3. Pulang Kerumah.

Anisa menarik nafas dengan keras, sebelum berjalan masuk kedalam rumah.

Dadanya berdebar oleh perasaan gamang dan cemas, apa yang harus dikatakannya pada Abram, suaminya. Ketika dia masuk nanti.

Meski selama berada didalam taksi tadi dia sudah berusaha mengatur kata kata yang akan dijadikan sebagai alasan, kenapa dia keluar untuk minum lalu berakhir menginap dihotel, serta kenapa Arga sampai menjawab ponsel miliknya, tetap saja sekarang dia merasa gugup dan cemas.

Andai tidak ingat kalau sekarang dia bukan lagi anak kecil, rasanya dia ingin kabur dan menghilang saja, supaya tidak perlu berada dalam situasi seperti ini.

Dengan keberanian yang dibulatkan, Anisa mengulurkan tangan untuk mengetuk pintu rumah berwarna biru gelap tersebut.

Tapi sebelum dia sempat mengetuk, tiba tiba pintu tersebut sudah terbuka lebih dulu, dengan menampilkan sosok Abram suaminya .

Melihat Abram berdiri memenuhi seluruh pintu tepat dihadapannya, Anisa hampir saja pingsan karena terkejut juga rasa bersalah yang dirasakannya.

Dia bahkan langsung memejamkan mata, bersiap andai suaminya akan melayangkan pukulan ketubuhnya, karena sudah menghianati pria itu tadi malam bersama adiknya.

Tapi apa yang dipikirkan perempuan itu sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh Abram,bukannya memukul atau mengamuk, suaminya malah meraih tubuhnya lalu memeluknya erat penuh kekhawatiran.

" Nisa, syukurlah kamu pulang dengan selamat. Aku sangat cemas saat Arga bilang, kalau tadi malam kamu pergi ke Bar dan mabuk sampai tidak sadarkan diri."

Tubuh Anisa yang berada didalam pelukan Abram kaku membeku, reaksi yang diberikan pria itu benar benar diluar pikirannya, membuat dirinya semakin merasa bersalah terhadap pria tersebut.

" Mmaaf..Mas," hanya itu yang berhasil keluar dari bibir Anisa, sebagai jawaban dan bentuk penyesalan yang dirasakannya sekarang. karena sudah menjadi istri tidak tahu diri dengan tega mengkhianati suaminya bersama adik iparnya sendiri, hanya karena cemburu semata.

Abram melepaskan pelukannya, dengan kedua tangan masih berada dipundak sang istri.

Dia menatap wajah perempuan yang sudah menjadi istrinya sekitar setahun ini, dengan tatapan lembut penuh cinta seperti biasanya.

" Sepertinya aku sudah menjadi suami yang jahat akhir akhir ini, karena itu kamu sampai harus pergi ke Bar untuk meluapkan perasaan terpendam mu, Nis." Buru buru Anisa menggelengkan kepala, dengan mulut terkunci akibat rasa bersalah yang menyesakkannya.

" Itu pasti benar. Maaf ya Nisa, akhir akhir ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku diperusahaan, sampai mengabaikanmu.Kamu pasti sangat kesepian, makanya sampai pergi keBar untuk mencari hiburan. Aku janji ini tidak akan terjadi lagi kedepannya. Sesibuk apapun aku,kamu adalah prioritas utamaku,Nis."

Anisa semakin merasa bersalah dan berdosa mendegarnya. Dia benar benar sudah menjadi istri yang sangat durhaka pada suaminya, karena tega mengkhianati pria tersebut tadi malam.

" Eenggak Mas, bukan karena itu. Aku tau Mas Abram sibuk karena memang sedang banyak pekerjaan. Aku pergi ke Bar, karena..."

Anisa berusaha menjelaskan, meski berniat menutupi tentang sudah tidur bersama Arga tapi sebelum dia melakukannya Abram sudah memotong ucapannya lebih dulu, membuat dia hanya bisa diam diliputi perasaan bersalah.

" Tapi syukurlah disana kamu bertemu Arga saat mabuk, jadi kamu tetap aman dan bisa pulang dengan selamat seperti sekarang." Lalu Abram kembali memeluk tubuh Anisa erat, seperti sebelumnya membuat perempuan itu hanya bisa membalas pelukan yang diberikan suaminya dengan perasaan tidak bisa digambarkan.Merasa bersalah, menyesal juga marah.

Dia merasa marah, bukan hanya pada dirinya sendiri tapi pada Arga, adik ipar brengseknya, karena sudah membuat dia berada dalam posisi sebagai istri tidak setia dan jahat terhadap, Abram suaminya.

Tidak sanggup terus dihantui perasaan bersalah karena perlakuan manis Abram, Anisa segera mendorong tubuh pria itu menjauh dan untung saja Abram tidak menolak.

" Aku akan masuk kedalam untuk ganti baju Mas.Ini mulai nggak nyaman karena penuh aroma alkohol," Anisa beralasan lalu berjalan masuk tapi baru beberapa langkah, Abram bicara dari belakang punggungnya.

" Mama ada didalam, Nis."

Seketika Anisa berbalik menatap lagi kearah pria itu Dnegan wajah terkejut dan syok yang lebih parah dari yang tadi.

" Apa! Bbukankah...Mmama ada di Ausi,Mas. Kenapa sekarang ada dirumah?!" Dia bertanya dengan wajah pucat kepada Abram.

" Karena mama merindukanmu, Nisa sayang," dari dalam rumah, keluar seorang perempuan berusia sekitar 60 tahun yang masih cantik dan segar,berjalan mendekat kearah Anisa dengan senyum lebar.

" Mama..." hanya itu yang bisa keluar dari bibirnya ketika melihat sosok ibu mertuanya ada dirumah mereka.

Sarah Anderson, perempuan paruh baya dengan wajah blasteran Indonesia Ausi itu langsung memeluk tubuh menantunya erat, yang membuat Anisa mau tidak mau terpaksa membalas pelukan hangat tersebut.

" Mama sangat rindu padamu, Nisa." perempuan itu kembali mengulang ucapannya, membuat Anisa terpaksa menjawab hal yang sama,meski sejujurnya sekarang sangat tidak berharap melihat sosok perempuan itu dirumahnya.

" Nisa juga, ma.Senang sekali melihat mama ada disini lagi." Dia mengatakan dengan suara berusaha senormal mungkin, agar ibu mertuanya tidak bisa tau kalau sekarang dia merasa sangat gugup dan cemas.

Biasanya Anisa sangat senang saat mendapatkan perlakuan akrab seperti ini dari ibu mertuanya,karena mereka memang sangat dekat.

Bahkan Anisa sudah menganggap kedua mertuanya seperti orang tuanya sendiri, terutama sejak kedua orang tuanya meninggal 3 tahun lalu akibat sebuah kecelakaan tragis ketika mereka sedang berada diluar negeri.

Disaat terpuruk tersebut, nyonya Sarah Anderson dan suaminya, serta Abram adalah orang orang yang menguatkan dirinya saat itu , hingga membuat hubungan mereka yang memang semula sudah terjalin karena hubungan rekan kerja ketika kedua orang tua Anisa masih hidup menjadi semakin erat dan sangat dekat, layaknya keluarga baru bagi Anisa.

Jadi ketika sekitar satu setengah tahun yang lalu Abram menyatakan perasaan padanya,Anisa dengan senang hati menerimanya.

Meski kalau boleh jujur ketika dia menerima cinta Abram,dihatinya masih ada nama seorang laki laki yang belum bisa dilupakannya.

Nama pria itu adalah Arga,kekasihnya sejak mereka baru masuk keperguruan tinggi sampai mereka berdua sama sama menyelesaikan kuliah.

Pria itu meninggalkannya sehari setelah mereka diwisuda, tiba tiba Arga pergi begitu saja, tanpa sepatah katapun seolah lenyap ditelan bumi, setelah Anisa memberikan kesuciannya membuat dia merasa sangat hancur ketika mengetahuinya.

Untung saja ketika Abram menikahinya, pria itu tidak pernah mempermasalahkan kondisi dirinya yang sudah tidak suci lagi saat itu. Bahkan Abram juga tidak pernah bertanya kenapa dan siapa pria yang sudah mengambilnya.

Saat itu Anisa benar benar merasa sangat beruntung menikah dengan Abram dan menjadi bagian dari keluarga pria itu, sampai dia mengetahui kalau Abram punya seorang adik tiri yang tinggal di Amerika dan adik itu ternyata Arga,mantan kekasihnya.

Halo reader ini karya baru autor mohon dukungannya ya untuk karya ini.

Kalau kalian suka, tolong tinggalkan like dan komennya, happy reading 🥰.

Terpopuler

Comments

Nenk Jelita

Nenk Jelita

like donk
Abram selingkuh pasti

2024-01-14

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

rumit tp ya namax hidup ..kykx abram mmg punya selingjuhan makax tak mau nisa hamil atau pura2 cinta..lanjut thor smoga up x rajin tiap hari...

2023-12-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!