Jam pertama semua murid IPA kelas 10 melakukan praktek di laboratorium mengenai pembedahan katak, "baik semuanya, langsung ke lab ya, ibuk mau ke TU sebentar, nanti kalau kalian udah di sana, kalian jangan bedah dulu kalian tunggu ibuk datang baru kita praktek, oke..!".
"Oke buukk,..!!" seru semua murid
"Gibran, berapa biji ko bawa katak?" tanya Juna, "aku bawa satu, kenapa rupanya?"
"aduh gimana nih, katak punya ku malah metong lagi"
"cih pasti gak ko kasih makan, makanya dia mati, kan ?" ujar Zahir dengan serius.
"Enggak hee, semalam pas abis di tangkap, aku lupa pindahin dia ke stoples yang ada lubang nya, jadi dia ku taruh di dalam botol minuman" jelas Juna.
Hilda yang kebanyakan membawa katak pun langsung menawarkan nya kepada Juna, "nih ambil punya ku aja Juna, mumpung aku bawa banyak".
Juna pun langsung mengeluarkan stoples nya dari dalam tas, "haaa, makasih banyak ya Hilda, eh ngomong-ngomong, ngapain ko bawa banyak-banyak itu katak?"tanya Juna, dan dari belakang Ijal pun menyampong,
"Ya buat dia makan lah, apa lagi".
Akibat perkataan Ijal, Hilda pun marah dah langsung berjalan ke arah meja Ijal, "heh! ko ajak perang dunia keberapa?" tanya Hilda dengan wajah marah.
"Aduh santai aja lah mbak, orang cuma bercanda pun di bawa serius".
Karena marah, Hilda mengambil katak yang ada di atas meja Ijal, dan kemudian melempar nya keluar kelas hingga terlepas, "loh, Ijal, katak ku mana,tadi kan disini,..?" tanya Ipul yang baru kembali dari luar.
"Tanya aja sama cewek yang ada di hadapan kita ini." ujar Ijal.
Hilda pun terbingung, "eh.. anu maaf ya, aku gak tau kalau itu katak mu".
"haaaa,...! Hildaaaa,...! gimana aku mau praktek kalau gak ada bahan, haaa! sia-sia lah aku beli ini peralatan, objek yang mau di teliti malah di buang." rengek Ipul yang duduk di lantai dan menggesekkan sepatunya di lantai.
"Ih udah lah Ipul, ko kalau mau, ambil katak ku, kebetulan banyak ku bawa".
Ternyata katak milik Hilda pun terlepas ketika Juna sedang sibuk memindahkan nya kedalam stoples, "Hildaaa,..! gimana nih, udah terlepas katak-katak nya" keluh Juna.
Hilda pun mulai marah, "IIIHHH,...! KOK KO LEPAS SIH.. GIMANA CARANYA MAU PRAKTEK, HAAA!" semua siswa di dalam kelas pun tertawa, Gibran pun langsung berdiri dan keluar dari kelas.
"Gibran, ko mau kemana?" tanya Ijal.
"Tadi di suruh ibuk apa?, kita di suruh ke laboratorium kan? bukan di suruh bertengkar mengenai katak, jadi kalau memang kalian anak baik, ayo kita ke lab, kalau kalian gak mau, nanti ku sumpal kalian pakai ini katak satu-satu" ancam Gibran.
"Cih marah-marah banget, pasti hidup nya berat " ujar Haliq, Gibran pun menyiniskan matanya melihat Haliq sehingga membuat Haliq terdiam
Akhirnya semua murid pun pergi ke lab, ketika baru sampai, mereka melihat lab yang masih terkunci, karena kelamaan menunggu, Ijal pun mulai gabut, " Gibran, pinjam stetoskop lah yang ada di leher mu itu" minta nya sambil menadahkan tangan nya kepada Gibran.
" buat apa ko stetoskop?".
"Cepet aja lah!" paksa nya, dan Gibran pun memberikan nya kepada Ijal.
"ayo anak mama,.. di mana yang sakiitt... mama di sini kok gak kemana-mana, kita periksa dulu yaaa..." Ijal pun menggunakan stetoskop untuk memeriksa katak, dan Gibran yang melihat nya langsung menarik stetoskop dari Ijal.
"Ko kenapa sih? ini untuk orang bukan untuk katak, nanti abis di pakai dari katak yang ada bakteri nya di kasih lagi ke orang, abistu kena penyakit korengan" ujar Gibran.
Tak lama kemudian, guru pun datang membawa kunci lab, "ayo semua nya masuk!", setelah semua murid masuk, mereka langsung menjalan kan praktek.
"Weh, ini katak kalau di goreng enak kayak nya" ujar Yumna dengan nada yang serius.
"Ih, Yumna, sebaik nya kita gak usah berteman lagi, takut pula aku, mana masih mudaa!" jawab Hilda.
"Heheh, jangan di bawa serius".
"Apa nya yang gak di bawa serius, ko kalau ngomong suka ngadi-ngadi".
setelah selesai dari lab, para murid kembali ke kelas nya, "Zahra, katak nya ko bawa kemana?" tanya Hilda.
"Mau di makan!" jawab Zahra dengan tegas dan melirik ke arah Hilda,
"Ih marah-marah banget sih, aku nanya nya baik-baik, malah ko marah-marah." ujar Hilda.
"Biar lah urusan aku, masalah sama ko apa?"Zahra pun langsung meninggalkan Hilda.
-di kelas....
"Zaki, tadi katak itu hewan apa weh, lupa pula ku catat tadi " tanya Ijal kepada Zaki yang sibuk bermain game.
"WOI,..! KO DENGAR GAK SIH,.!" marah Ijal, karena Ijal terbawa dalam amarah nya, Ijal menendang bangku Zaki.
DUAKK... "HEH... MAMPUS KO, JATUH KAN!!" Zaki yang terjatuh bukan nya marah, ia malah melanjutkan main game di lantai tanpa menghiraukan perkataan Ijal.
"Iiihhh! Zakiiiiii! kayak nya tambang nya udah numpuk lah, bisa bisa nya orang ngomong di samping dia kayak angin lalu" Ijal semakin marah.
Gibran yang berada di depan pintu langsung berlari ke dekat Ijal yang sudah marah marah gak jelas, "Jal, udah woi, marah-marah pula ko sama dia." ujar Gibran.
"Halah, anak ini punya kuping kayak gak ada guna, orang ngomong di samping nya bisa-bisanya gak dengar, apa gak nya bikin orang kesal!" jelas Ijal yang sudah mengamuk gak karuan.
Gibran pun menjawab, "ko seharusnya lebih teliti liat kuping nya, liat lah di kuping nya ada headset bluetooth, makanya ko gak nampak, mana kecil nya cuma seupil kebo" Gibran pun mengarahkan kepala Ijal melihat ke kuping Zaki," lagian ko mau nanya apa sih ke dia?" tanya Gibran.
"Itu, tadi pas ibuk menjelaskan di lab, aku lupa catat makanya minta ke dia, eh malah gak di dengerin" Gibran memberikan buku nya kepada Ijal.
"Nah buku catatan tadi, nanti balikan ya, ko taruh di dalam tas aku aja ya, aku mau ke kantor dulu, ada bisnis bareng kepsek" ujar Gibran sambil memainkan alis nya.
"Halah tiap hari ada bisnis, entah apa pun bisnis ko tu" ujar Ijal seolah meremehkan Gibran.
"Jangan salah, nama ko aja udah ada di dalam buku BK ya, udah enam kali ko bikin masalah." kata Gibran sembari berdiri dari bangku.
"heh, apa pula kasus aku?, aku ini anak yang baik dan paling ramah banget."Gibran menyodorkan jari nya ke hidung Ijal.
"shuuuttt...! yang merokok di WC belakang siapa? setan?" bisik Gibran.
Ijal pun terdiam, dan Gibran pun langsung pergi ke kantor, "hii, mata-mata kelas rupanya, serem banget lah, mana ngancam lagi" gumam Ijal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments