patung naga yang melilit kuil." Jelas dewa naga Ananta.

"Iya tentu saja, kau dewa yang paling berbeda di antara dewa yang lainnya, seluruh umat manusia pasti sudah mengenal dewa naga sejak ribuan tahun yang lalu." Jelas dewa Fryeor.

"Ah.. kau terus memuji ku, dewa Fryeor. aku jadi ingin meraung!" Ucap dewa naga Ananta tertawa.

"Astaga! jangan meraung di sini! kau bisa membuat seisi bumi gempar dan mati karena raungan mu." Ucap dewa Fryeor.

"Haha.. aku hanya bergurau, mana bisa aku meraung dalam wujud seperti ini, aku harus berubah wujud menjadi naga terlebih dahulu agar bisa meraung." Jelas dewa naga Ananta.

"Hei dewa Fryeor, lihat lah para umat manusia, mereka sedang beraktivitas, mereka sangat unik dan lucu jika kita lihat dari angkasa ya." Jelas dewa naga Ananta.

"Ahh semua saja kau sebut lucu dewa Ananta, karena kau terbiasa melihat sesuatu saat kau menjadi naga." Ucap dewa Fryeor.

"Haha.. bukan begitu, tapi memang umat manusia terlihat menggemaskan bukan?" Dewa naga Ananta kembali tertawa.

"Ah sudahlah, dewa naga Ananta, daripada kita terus mentertawakan umat manusia, lebih baik kita balik saja ke kuil dan beristirahat malam ini di kuil." Ucap dewa Fryeor.

Dewa naga Ananta dan dewa Fryeor pun kembali ke kuil dan beristirahat malam ini di kuil, untuk mempersiapkan diri dari serangan iblis yang akan menyerang.

...***...

Virlania merebahkan tubuhnya di karpet malam itu, ia sangat lelah seharian bekerja dan membereskan isi rumah, gadis itu di berikan tempat tidur karpet tipis oleh keluarga Cesi dan tidur di gudang rumah mereka.

Virlania sudah tinggal bersama keluarga Cesi sejak dirinya ber-usia lima tahun, Ayah dan ibunya selalu bertengkar, karena Virlania adalah anak di luar nikah, Ayah dan Ibu Virlania terpaksa menikah, namun saat Virlania lahir, ke dua orang tuanya tidak ingin merawatnya, mereka menunggu Virlania sampai berumur lima tahun lalu bercerai.

Virlania di asuh oleh keluarga Cesi dari umur lima tahun, namun Virlania di jadikan pembantu di rumah mereka, dan Virlania tidak di sekolahkan oleh keluarga Cesi.

Virlania hanya bertugas membereskan rumah Cesi setiap hari, mencuci kan pakaian seluruh anggota keluarga Cesi dan pakaian Cesi, memasak untuk mereka, namun Virlania hanya boleh makan paling banyak dua piring saja dalam satu hari tidak lebih.

Virlania juga tidak boleh meminum air galon yang ada di dapur, di gudang tempat tidur Virlania terdapat keran, Virlania hanya boleh mengambil air dari sana.

Untuk uang bekal setiap hari, Virlania bekerja merangkai bunga di tetangga dekat rumah, Virlania mendapatkan upah perhari nya untuk bekal nya, dan untuk di tabung.

Meskipun upah Virlania sangat sedikit, namun gadis itu sangat bersyukur bisa mendapat pekerjaan.

Virlania pun beranjak dan menuju meja kayu yang terdapat di sebelah karpet tempat tidur nya, ia mempunyai satu buku cerita yang ia pungut di bak sampah dekat sekolah Cesi satu minggu yang lalu.

Virlania sangat suka membaca buku itu, itu adalah buku cerita dongeng, yang mengisahkan seorang pangeran Naga yang sangat sakti dan tampan.

Virlaniavsangat suka membaca buku itu, setiap mau tidur gadis itu senyum-senyum sendiri dan kagum membaca kisah dari pangeran naga yang menyelamatkan seorang Puteri.

Meskipun buku itu terlihat sudah usang dan beberapa bagian-bagian nya robek, Virlania berusaha keras membersihkannya, dan mengisi lem bagian-bagian yang robek agar bisa ia baca.

Virlania sangat menyukai karakter Naga, entah itu di buku cerita ini ataupun di buku-buku yang lain, sejak kecil Virlania sangat menyukai Naga, sewaktu kecil ia pernah melihat lukisan naga yang di jual di suatu pasar malam, saat itu Virlania sangat kagum melihat lukisan naga yang di pajang di sana, namun ia hanya bisa kagum dan tidak bisa membeli lukisan yang harganya mahal itu.

Namun sekarang Virlania mempunyai buku yang berisi gambar naga, yang membuat Virlania sangat senang, dan selalu memandangi buku yang usang itu berkali-kali saat ingin tidur.

Setelah selesai membaca buku dongeng pangeran naga itu, Virlania pun meletakan-nya kembali di meja kayu itu, dan menarik selimutnya lalu segera tidur.

^^^Bersambung... ^^^

Terpopuler

Comments

Eneng Sumiati

Eneng Sumiati

5

2024-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!