Begitu sudah berada dikamar sendirian, hal pertama yang dilakukan oleh Anisa adalah pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya lagi, lalu membuang semua yang melekat ditubuhnya sekarang, agar sisa aroma alkohol bercampur aroma Arga yang masih tertinggal di gaun dan tubuhnya benar benar menghilang.
Meski saat di Hotel tadi dirinya sudah mandi tapi itu belum cukup,karena dia tetap merasa aroma tubuh Arga dan sentuhannya masih melekat di sekujur tubuhnya sekarang.
Untuk menghilangkannya Anisa sengaja merendam tubuhnya didalam bathub menggunakan hampir semua semua sabun mandi miliknya, sampai membuat tubuhnya tertutup seluruh busa.
Tidak cukup hanya itu,dia bahkan berkali kali menggosok seluruh tubuhnya agar rasa sentuhan tangan dan bibir Arga ditubuhnya hilang. Untung saja ketika mereka bercinta tadi malam pria itu tidak meninggalkan jejak ditubuhnya, jadi dia tidak perlu merasa cemas Abram suaminya akan curiga kalau dia sudah tidur dengan Arga tadi malam.
Anisa tidak tau berapa lama dia mandi, tapi yang pasti menjelang maka siang dia baru turun kebawah.
Sebenarnya dia enggan untuk keluar kamar tapi karena ingat ada ibu mertuanya dirumah mereka dengan terpaksa dia keluar kamar untuk menemui nyonya Sarah dan Abram, yang tadi berada dibawah masih mengobrol, ketika dia masuk kedalam kamar.
Sampai dilantai bawah ternyata ibu mertuanya tidak ada disana dan Abram, suaminya terlihat baru keluar dari ruang kerjanya yang berada tepat dibawah tangga lantai 2.
Sebagai basa basi Anisa sengaja menegur Abram lebih dulu ketika melihat pria itu menutup pintu ruang kerjanya.
"Pekerjaannya sudah selesai, Mas?"
Abram menoleh kearah kaki tangga, lalu tersenyum dan mendekat ketika melihat Anisa berdiri disana.
" Aku hanya memeriksa beberapa berkas penting yang berkaitan dengan proyek diBandung, Nis. Bagaimana keadaanmu sekarang?Apa sudah membaik?" Pria itu bertanya, dengan mengamati penampilan Anisa yang terlihat lebih segar dibanding waktu baru pulang tadi pagi.
" Seperti yang Mas lihat. Aku sudah lebih baik sekarang setelah berendam dan istirahat sebentar tadi.Efek mabuk ku sekarang benar benar sudah hilang," Anisa bicara dengan nada suara seceria mungkin, dihadapan pria itu untuk menutupi kesalahannya tadi malam.
" Baguslah kalau begitu, aku senang mendengarnya, Nis. Oh iya, mungkin lusa aku harus pergi dinas ke Bandung lagi,' Abram memberitahu rencananya sambil mereka berjalan menuju ruang makan.
Suasana hati Anisa yang semula sudah lebih baik setelah membersihkan diri dan berniat untuk bersikap baik pada suaminya sebagai penebusan rasa bersalah atas dosa yang sudah dilakukannya, tiba tiba terlupakan saat mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh Abram.
" Lagi?! Mas mau dinas ke Bandung lagi? Bukannya pagi ini baru pulang dari sana!" Suara Anisa terdengar tinggi dan kesal saat mengatakannya.
Melihat istrinya marah Abram berhenti melangkah, lalu berputar sampai posisi mereka saling berhadapan, sebelum bicara lagi pada Anisa yang wajahnya tampak merah karena menahan kesal.
" Nis, maaf. Tapi.. Aku harus pergi, karena ini sangat penting." Meski tau istrinya sedang marah tapi Abram bicara pada perempuan itu dengan nada pelan membujuk.
"Penting?! Apa proyek disana lebih penting dibanding aku, Mas?!" Bukannya luluh, Anisa malah terlihat semakin emosi. Sekarang bukan hanya wajahnya saja yang merah tapi juga matanya merah karena menahan airmata yang akan keluar akibat rasa kesal yang dirasakannya pada pria suaminya.
Anisa bukan marah hanya karena akan ditinggal pergi dinas oleh suaminya, tapi karena selama 6 bulan terakhir ini Abram sangat sering pergi keluar kota dengan alasan dinas, terutama di daerah Bandung tempat perusahaan mereka sedang punya proyek besar disana.
Dan kembali hanya satu atau dua hari lalu pergi lagi, sebagai istri bagaimana Anisa tidak mengeluarkan protesnya apalagi mereka menikah baru sekitar setahun lebih.
Selain itu yang membuat Anisa merasa semakin marah dan kesal karen sempat suaminya sedang bicara ditelpon dengan seorang perempuan yang dia belum tau siapa, tapi dari cara dan nada suara Abram ketika menelpon malam itu, sangat jelas ditelinga Anisa bahwa hubungan antara Baram dan perempuan diseberang telpon tersebut tidak biasa.
Itu bukan berarti, dia juga membenarkan apa yang sudah dilakukan nya tadi malam bersama Arga,adik iparnya tersebut.
Karena secara sadar dia tau kalau yang dilakukannya tadi malam dengan Arga adalah sebuah kesalahan dan dosa karena status nya sekarang yang sudah menjadi seorang istri.
Anisa benar benar sangat menyesal dan berniat memperbaiki hubungannya dengan Abram, meski sudah berbuat salah.
Tapi kenapa sekarang Abram malah ingin pergi keluar kota lagi, dengan alasan bekerja. Apakah bagi pria itu pekerjaannya lebih penting dari dirinya.Apa suaminya tidak bisa melihat kalau bukan hanya hari ini, tapi sudah sejak beberapa waktu yang lalu dia sedang dalam kondisi tidak baik baik saja, karena dipenuhi tanda tanya juga rasa cemas, kalau pria yang sudah menikahi itu sekarang punya perempuan lain diluar sana selain dirinya.
" Apa harus Mas Abram yang pergi? Bukannya diperusahaan ada orang lain selain, Mas. Bagaimana kalau menyuruh mereka saja kali ini untuk pergi." Anisa tidak lagi bicara sekeras tadi tapi sekarang nada suaranya lebih lembut berharap dengan melakukan itu Abram akan mau membatalkan niatnya untuk pergi dan tetap dirumah mereka bersamanya sekarang.
" Nis!"Kali ini nada suara pria itu yang terdengar meninggi,dia menatap Anisa tajam.
" Kamu kenapa? Jangan seperti anak kecil.Aku pergi kesana untuk bekerja, kamu pikir untuk apa?!"
" Aku tau Mas tapi akhir akhir ini terlalu sering sampai Mas hampir nggak punya waktu untukku, istrimu!" Meski ikut kesal tapi Anisa berusaha mengendalikan suaranya agar tidak ikut meninggi karena dia sadar kalau sekarang dirumah mereka ada nyonya Sarah ibu mertuanya.
"Untuk itu aku minta maaf, Nis.Tapi aku janji setelah proyek diBandung ini selesai, waktuku untuk mu akan sangat banyak. Jadi ayo nanti kita berlibur atau melakukan bukan madu lagi yang kedua, Nis."
Abram menyentuh wajah istrinya lembut dengan maksud membujuk perempuan itu, agar mau mengijinkannya pergi keluar kota.
Anisa menepis tangan Abram yang ada diwajahnya,dia sudah terlalu kesal sekarang karena pria terus bersikeras untuk pergi, tanpa berniat sedikit pun mendengarkan keinginannya sebagai seorang istri yang mulai merasa diabaikan.
" Jangan membujuk ku, Mas.Percuma."
Meski istrinya tetap menolak, tapi Abram tetap bersikeras untuk mencoba membujuk lagi perempuan itu supaya luluh.
"Nis, Anisa. Aku mohon kamu bisa mengerti aku. Mungkin sekarang kamu berpikir bahwa aku lebih mementingkan pekerjaan dibanding dirimu, tapi itu nggak benar, Nis. Bagiku kamu yang terpenting, Aku sangat mencintai kamu dan apa yang kulakukan ini semua untuk masa depan kita, juga anak anak kita nanti.Jadi setelah proyek ini selesai, ayo kita merencanakan punya anak,Nis.Kamu mau kan?"
Anisa langsung membuang pandangannya kesamping, begitu mendengar kata anak keluar dari mulut suaminya. kyarena disaat itu juga, apa yang tadi pagi dikatakan Arga langsung terlintas lagi dibenaknya dan membuat perasaannya sekarang benar benar menjadi tidak karuan.
" Aku akan naik keatas untuk memenangkan diri, Mas makan aja sama mama nanti." lalu dia berlalu pergi meninggalkan Abram, yang hanya bisa berdiri terpaku ditempatnya, menatap istrinya yang naik kelantai 2 menuju kamar mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nenk Jelita
buntutin ajh Nissa
ada udang dibalik udang
2024-01-14
1
Erina Situmeang
jangan marah sampai emosi yg tinggi kalau suami mau pergi kerja keluar kita ya bilang ikut aja sekalian memantau suami siapa tau ada apanya😁
2023-12-17
0
Yuliana Tunru
kerja sekalian bersenang2 dgn selingkuhan kan bram..smoga nisa segera tau siapa dan apa ygbbram sembunyikan..sabar nisa
2023-12-07
3