Seluruh dewa yang telah mendapatkan mandat perang dan menerima amanat dari dewa Fray telah turun ke bumi menggunakan portal penghubung istana dewa dan dunia manusia.
Dewa Ananta yang memimpin dua puluh sembilan dewa bumi lain-nya pun masuk ke portal, dengan membawa panah api, seluruh dewa bumi siap mengikuti misi perang kali ini.
Tiga puluh dewa turun ke bumi dengan wujud yang terlihat menyerupai cahaya yang berkilau jatuh ke bumi.
Situasi di bumi sedang ramai menyaksikan fenomena cahaya yang terjadi seribu tahun sekali lamanya, seluruh umat manusia tercengang menyaksikan hujan cahaya dari langit.
"Wah lihat lah.. itu ada meteor jatuh!" Teriak salah satu orang yang menyaksikan fenomena itu.
"Bukan bodoh!! itu bukan meteor, itu cahaya dewa yang terjadi seribu tahun sekali!" Jawab salah seorang teman-nya.
Umat manusia bekerumun menyaksikan fenomena yang terjadi seribu tahun sekali itu, bahkan mereka berbondong-bondong membawa ponsel untuk merekam nya, namun sangat aneh, cahaya itu sama sekali tidak tertangkap kamera.
Di tengah riuh-nya kerumunan itu ada seorang gadis yang tercengang kagum melihat fenomena menakjubkan itu.
Gadis itu bernama Virlania, seorang gadis beumur 15 tahun, Ia adalah anak sebatang kara yang di tinggalkan cerai oleh ke-dua orang dan di buang begitu saja oleh orang tua-nya, Ia tinggal di salah satu kerabat jauh-nya.
"Hei! gadis tolol, ngapain ikut bengong di sini? cepat sana cuci baju! kamu tidak lihat cucian numpuk seperti itu?" Bentak seorang wanita tua yang nampak-nya berumur sekitar tiga puluh tujuh tahun.
Dia adalah Tante dari Virlania, dia yang mengajak Virlania tinggal di rumah-nya, namun Virlania harus melayani seisi rumah kerabatnya itu dengan menjadi seorang pembantu rumah tangga.
"Ma-maaf tante.. sekarang aku akan mencuci ke rumah." Jawab Virlania dengan tangan gemetar karena kaget di bentak oleh tantenya itu.
Virlania pun berlari dengan cepat menuju rumahnya, tanpa sengaja ia menabrak Cesi sepupu nya, yaitu anak tante nya yang tadi, seusia dengan-Nya.
Braaaakkk!!! Mereka berdua terjatuh ke tanah.
"Hei, dasar tolol! gak liat apa aku jalan di depan mu? dasar gak punya mata kamu ini!" Teriak Cesi.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja." Virlania mengulurkan tangan-nya kepada Cesi yang terjatuh di tanah.
Plaaakk! Cesi menepis uluran tangan itu.
"Gak usah! aku bisa bangun sendiri, aku gak butuh bantuan orang tolol menyebalkan seperti kamu!" Ucap Cesi kemudian beranjak.
Cesi pun berjalan melewati Virlania yang ada di depan-nya itu untuk bergabung ke kerumunan melihat fenomena cahaya yang indah itu.
Virlania menoleh ke belakang, melihat Cesi yang berjalan menjauhinya, dan melihat ke arah langit, Cahaya indah itu masih menghujani bumi, Mata Virlania berbinar melihatnya dalam hati kecilnya ia pun sangat ingin bergabung di kerumunan itu untuk menyaksikan fenomena yang hanya terjadi seribu tahun sekali.
Virlania pun akhirnya kembali melanjutkan langkahnya, menuju rumahnya tinggal beberapa meter lagi ia sampai di rumahnya, suasana rumahnya sepi pagi itu, karena semua warga berkumpul di lapangan untuk melihat fenomena cahaya.
Sesampainya di rumah Virlania langsung mengambil pekerjaan rumah seperti biasanya, gadis itu duduk dan mulai mencuci pakaian keluarga tante-nya satu persatu.
Sementara di lapangan, Cesi yang tadi di tabrak oleh Virlania pun mengadu kepada Ibu-nya, dan membuat Ibu-nya geram dengan Virlania.
"Tunggu sebentar lagi, Ibu akan menghukum gadis tolol itu, karena sudah menabrak Puteri kesayangan ibu." Ucap Ibu-nya.
Setelah satu jam berlalu fenomena cahaya itu pun berakhir, langit sudah kembali biru seperti biasa, para warga juga sudah bubar dan menuju ke rumah masing-masing.
"Ayo Cesi, kita pulang." Ibunya menarik lengan Cesi.
"Ada apa bu? kenapa cepat-cepat pulang?" Tanya Ayahnya Cesi yang menghampiri mereka bersama ke-dua puterinya.
Keluarga Cesi adalah keluarga besar yang kaya raya, Orang tua Cesi mempunyai tiga orang Puteri, Cesi adalah Puteri yang pertama.
"Ibu mau mengajak Cesi pulang, dan menghukum si gadis tolol itu Ayah!" Ucap Ibunya.
"Ada apa lagi Bu? setiap hari marah-marah terus dengan Virlania, dia buat kesalahan apa lagi?" Tanya Ayahnya.
"Ayah tidak lihat pakaian puteri kita Cesi kotor seperti ini? tadi dia terjatuh ke tanah gara-gara di tabrak sama si gadis yatim piatu itu." Ujar Ibu-nya.
Ayahnya Cesi pun geleng-geleng, melihat istrinya yang setiap hari marah terus, dan membuat suasana rumah ribut.
...***...
Sementara Virlania sudah selesai mencuci pakaian, dan selesai pula menjemur nya, tangannya nampak putih pucat karena terlalu lama mencuci, gadis itu mengelap keringat di dahi-nya, lalu duduk tersimpuh di depan jemuran.
"Kenapa aku lelah sekali.." Gumam Virlania.
Virlania pun berjalan masuk ke rumahnya, dan mencari segelas air di galon dapur, gadis itu meneguk segelas air putih untuk menghilangkan dahaga nya selama dua jam mencuci baju.
Di saat yang bersamaan datang lah Cesi dan Ibunya ke rumah, mereka berdua melihat Virlania yang tengah meminum air di dapur rumahnya.
Ibu Cesi langsung menghempas kan gelas yang di pegang Virlania di mulutnya, seketika membuat Virlania terkejut, gelas itu terlempar ke lantai dan pecah.
"Siapa yang menyuruh mu meminun air galon?" Tanya Tante nya.
"Maaf tante, aku sangat haus, air keran nya mati jadi aku minta air galon milik tante segelas saja." Jawab Virlania.
Virlania selama tinggal di rumah keluarga Cesi, tidak di perbolehkan meminum air galon, Virlania hanya boleh meminum air dari keran langsung.
"Dasar alasan saja kamu ini, pungut itu pecahan gelasnya!" Ibu Cesi mendorongnya ke lantai.
Virlania pun memungut pecahan gelas yang berserakan di lantai, sambil mendengarkan Tante nya mengomel sambil berdiri di samping nya.
"Hei, kamu benar-benar tidak tau diri ya Virlania, kamu numpang tinggal di sini, tapi kamu berbuat se-enaknya saja, aku dengar juga tadi kamu menabrak Cesi sampai dia jatuh ke tanah ya?" Tanya Tante nya.
"Maaf tante, tadi aku tidak sengaja menabrak Cesi." Ucap Virlania sambil memungut pecahan gelas.
"Alah.. bilang saja kamu kesal kan? karena iri dengan Cesi?" Ujar tante-nya.
"Tidak tante, untuk apa aku iri, Cesi kan sepupu ku." Jawab Virlania.
"Eh gadis tolol, siapa juga mau sepupu-an sama kamu, nanti aku bisa ketularan tolol seperti kamu!" Sentak Cesi.
Virlania pun menghentikan tangannya memungut pecahan gelas dan mendongak ke arah Cesi yang berdiri di samping Ibunya.
"Kenapa kamu mendongak begitu?" Tanya Cesi.
"Kenapa kalian menyebutku gadis tolol, aku punya nama!" Sentak Virlania.
"Eh.. eh.. beraninya melawan kamu ini!" Ibu Cesi langsung menginjak kepala Virlania yang tengah jongkok di depannya, hingga Virlania terjatuh dan wajahnya menimpa pecahan gelas yang ada di depannya.
"Aaah sakit, wajahku tertusuk pecahan gelas!" Rintih Virlania.
"Ibu hentika, wajahnya tertusuk pecahan gelas katanya." Cesi menarik lengan ibunya.
Cesi dan Ibunya pun langsung pergi dan meninggalkan Virlania yang masih duduk dengan wajahnya yang penuh luka tusukan pecahan gelas itu di dapur.
Virlania menangis sambil membersihkan wajahnya yang penuh pecahan gelas itu, darah di wajahnya nampak mengalir membalut kulit wajahnya yang putih itu.
^^^Bersambung... ^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments